
BI: Covid-19 Tidak Berdampak ke Perbankan RI!
Lidya Julita Sembiring-Kembaren, CNBC Indonesia
31 March 2020 15:29

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) menegaskan perlambatan ekonomi akibat penyebaran virus corona tidak mempengaruhi kesehatan perbankan nasional. Sebab, kondisi perbankan saat ini sudah jauh lebih kuat ketimbang kala krisis multi-dimensi pada 1998.
"Saya katakan, Covid-19 tidak berdampak ke perbankan. Covid-19 adalah masalah kemanusiaan, kesehatan," tegas Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam briefing perkembangan ekonomi terkini, Selasa (31/3/2020).
Perry menjelaskan kondisi perbankan Indonesia sangat sehat. Saat ini rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio) berada di 23%. Rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) terjaga rendah di 2,5% gross atau 1,3% nett.
"Ketahanan industri perbankan kita kuat," ujarnya.
Namun, Perry mengakui bahwa ada beberapa isu yang perlu menjadi perhatian. Misalnya risiko NPL karena perlambatan ekonomi membuat kinerja perusahaan dan UMKM ikut turun.
"UMKM tidak bisa berjalan dan pendapatan berkurang. Debitur kecil mengalami gangguan kerana Covid-19, bukan karena mereka ngemplang tetapi karena mereka tidak bisa bekerja. Ini yang harus jadi perhatian," sebutnya.
Oleh karena itu, demikian Perry, pemerintah telah menyiapkan stimulus fiskal. Salah satunya adalah bantuan sosial (bansos) bagi mereka yang membutuhkan.
"Ini yang sudah dipikirkan pemerintah melalui. stimulus fiskal. Bagai mana mengatasi masalah kesehatan, membayar dokter, obat, dan lain-lain. Kedua, memastikan masyarakat bebannya dibantu melalui bansos, yang disebut jaring pengaman sosial. Mereka perlu ditambah ke depa," jelas Perry.
Selain itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga memberikan stimulus berupa relaksasi pembayaran kredit. Ditambah lagi stimulus moneter berupa penurunan suku bunga acuan.
"Jadi bagaimana mengurangi beban UMKM, dunia usaha, dan dampaknya ke perbankan bisa dimitigasi," kata Perry.
(aji/aji) Next Article Tsunami Corona India Bikin Rupee dan Bursa Saham Sengsara!
"Saya katakan, Covid-19 tidak berdampak ke perbankan. Covid-19 adalah masalah kemanusiaan, kesehatan," tegas Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam briefing perkembangan ekonomi terkini, Selasa (31/3/2020).
Perry menjelaskan kondisi perbankan Indonesia sangat sehat. Saat ini rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio) berada di 23%. Rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) terjaga rendah di 2,5% gross atau 1,3% nett.
Namun, Perry mengakui bahwa ada beberapa isu yang perlu menjadi perhatian. Misalnya risiko NPL karena perlambatan ekonomi membuat kinerja perusahaan dan UMKM ikut turun.
"UMKM tidak bisa berjalan dan pendapatan berkurang. Debitur kecil mengalami gangguan kerana Covid-19, bukan karena mereka ngemplang tetapi karena mereka tidak bisa bekerja. Ini yang harus jadi perhatian," sebutnya.
Oleh karena itu, demikian Perry, pemerintah telah menyiapkan stimulus fiskal. Salah satunya adalah bantuan sosial (bansos) bagi mereka yang membutuhkan.
"Ini yang sudah dipikirkan pemerintah melalui. stimulus fiskal. Bagai mana mengatasi masalah kesehatan, membayar dokter, obat, dan lain-lain. Kedua, memastikan masyarakat bebannya dibantu melalui bansos, yang disebut jaring pengaman sosial. Mereka perlu ditambah ke depa," jelas Perry.
Selain itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga memberikan stimulus berupa relaksasi pembayaran kredit. Ditambah lagi stimulus moneter berupa penurunan suku bunga acuan.
"Jadi bagaimana mengurangi beban UMKM, dunia usaha, dan dampaknya ke perbankan bisa dimitigasi," kata Perry.
(aji/aji) Next Article Tsunami Corona India Bikin Rupee dan Bursa Saham Sengsara!
Most Popular