
Tekanan Virus Corona Belum Berakhir, Obligasi RI Turun Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah Indonesia pada Rabu (1/4/2020) melemah karena kekhawatiran resesi dunia akibat wabah virus corona baru, yang mendorong mereka mengalihkan asetnya ke obligasi negara maju.
Sejak munculnya wabah COVID-19, investor mengkhawatirkan terjadinya resesi, sehingga banyak aset-aset berisiko dan aset yang berimbal hasil (yield) tinggi seperti obligasi ikut mengalami tekanan jual.
Kepemilikan investor asing di Surat Berharga Negara (SBN) memang turun drastis. Pada awal tahun, kepemilikan asing tercatat Rp 1.063,29 triliun dan per 30 Maret tersisa Rp 930,71 triliun.
Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya. Yield menjadi acuan keuntungan investor di pasar surat utang dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
Data Refinitiv menunjukkan penguatan harga surat utang negara (SUN) itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark). Keempat seri tersebut adalah FR0081 bertenor 5 tahun, FR0082 bertenor 10 tahun, FR0080 bertenor 15 tahun, dan FR0083 bertenor 20 tahun.
Seri acuan yang paling turun hari ini adalah FR0081 yang bertenor 5 tahun dengan kenaikan yield 7,5 basis poin (bps) menjadi 7,273%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Yield Obligasi Negara Acuan 31 Mar'20 | |||||
Seri | Jatuh tempo | Yield 31 Mar'20 (%) | Yield 1 Apr'20 (%) | Selisih (basis poin) | Yield wajar PHEI 1 Apr'20 (%) |
FR0081 | 5 tahun | 7.198 | 7.273 | 7.50 | 7.2765 |
FR0082 | 10 tahun | 7.864 | 7.907 | 4.30 | 7.9253 |
FR0080 | 15 tahun | 8.236 | 8.287 | 5.10 | 8.2651 |
FR0083 | 20 tahun | 8.375 | 8.382 | 0.70 | 8.3512 |
Sumber: Refinitiv
Koreksi pasar obligasi pemerintah hari ini tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) juga menurun. Indeks tersebut turun 0,51 poin (0,19%) menjadi 262,13 dari posisi kemarin 262,63.
Penurunan di pasar surat utang hari ini senada dengan pelemahan rupiah di pasar valas. Pada Rabu (1/4/2020), US$ 1 dibanderol Rp 16.440/US$ di pasar spot. Rupiah melemah 0,86% dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya.
Obligasi Pemerintah Turun, Terburuk Kedua
Pelemahan harga SUN tidak senada dengan kenaikan di pasar surat utang pemerintah negara maju dan berkembang lainnya, meski bervariasi. Di antara pasar obligasi negara yang dikompilasi Tim Riset CNBC Indonesia, SBN kita menjadi yang terburuk kedua setelah Thailand.
Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang | |||
Negara | Yield 31 Mar'20 (%) | Yield 1 Apr'20 (%) | Selisih (basis poin) |
Brasil (BB-) | 7.85 | 7.69 | -16.00 |
China (A+) | 2.663 | 2.652 | -1.10 |
Jerman (AAA) | -0.476 | -0.497 | -2.10 |
Prancis (AA) | -0.039 | -0.005 | 3.40 |
Inggris Raya (AA) | 0.354 | 0.288 | -6.60 |
India (BBB-) | 6.117 | 6.138 | 2.10 |
Jepang (A) | 0.019 | 0.007 | -1.20 |
Malaysia (A-) | 3.365 | 3.35 | -1.50 |
Filipina (BBB) | 5.068 | 5 | -6.80 |
Rusia (BBB) | 6.86 | 6.86 | 0.00 |
Singapura (AAA) | 1.293 | 1.255 | -3.80 |
Thailand (BBB+) | 1.52 | 1.57 | 5.00 |
Amerika Serikat (AAA) | 0.693 | 0.618 | -7.50 |
Afrika Selatan (BB+) | 11.05 | 10.91 | -14.00 |
Sumber: Refinitiv
Hal tersebut mencerminkan investor global memburu pasar obligasi negara maju yang dinilai lebih aman di tengah bayang-bayang resesi dunia akibat wabah corona.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(har/har) Next Article Asing Mulai Masuk Obligasi RI, Setelah Sempat Keluar Rp 114 T