
Outflow Rp 145 T, Bos BI: Asing Mulai Masuk Lagi ke Obligasi
Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
31 March 2020 15:11

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) menegaskan minat investor asing terhadap instrumen investasi di Indonesia termasuk obligasi negara masih tinggi, kendati secara tahun berjalan atau year to date (ytd) hingga 30 Maret lalu masih terjadi aliran modal keluar (capital outflow) mencapai Rp 145 triliun.
"Minat investasi [asing] ke Indonesia masih tinggi, meski demikian year to date terjadi net outflow, ytd naik dari saham dan obligasi, outflow Rp 145 triliun, terdiri dari Rp 131,1 triliun dan saham sekitar Rp 9,9 triliun," kata Gubernur BI Perry Warjiyo, dalam update perkembangan ekonomi RI, lewat video conference, Selasa (31/3/2020).
Dia mengatakan minat investor asing yang tinggi itu tercermin dari lelang Surat Berharga Negara (SBN) yang dimenangkan pemerintah hingga Rp 22,2 triliun, di atas target sebesar Rp 15 triliun.
"Karena memang bid-nya [penawaran yang masuk dari investor] Rp 35,1 triliun, jadi memang minat investor beli SBN masih tinggi dan Kementerian Keuangan memenangkan lelang lebih dari target Rp 15 triliun, dan memenangkan Rp 22,2 triliun dari bid yang masuk," jelas Perry.
Perry menjelaskan sebagian besar aliran modal asing keluar lebih karena momen pandemi corona (COVID-19). Jika dihitung periode 20 Januari hingga 30 Maret lalu, terjadi outflow sebesar Rp 167,9 triliun.
Adapun periode awal Januari sampai tanggal 19, terjadi aliran modal asing (inflow), sementara pada 20 Januari mulai terjadi outflow cukup besar. "Pada 20 Januari ada outflow besar, di antaranya SBN Rp 153,4 triliun dan saham Rp 13,4 triliun, itu yang terjadi," katanya.
Dia mengatakan investor global juga didorong untuk masuk ke transaksi domestic non deliverable forward (DNDF). DNDF adalah transaksi forward yang penyelesaian transaksinya dilakukan secara netting dalam mata uang rupiah di pasar valuta asing domestik.
"Berkaitan dengan aliran modal, memang outflow seminggu terakhir mereda dan sekarang ada inflow."
Mengacu data Bursa Efek Indonesia, dalam sebulan terakhir hingga penutupan perdagangan saham Selasa pukul 15.00 WIB, terjadi net sell (jual bersih) asing sebesar Rp 5,93 triliun di pasar reguler. Sementara di pasar nego dan tunai, terjadi beli bersih asing Rp 653 miliar.
(tas/tas) Next Article Sejak Awal Tahun, BI Borong Surat Utang Pemerintah Rp 115 T
"Minat investasi [asing] ke Indonesia masih tinggi, meski demikian year to date terjadi net outflow, ytd naik dari saham dan obligasi, outflow Rp 145 triliun, terdiri dari Rp 131,1 triliun dan saham sekitar Rp 9,9 triliun," kata Gubernur BI Perry Warjiyo, dalam update perkembangan ekonomi RI, lewat video conference, Selasa (31/3/2020).
Dia mengatakan minat investor asing yang tinggi itu tercermin dari lelang Surat Berharga Negara (SBN) yang dimenangkan pemerintah hingga Rp 22,2 triliun, di atas target sebesar Rp 15 triliun.
"Karena memang bid-nya [penawaran yang masuk dari investor] Rp 35,1 triliun, jadi memang minat investor beli SBN masih tinggi dan Kementerian Keuangan memenangkan lelang lebih dari target Rp 15 triliun, dan memenangkan Rp 22,2 triliun dari bid yang masuk," jelas Perry.
Perry menjelaskan sebagian besar aliran modal asing keluar lebih karena momen pandemi corona (COVID-19). Jika dihitung periode 20 Januari hingga 30 Maret lalu, terjadi outflow sebesar Rp 167,9 triliun.
Adapun periode awal Januari sampai tanggal 19, terjadi aliran modal asing (inflow), sementara pada 20 Januari mulai terjadi outflow cukup besar. "Pada 20 Januari ada outflow besar, di antaranya SBN Rp 153,4 triliun dan saham Rp 13,4 triliun, itu yang terjadi," katanya.
Dia mengatakan investor global juga didorong untuk masuk ke transaksi domestic non deliverable forward (DNDF). DNDF adalah transaksi forward yang penyelesaian transaksinya dilakukan secara netting dalam mata uang rupiah di pasar valuta asing domestik.
Mengacu data Bursa Efek Indonesia, dalam sebulan terakhir hingga penutupan perdagangan saham Selasa pukul 15.00 WIB, terjadi net sell (jual bersih) asing sebesar Rp 5,93 triliun di pasar reguler. Sementara di pasar nego dan tunai, terjadi beli bersih asing Rp 653 miliar.
(tas/tas) Next Article Sejak Awal Tahun, BI Borong Surat Utang Pemerintah Rp 115 T
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular