BI Turun Tangan Intervensi Pasar, Harga Obligasi RI Melesat

Haryanto, CNBC Indonesia
31 March 2020 20:51
Harga obligasi rupiah pemerintah Indonesia pada Selasa (31/3/2020) menguat setelah BI mengungkapkan telah membeli obligasi pemerintah
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah hari ini, Selasa (31/3/2020) menguat setelah Bank Indonesia (BI) mengungkapkan telah membeli Surat Berharga Negara (SBN) tersebut dalam jumlah besar untuk stabilisasi nilai tukar rupiah.

"BI berkomitmen melakukan stabilisasi di pasar spot, Domestic Non-Deliverable Forwards (DNDF), dan pembelian SBN di pasar sekunder. Secara year-to-date, BI telah membeli SBN sebesar Rp 172,5 triliun," kata Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam briefing perkembangan ekonomi terkini, Selasa (31/3/2020).

Aksi beli tersebut memicu apresiasi harga obligasi di dalam negeri, yang bergerak senada dengan penguatan di pasar surat utang negara maju dan berkembang.

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya.  Yield menjadi acuan keuntungan investor di pasar surat utang dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.

Data Refinitiv menunjukkan penguatanharga surat utang negara (SUN) itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark). Keempat seri tersebut adalah FR0081 bertenor 5 tahun, FR0082 bertenor 10 tahun, FR0080 bertenor 15 tahun, dan FR0083 bertenor 20 tahun.

Seri acuan yang paling naik hari ini adalah FR0083 yang bertenor 20 tahun dengan penurunan yield 15,5 basis poin (bps) menjadi 8.375%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.

 

Yield Obligasi Negara Acuan 31 Mar'20

Seri

Jatuh tempo

Yield 30 Mar'20 (%)

Yield 31 Mar'20 (%)

Selisih (basis poin)

Yield wajar PHEI 31 Mar'21 (%)

FR0081

5 tahun

7.212

7.198

-1.40

7.1522

FR0082

10 tahun

7.906

7.864

-4.20

7.8727

FR0080

15 tahun

8.356

8.236

-12.00

8.1805

FR0083

20 tahun

8.530

8.375

-15.50

8.2994

Sumber: Refinitiv

 

Penguatan pasar obligasi pemerintah hari ini tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) juga menguat. Indeks tersebut naik 0,25 poin (0,1%) menjadi 262,63 dari posisi kemarin 262,39.

Kenaikandi pasar surat utang hari ini senada dengan penguatan rupiah di pasar valas. Pada Selasa (31/3/2020), US$ 1 dibanderol Rp 16.300/US$ di pasar spot. Rupiah menguat 0,15% dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya.

Pemerintah menerbitkan surat utang negara (SUN) senilai Rp 22,22 triliun dengan target indikatif Rp 15 triliun.  Terjadi kelebihan permintaan (oversubscribed) sebesar 2 kali karena permintaan yg masuk senilai Rp 33,515 triliun lebih besar dari yg diterbitkan pemerintah.

 

31-Mar-20

Seri

 

 

 

 

 

SPN12200703

SPN12210401

FR0081

FR0082

FR0080

FR0083

FR0076

Jatuh tempo

03-Jul-20

01-Apr-21

15-Jun-25

15-Sep-30

15-Jun-35

15 April 2040

15 May 2048

Yield rerata tertimbang

2.500%

3.449%

7.154%

7.830%

8.230%

8.339%

Penawaran masuk

2,590

7,600

9,463

8,5145

3,5958

1,4869

0,2648

Sumber : djppr.kemenkeu.go.id

 

Obligasi Pemerintah Terbaik Ketiga

Penguatan harga SUN senada dengan kenaikan di pasar surat utang pemerintah negara berkembang lainnya, meski bervariasi. Di antara pasar obligasi negara yang dikompilasi Tim Riset CNBC Indonesia, SBN menjadi yang terbaik ketiga di antara negara berkembang, setelah Afrika Selatan dan Rusia.

Dari pasar surat utang negara berkembang terpantau menguat meski bervariasi, yang hampir mengalami penurunan tingkat yield. Sementara surat utang negara maju melemah, yang mengalami kenaikan tingkat yield kecuali China.

Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang

Negara

Yield 30 Mar'20 (%)

Yield 31 Mar'20 (%)

Selisih (basis poin)

Brasil (BB-)

7.86

7.85

-1.00

China (A+)

2.697

2.663

-3.40

Jerman (AAA)

-0.527

-0.476

5.10

Prancis (AA)

-0.098

-0.039

5.90

Inggris Raya (AA)

0.287

0.354

6.70

India (BBB-)

6.176

6.117

-5.90

Jepang (A)

0.007

0.019

1.20

Malaysia (A-)

3.399

3.365

-3.40

Filipina (BBB)

4.948

5.068

12.00

Rusia (BBB)

7.11

6.86

-25.00

Singapura (AAA)

1.24

1.293

5.30

Thailand (BBB+)

1.45

1.52

7.00

Amerika Serikat (AAA)

0.637

0.693

5.60

Afrika Selatan (BB+)

11.65

11.05

-60.00

Sumber: Refinitiv

Hal tersebut mencerminkan investor global masih memburu pasar obligasi yang lebih menghasilkan di tengah ketidakpastian ekonomi yang mungkin menuju resesi akibat penyebaran wabah virus corona, karena intervensi pemerintah dan bank sentral global melalui kucuran mega stimulus.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(har/har) Next Article Derasnya Capital Inflow, Obligasi RI Makin Pede

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular