Investasi Aman Saat Corona: Simpan Uang di Bawah Bantal?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
13 March 2020 09:51
Paling Aman Pegang Uang Tunai?
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Semakin banyaknya negara yang menerapkan pembatasan aktivitas berarti menahan laju roda perekonomian. Oleh karena itu, perlambatan ekonomi global adalah sebuah keniscayaan. Bahkan awan mendung resesi mulai terlihat.

Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) memperkirakan pertumbuhan ekonomi global tahun ini hanya 2,4%, direvisi ke bawah dari proyeksi sebelumnya yaitu 2,9%. Namun jika penyebaran virus corona semakin parah, maka pertumbuhan ekonomi dunia bisa mengarah ke 1,5%.

"Pesan utamanya adalah perlambatan ini bisa membuat banyak negara masuk resesi. Oleh karena itu, berbagai upaya harus ditempuh secepat mungkin," tegas Laurence Boone, Kepala Ekonom EOCD, seperti dikutip dari Reuters.


Saat risiko perlambatan ekonomi begitu nyata, bahkan kemungkinan resesi mulai ada, tidak heran investor lari dari instrumen-instrumen berisiko. Namun tidak seperti biasanya, pelaku pasar tidak kemudian memburu aset berstatus safe haven seperti emas. Pada pukul 09:27 WIB, harga emas di pasar spot malah turun 1,5%.



Investor juga sepertinya tidak terlalu getol memburu aset berstatus aman lainnya yaitu obligasi pemerintah AS. Pada pukul 09:30 WIB, yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun memang turun yang menandakan harga instrumen ini naik karena peningkatan permintaan. Akan tetapi, penurunan yield tidak sampai menyentuh titik terendah sejak 1953 yang dicapai pada 9 Maret lalu.



Dengan ancaman virus corona terhadap perekonomian global, kemungkinan investor sudah tidak lagi percaya dengan instrumen di pasar keuangan. Saat ini paling aman memang menyimpan uang di bawah bantal. Cash is king.

"Kami sudah menarik sebagian uang dari pasar saham dan memilih untuk memegang uang tunai. Pasar sedang melihat-lihat apa sentimen positif saat ini," ungkap Rory McPherson, Head of Investment Strategy di Psigma Investment Management, sepert diberitakan Reuters.



TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular