
Corona Bikin Khawatir, Harga Obligasi RI Malah Melesat

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah Indonesia pada awal pekan ini, Senin (30/3/2020) menguat di tengah langkah investor yang cenderung menghindari aset berisiko (risk aversion) karena dampak wabah virus corona (COVID-19) tak mampu dihadang mega stimulus sejumlah negara, khususnya Amerika Serikat (AS) senilai US$ 2 triliun.
Hari ini, investor kembali memburu obligasi karena mempunyai imbal hasil atau yield lebih tinggi dibandingkan dengan aset berisiko seperti di pasar saham, terutama di tengah pandemi COVID-19 yang semakin meluas.
Apresiasi harga obligasi senada dengan penguatan yang terjadi di pasar surat utang negara maju dan berkembang, kendati variatif.
Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya. Yield menjadi acuan keuntungan investor di pasar surat utang dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
Data Refinitiv menunjukkan penguatanharga surat utang negara (SUN) itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark). Keempat seri tersebut adalah FR0081 bertenor 5 tahun, FR0082 bertenor 10 tahun, FR0080 bertenor 15 tahun, dan FR0083 bertenor 20 tahun.
Seri acuan yang paling naik hari ini adalah FR0082 yang bertenor 10 tahun dengan penurunan yield 36,9 basis poin (bps) menjadi 7.906%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Yield Obligasi Negara Acuan 30 Mar'20 | |||||
Seri | Jatuh tempo | Yield 27 Mar'20 (%) | Yield 30 Mar'20 (%) | Selisih (basis poin) | Yield wajar PHEI 30 Mar'21 (%) |
FR0081 | 5 tahun | 7.376 | 7.212 | -16.40 | 7.1617 |
FR0082 | 10 tahun | 8.275 | 7.906 | -36.90 | 7.8518 |
FR0080 | 15 tahun | 8.52 | 8.356 | -16.40 | 8.1927 |
FR0083 | 20 tahun | 8.589 | 8.530 | -5.90 | 8.3260 |
Sumber: Refinitiv
Penguatan pasar obligasi pemerintah hari ini tidak tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) terkoreksi. Indeks tersebut turun 0,13 poin (0,05%) menjadi 262,39 dari posisi kemarin 262,51.
Kenaikan di pasar surat utang hari ini tidak senada dengan pelemahan rupiah di pasar valas. Pada Senin (30/3/2020), US$ 1 dibanderol Rp 16.360/US$ di pasar spot. Rupiah melemah 1,4% dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya.
Obligasi Pemerintah yang Terbaik
Penguatan harga SUN senada dengan kenaikan di pasar surat utang pemerintah negara maju dan berkembang lainnya, meski bervariasi. Di antara pasar obligasi negara yang dikompilasi Tim Riset CNBC Indonesia, SBN menjadi yang terbaik di antara negara maju dan berkembang.
Dari pasar surat utang negara berkembang dan maju terpantau menguat, yang kesemuanya hampir mengalami penurunan tingkat yield, kecuali Rusia, Afrika Selatan, India, Filipina dan China yang mengalami kenaikan yield.
Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang | |||
Negara | Yield 27 Mar'20 (%) | Yield 30 Mar'20 (%) | Selisih (basis poin) |
Brasil (BB-) | 7.97 | 7.86 | -11.00 |
China (A+) | 2.674 | 2.697 | 2.30 |
Jerman (AAA) | -0.449 | -0.527 | -7.80 |
Prancis (AA) | -0.049 | -0.098 | -4.90 |
Inggris Raya (AA) | 0.366 | 0.287 | -7.90 |
India (BBB-) | 6.142 | 6.176 | 3.40 |
Jepang (A) | 0.02 | 0.007 | -1.30 |
Malaysia (A-) | 3.476 | 3.399 | -7.70 |
Filipina (BBB) | 4.943 | 4.948 | 0.50 |
Rusia (BBB) | 6.98 | 7.11 | 13.00 |
Singapura (AAA) | 1.371 | 1.24 | -13.10 |
Thailand (BBB+) | 1.52 | 1.45 | -7.00 |
Amerika Serikat (AAA) | 0.772 | 0.637 | -13.50 |
Afrika Selatan (BB+) | 11.555 | 11.65 | 9.50 |
Sumber: Refinitiv
Hal tersebut mencerminkan investor global memburu pasar obligasi yang lebih menghasilkan di tengah ketidakpastian ekonomi yang mungkin menuju resesi akibat penyebaran wabah virus corona, kendati mega stimulus pemerintah dan bank sentral global digelontorkan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(har/tas) Next Article Corona Picu Resesi Global, Obligasi AS Diborong Investor