
Stimulus dari Jokowi, Jadi Momen Profit Taking Bagi Investor
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
01 April 2020 08:53

Jakarta, CNBC Indonesia - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan akan bergerak melemah pada perdagangan hari ini karena didorong aksi ambil untung (profit taking) pelaku pasar.
Sebelumnya, pada perdagangan Selasa kemarin, IHSG ditutup menguat 2,82% ke level 4.538,93 poin dengan catatan nilai transaksi sebesar Rp 7,55 triliun dengan investor asing melakukan aksi jual bersih Rp 286,94 miliar di pasar reguler dan non-reguler.
Head of Research PT MNC Sekuritas, Edwin Sebayang mencermati, pelaku pasar akan melakukan profit taking sembari mencerna beberapa peraturan yang baru diterbitkan Pemerintah sebagai stimulus dalam menghadapi pandemi COVID-19. Pemerintah menyiapkan anggaran tambahan untuk penanganan wabah virus corona sebesar Rp 405,1 triliun.
Hingga 31 Maret 2020, wabah Corona sudah sudah menjangkiti 1,528 orang dengan jumlah yang tewas 136 orang.
"Turunnya harga komoditas seperti emas, minyak dan CPO juga berpotensi menjadi sentimen negatif untuk market melakukan profit taking," kata Edwin, dalam riset harian, Rabu (1/4/2020).
Valbury Sekuritas memaparkan, prospek pertumbuhan ekonomi global sepanjang tahun ini dipastikan terdampak dalam akibat pandemi virus corona. Termasuk bagi perekonomian Indonesia.
Bank Dunia memperkirakan, ekonomi Indonesia akan mengalami tekanan mendalam yang dapat menahan laju pertumbuhan ekonomi hanya tumbuh 2,1% tahun ini. Untuk konsumsi rumah tangga, komponen yang menjadi penopang pertumbuhan ekonomi turun sangat tajam pada tahun ini hanya 1,5% dibandingkan pertumbuhan tahun lalu 5,2%.
"Prediksi dari Bank Dunia terhadap perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dapat turun tajam tahun ini serta dana stimulus dalam menangani covid-19 Indonesia relatif kecil, menjadi pandangan negatif bagi pasar," tulis Valbury, Rabu (1/4/2020).
Dengan demikian, IHSG diperkirakan akan bergerak pada rentang support 4.447/4.355/4.294 dan resistance 4.600/4.661/4.753.
(hps/hps) Next Article Digitalisasi Picu Investor Ritel Domestik Bursa RI 'Meledak'
Sebelumnya, pada perdagangan Selasa kemarin, IHSG ditutup menguat 2,82% ke level 4.538,93 poin dengan catatan nilai transaksi sebesar Rp 7,55 triliun dengan investor asing melakukan aksi jual bersih Rp 286,94 miliar di pasar reguler dan non-reguler.
Head of Research PT MNC Sekuritas, Edwin Sebayang mencermati, pelaku pasar akan melakukan profit taking sembari mencerna beberapa peraturan yang baru diterbitkan Pemerintah sebagai stimulus dalam menghadapi pandemi COVID-19. Pemerintah menyiapkan anggaran tambahan untuk penanganan wabah virus corona sebesar Rp 405,1 triliun.
Hingga 31 Maret 2020, wabah Corona sudah sudah menjangkiti 1,528 orang dengan jumlah yang tewas 136 orang.
"Turunnya harga komoditas seperti emas, minyak dan CPO juga berpotensi menjadi sentimen negatif untuk market melakukan profit taking," kata Edwin, dalam riset harian, Rabu (1/4/2020).
Valbury Sekuritas memaparkan, prospek pertumbuhan ekonomi global sepanjang tahun ini dipastikan terdampak dalam akibat pandemi virus corona. Termasuk bagi perekonomian Indonesia.
Bank Dunia memperkirakan, ekonomi Indonesia akan mengalami tekanan mendalam yang dapat menahan laju pertumbuhan ekonomi hanya tumbuh 2,1% tahun ini. Untuk konsumsi rumah tangga, komponen yang menjadi penopang pertumbuhan ekonomi turun sangat tajam pada tahun ini hanya 1,5% dibandingkan pertumbuhan tahun lalu 5,2%.
"Prediksi dari Bank Dunia terhadap perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dapat turun tajam tahun ini serta dana stimulus dalam menangani covid-19 Indonesia relatif kecil, menjadi pandangan negatif bagi pasar," tulis Valbury, Rabu (1/4/2020).
Dengan demikian, IHSG diperkirakan akan bergerak pada rentang support 4.447/4.355/4.294 dan resistance 4.600/4.661/4.753.
(hps/hps) Next Article Digitalisasi Picu Investor Ritel Domestik Bursa RI 'Meledak'
Most Popular