
RI Bersiap Lockdown, Dolar Singapura Menguat ke Rp 11.384
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
30 March 2020 10:50

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura kembali menguat tajam melawan rupiah pada perdagangan Senin (20/3/2020), setelah melemah cukup signifikan pada perdagangan Jumat pekan lalu. Hal tersebut membuktikan sentimen pelaku pasar masih terbebani pandemi virus corona (COVID-19) meski berbagai stimulus sudah dikeluarkan oleh negara-negara yang terpapar COVID-19.
Pada pukul 10:14 WIB, SG$1 setara Rp 11.384,34, dolar Singapura menguat 0,92% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sementara pada Jumat lalu, dolar Singapura melemah 0,79%.
Pandemi COVID-19 belum menunjukkan tanda-tanda akan melambat penyebarannya, terutama di Eropa dan Amerika Serikat (AS). Berdasarkan data dari Johns Hopkins CSSE, hingga saat ini lebih dari 170 negara terpapar COVID-19, dan menjangkiti lebih dari 721.000 orang, dengan nyaris 34.000 orang menigggal dunia, dan lebih dari 151.000 dinyatakan sembuh. AS kini menjadi episentrum COVID-19, jumlah kasusnya mencapai 142.328 orang, mengalahkan Italia 97.689 orang dan China 82.133 orang.
Negara-negara yang terpapar COVID-19 sudah menggelontorkan stimulus baik fiskal dan moneter. Yang paling sensasional tentunya Negeri Adikuasa yang menggelontorkan stimulus fiskal senilai US$ 2 triliun. Nilai stimulus tersebut dua kali lipat dari nilai ekonomi Indonesia dan merupakan yang terbesar yang pernah digelontorkan oleh Pemerintah AS.
Stimulus tersebut juga membuat rupiah perkasa melawan dolar Singapura pada Jumat lalu, akibat membaiknya sentimen pelaku pasar dan kembali masuk ke aset-aset berisiko dan berimbal hasil tinggi.
Tetapi, efek stimulus tersebut memudar di awal pekan ini, pasar kembali di buat cemas akan penyebaran COVID-19. Di Indonesia hingga minggu kemarin sudah ada 1.285 kasus positif COVID-19, dengan 114 orang meninggal dunia, dan 64 sembuh. Pemerintah bahkan berencana membatasi akses ke Jabodetabek alias lockdown. Kendaraan pribadi dan angkutan orang dilarang masuk, sementara angkutan logistik masih diperbolehkan.
"(Kendaraan) pribadi juga termasuk. Pokoknya angkutan oranglah. Angkutan barang enggak (berlaku). Logistik tidak," ujar Direktur Angkutan Jalan Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Ahmad Yani kepada CNBC Indonesia, Minggu (29/3/20).
Hal ini juga berlaku untuk kereta api yang memiliki rute perjalan dari dan menuju Jabodetabek. Untuk penutupan ruas jalan, secara teknis, besar kemungkinan akan dilakukan blokade di sejumlah titik.
"Ya kemungkinan begitu (diblokade)," ujarnya
Yani juga menjelaskan bahwa secara lengkap, langkah ini masih menunggu hasil Rapat Terbatas (Ratas) yang dipimpin Presiden Joko Widodo. Ratas itu dijadwalkan berlangsung hari ini.
Pasar bereaksi negatif akan kemungkinan adanya karantina tersebut, dan rupiah kembali tertekan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Kurs Dolar Singapura Tembus Rp 11.500, Termahal dalam Sejarah
Pada pukul 10:14 WIB, SG$1 setara Rp 11.384,34, dolar Singapura menguat 0,92% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sementara pada Jumat lalu, dolar Singapura melemah 0,79%.
Pandemi COVID-19 belum menunjukkan tanda-tanda akan melambat penyebarannya, terutama di Eropa dan Amerika Serikat (AS). Berdasarkan data dari Johns Hopkins CSSE, hingga saat ini lebih dari 170 negara terpapar COVID-19, dan menjangkiti lebih dari 721.000 orang, dengan nyaris 34.000 orang menigggal dunia, dan lebih dari 151.000 dinyatakan sembuh. AS kini menjadi episentrum COVID-19, jumlah kasusnya mencapai 142.328 orang, mengalahkan Italia 97.689 orang dan China 82.133 orang.
Negara-negara yang terpapar COVID-19 sudah menggelontorkan stimulus baik fiskal dan moneter. Yang paling sensasional tentunya Negeri Adikuasa yang menggelontorkan stimulus fiskal senilai US$ 2 triliun. Nilai stimulus tersebut dua kali lipat dari nilai ekonomi Indonesia dan merupakan yang terbesar yang pernah digelontorkan oleh Pemerintah AS.
Stimulus tersebut juga membuat rupiah perkasa melawan dolar Singapura pada Jumat lalu, akibat membaiknya sentimen pelaku pasar dan kembali masuk ke aset-aset berisiko dan berimbal hasil tinggi.
Tetapi, efek stimulus tersebut memudar di awal pekan ini, pasar kembali di buat cemas akan penyebaran COVID-19. Di Indonesia hingga minggu kemarin sudah ada 1.285 kasus positif COVID-19, dengan 114 orang meninggal dunia, dan 64 sembuh. Pemerintah bahkan berencana membatasi akses ke Jabodetabek alias lockdown. Kendaraan pribadi dan angkutan orang dilarang masuk, sementara angkutan logistik masih diperbolehkan.
"(Kendaraan) pribadi juga termasuk. Pokoknya angkutan oranglah. Angkutan barang enggak (berlaku). Logistik tidak," ujar Direktur Angkutan Jalan Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Ahmad Yani kepada CNBC Indonesia, Minggu (29/3/20).
Hal ini juga berlaku untuk kereta api yang memiliki rute perjalan dari dan menuju Jabodetabek. Untuk penutupan ruas jalan, secara teknis, besar kemungkinan akan dilakukan blokade di sejumlah titik.
"Ya kemungkinan begitu (diblokade)," ujarnya
Yani juga menjelaskan bahwa secara lengkap, langkah ini masih menunggu hasil Rapat Terbatas (Ratas) yang dipimpin Presiden Joko Widodo. Ratas itu dijadwalkan berlangsung hari ini.
Pasar bereaksi negatif akan kemungkinan adanya karantina tersebut, dan rupiah kembali tertekan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Kurs Dolar Singapura Tembus Rp 11.500, Termahal dalam Sejarah
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular