Jika Emas Dunia US$ 2.000, Emas Antam Bisa Rp 1 Juta/gram Nih

Haryanto, CNBC Indonesia
27 March 2020 06:14
Jika Emas Dunia US$ 2.000, Emas Antam Bisa Rp 1 Juta/gram Nih
Foto: Emas Antam (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas spot dunia pada perdagangan Kamis kemarin (26/3/2020) pukul 12:00 WIB terkoreksi 0,9% menjadi US$ 1.604/troy ons di tengah imbauan tinggal di rumah yang dilakukan oleh lebih dari 3 miliar orang di seluruh dunia guna mencegah pandemi virus corona yang semakin meluas.

Koreksi harga emas juga terjadi di saat bursa saham global mulai menghijau sehingga ada kecenderungan investor beralih ke pasar saham.

Sementara itu, harga emas berjangka untuk pengiriman April di Bursa Berjangka COMEX (NYMEX) ditutup turun US$ 27,40/troy ons, atau 1,6%, pada level US$ 1.633.40/troy ons.

Meski demikian, harga emas dunia sebelumnya diprediksi bisa menembus US$ 2.000/troy ons seiring dengan permintaan logam mulai sebagai aset aman.

Prediksi pertama datang David Roche, Presiden dan ahli strategi global di Independent Strategy yang berbasis di London. Pertengahan tahun lalu, dia memprediksi harga emas dunia bisa mencapai US$ 2.000/troy ounce.

Prediksi kedua dari Bank of America Merrill Lynch (BoA) yang memperkirakan harga emas dunia bakal menembus US$ 1.500 per troy ounce (oz) di tahun lalu dan sudah tercapai, lalu tahun ini bisa menembus US$ 2.000/troy ons.

Satu troy ounce, mengacu aturan di pasar, setara dengan 31,1 gram, sehingga besaran US$ 2.000 per troy ounce dikonversi dengan membagi angka tersebut dengan 31,1 gram, hasilnya US$ 64,31 per gram. Dengan asumsi kurs rupiah Rp 16.200/US$, maka prediksi harga emas tahun ini bisa menembus Rp 1,04 juta/gram.


Namun pada perdagangan kemarin, harga emas dunia agak rehat sebentar karena investor dinilai mulai beralih ke aset berisiko seperti saham.

"Emas dikalahkan hari ini karena investor berebut kembali [masuk] ke saham global," kata Ed Moya, analis pada platform perdagangan online OANDA.

"[Bursa saham] Eropa mengalami kenaikan dalam dua hari terbaiknya sejak 2008, sementara Dow Jones Industrial Average tampaknya siap untuk mencatat keuntungan back-to-back 15% dari sebelumnya yang melemah," katanya, dikutip CNBC International.

TD Securities, dalam risetnya, mencatat lonjakan harga emas pekan ini cukup spektakuler seiring dengan adanya program Quantitative Easing (QE) besar-besaran dari bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserves AS/The Fed) dan fasilitas lainnya.

Stimulus The Fed ini akan memperluas aset yang dapat dibeli oleh pemerintah AS, termasuk obligasi korporasi dan pasar saham juga akan mendapatkan likuiditasnya.

"...[Stimulus] membantu memadamkan pasar dengan cepat untuk dana tunai, dikombinasikan dengan paket stimulus fiskal bernilai hampir US$ 2 triliun," kata TD Securities.


Analisis teknikal
Secara teknikal, pergerakan harga emas dunia dengan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area resistance (batas atas) dan support (batas bawah), masih menunjukkan koreksi.

Simak! Harga Emas Masih Berpotensi NaikFoto: Revinitif

Dari grafis di atas, tampak harga emas mencoba melewati tahanan bawah atau support US$ 1.580 dan berlanjut ke area US$ 1.500 kembali. Sementara tahanan atas atau resistance berada di US$ 1.625 hingga area US$ 1.665.

Namun sebagai pemicu untuk pergerakan harga selanjutnya diperlukan konfirmasi dari indikator Stochastic dan MACD, di mana indikator Stochastic sebagai area titik jenuh jual atau jenuh beli, menunjukkan garis yang bergerak ke atas.

Sementara indikator Moving Average Convergen Divergen (MACD) juga sudah mulai menyilang ke atas pada saat posisi di bawah area 20% yang berarti penguatan harga emas masih berlanjut.

Secara keseluruhan, dari fundamental dengan volatilitas yang cukup tinggi dan juga stimulus yang diterapkan sejumlah negara demi meredam penyebaran dan penanganan wabah virus corona. Harga emas masih cukup berfluktuasi.

Perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan lebih lanjut.

Tim Riset CNBC Indonesia memprediksi kalau aset safe haven seperti logam mulia atau emas masih menjadi daya tarik yang jauh lebih besar ketika stimulus berhasil meredam gejolak pasar dan mata uang dollar AS (greenback) yang lebih melunak.

Emas akan diburu menuju level psikologis US$ 1.700/troy ons kembali. 

 

[Gambas:Video CNBC]

 

 

Usai libur Hari Raya Nyepi pada Rabu, harga emas logam mulia acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) Kamis kemarin (26/3/2020) naik 0,57% sebesar Rp 5.000 menjadi Rp 875.000/gram, dari perdagangan Selasa Rp 870.000/gram.

Pada Selasa, harga emas Antam naik dua kali menjadi Rp 870.000/gram dari Rp 842.000/gram.

Kenaikan harga emas Antam seiring harga emas spot dunia yang terbang tinggi dalam 2 hari terakhir hingga kembali ke atas level US$ 1.600/troy ons.

Rencana Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) yang kembali menggelontorkan stimulus masif menjadi pemicu kenaikan harga logam mulia ini.


Meski harga emas berjangka untuk pengiriman April di Bursa Berjangka COMEX (NYMEX) ditutup turun US$ 27,40/troy ons, atau 1,6%, pada level US$ 1.633.40/troy ons, Kamis kemarin.

Naiknya harga emas spot dunia tersebut ikut mempengaruhi harga emas Antam.

Berdasarkan pencatatan data harga Logam Mulia di gerai Jakarta Gedung Antam di situs logammulia milik Antam (26/3/2020), harga tiap gram emas Antam ukuran 100 gram menguat menjadi Rp 87,5 juta dari harga kemarin Rp 87 juta per batang.

Emas Antam kepingan 100 gram lumrah dijadikan acuan transaksi emas secara umum, tidak hanya emas Antam. Harga emas Antam di gerai penjualan lain bisa berbeda.

Namun jika mengambil harga emas Antam 1 gram, juga naik Rp 5.000 menjadi Rp 924.000/gram dari harga Selasa Rp 919.000/gram.

Di sisi lain, harga beli kembali (buyback) emas Antam Kamis kemarin ditetapkan pada Rp 837.000/gram, menguat 0,12% sebesar Rp 1.000 dari posisi kemarin Rp 836.000/gram.

Harga itu menunjukkan harga beli yang harus dibayar Antam jika pemilik batang emas bersertifikat ingin menjual kembali investasi tersebut.


TIM RISET CNBC INDONESIA

 

[Gambas:Video CNBC]

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular