Diguyur Stimulus Jokowi Rp 405 T, IHSG Tancap Gas!

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
01 April 2020 09:21
Pasar Diguyur Sentimen Stimulus Jokowi
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Kamis 26/3/2020 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Sentimen yang ada di pasar masih seputar COVID-19. Pandemi ini kini sudah menjangkiti lebih dari 857 ribu orang di dunia. Tak kurang dari 42 ribu orang meninggal dibuatnya. Kasus terus bertambah dengan signifikan tiap harinya dengan AS, Italia dan Spanyol memimpin klasemen sementara.

Kasus di dalam negeri pun terus bertambah. Hingga kemarin, data Kementerian Kesehatan RI menunjukkan jumlah kasus di tanah air mencapai 1.528 dan sebanyak 136 orang meninggal dunia.

Untuk menurunkan angka transmisi penyebaran virus, RI-1 Joko Widodo menetapkan kebijakan social distancing secara besar-besaran dengan lebih disiplin dan dibantu oleh aparat.

Tak sampai di situ. Kemarin, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengumumkan rencana penerbitan Peraturan Pengganti Undang-Undang (Perppu) untuk merelaksasi batas defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) menjadi 5%, dari batas sekarang hanya 3%. Pemerintah akan menggali lebih banyak utang, demi menggulirkan stimulus ke sektor swasta dan rakyat.

Presiden Jokowi kemarin mengumumkan adanya tambahan belanja dan pembiayaan APBN 2020 untuk penanganan covid-19 sebesar Rp 405,1 triliun.  Anggaran sebesar Rp 405,1 triliun tersebut akan digunakan untuk Rp 75 triliun dana kesehatan, Rp 110 triliun untuk jaring pengaman sosial atau sosial safety net (SSN), Rp 70,1 triliun untuk insentif perpajakan, dan stimulus kredit usaha rakyat.

Termasuk Rp 150 triliun yang dialokasikan untuk pembiayaan program pemulihan ekonomi nasional.

Hari ini bursa saham domestik juga akan diwarnai dengan rilis data inflasi untuk bulan Maret. Polling Reuters menyebutkan inflasi Maret (tahunan) bakal berada di level 2,96% atau tak berubah dari posisi sebelumnya 2,98%.

Inflasi bulanan berada di 0,14% atau jauh melambat dari sebelumnya 0,28%. Adapun laju inflasi inti diprediksi lebih cepat yakni menjadi 2,79% dari sebelumnya 2,76%.

Jika polling tersebut terkonfirmasi, maka aksi panic buying dan kenaikan harga beberapa komoditas (terutama bawang putih) yang sempat terjadi beberapa waktu lalu terbukti tidak memicu lonjakan inflasi, alias masih dalam skala yang terkontrol.



Di sisi lain, inflasi yang terkendali di Maret--bulan pertama bangsa ini mengonfirmasi adanya kasus COVID-19, menunjukkan bahwa suplai barang masih berlangsung normal alias tidak terganggu meski pemerintah telah mengumumkan social distancing yang berujung pada penurunan aktivitas bisnis dan konsumsi masyarakat.



Ini akan memicu optimisme pelaku pasar bahwa efek COVID-19 untuk saat ini masih terkendali di Nusantara. Namun bagaimanapun juga investor masih mencermati terus perkembangan kasus COVID-19 di Tanah air, terutama bagaimana upaya pemerintah menangani hal ini.

Untuk sementara ini, IHSG masih mencatatkan koreksi sebesar 27,95% sejak awal tahun dan investor asing juga masih jaga jarak dengan bursa saham RI. Hal ini terlihat dari aksi net sell yang mencapai lebih dari Rp 10 triliun sejak awal tahun.


TIM RISET CNBC INDONESIA

(twg/twg)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular