
Konversi Kantor, Bank BTN Bakal Tutup 93 Kantor Kas
Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
12 March 2020 18:07

Jakarta, CNBC Indonesia - Manajemen PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) atau Bank BTN mengungkapkan akan menutup kantor kas perusahaan dan fokus pada kantor cabang pembantu (KCP) seiring dengan penurunan transaksi yang terjadi di kanal fisik BTN termasuk kantor cabang sebesar 1-2%.
"Sementara transaksi yang terjadi di channel-channel fisik, termasuk cabang turun 1-2 persen. Jadi ini suatu fenomena yang akan kita sikapi, yang kemungkinan akan kita lakukan perbanyak KCP dan mengurangi kantor kas," kata Direktur Utama Bank BTN Pahala N Mansury, dalam konferensi pers usai RUPST di Jakarta, Kamis (12/3/2020).
"Komposisi kantor cabang, apa akan mengurangi outlet keseluruhan, mungkin akan kita kurangi [kas] dan cabang pembantu. Rencana konversi 40 kantor kas jadi KCP, yang kemungkinan kantor kas kan turun. Size kantor KCP 2,5x dari kantor kas dan jumlah cabang gak akan melakukan penambahan jumlah orang," katanya.
Direktur Distribution & Retail Funding Bank BTN, Jasmin, dalam kesempatan yang sama, menambahkan perseroan akan menutup 93 kantor kas perusahaan.
"Nutup 93 kantor kas, mungkin akan ada penutupan lagi. Kantor kas pegawai cuma 5, ke depannya, channel elektronik transaksi, gak akan buka lagi kantor fisik," kata Jasmin.
Sebagai informasi, kantor kas bank biasanya hanya melayani transaksi keuangan tunai, jadi nasabah bisa melakukan penarikan atau penyetoran secara tunai ke rekening yang mereka miliki.
Dalam kesempatan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), BTN resmi menetapkan pembagian dividen kepada pemegang saham sebesar 10% dari laba bersih perusahaan tahun 2019 atau senilai Rp 20,92 miliar.
Dengan demikian dividen per saham sebesar Rp 1,98, sementara laba per saham sebesar Rp 19,76. Adapun jumlah laba yang dialokasikan untuk dividen, yang akan disetor kepada pemegang saham mayoritas atau pemerintah adalah sebesar Rp 12,55 miliar, sementara 90% dari sisa laba bersih akan digunakan sebagai saldo laba ditahan.
Tahun lalu, BBTN mencetak laba bersih Rp 209 miliar, dari tahun 2018 sebesar Rp 2,81 triliun.
Tahun ini, perseroan menetapkan beberapa target kinerja yakni aset ditargetkan naik 6-8%, sementara kredit dan pembiayaan tetap tumbuh sebesar 8-10% dengan penopang adalah kredit pemilikan rumah (KPR).
Tahun ini, BBTN optimistis mencapai laba Rp 3 triliun sepanjang 2020, yang didukung fundamental yang kuat dan potensi bisnis yang besar. Bank BTN juga telah mencanangkan berbagai varian strategi terutama dengan peluang bisnis yang masih terbuka lebar.
Pahala mengatakan pondasi bisnis perseroan masih kuat dan tercermin dari rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) yang berada di level 17,32% pada Desember 2019 atau berada di atas ambang batas sebesar 14%.
(tas/tas) Next Article BTN Rilis Obligasi Rp 1,5 T, Kuponnya Tembus 8,9%
"Sementara transaksi yang terjadi di channel-channel fisik, termasuk cabang turun 1-2 persen. Jadi ini suatu fenomena yang akan kita sikapi, yang kemungkinan akan kita lakukan perbanyak KCP dan mengurangi kantor kas," kata Direktur Utama Bank BTN Pahala N Mansury, dalam konferensi pers usai RUPST di Jakarta, Kamis (12/3/2020).
"Komposisi kantor cabang, apa akan mengurangi outlet keseluruhan, mungkin akan kita kurangi [kas] dan cabang pembantu. Rencana konversi 40 kantor kas jadi KCP, yang kemungkinan kantor kas kan turun. Size kantor KCP 2,5x dari kantor kas dan jumlah cabang gak akan melakukan penambahan jumlah orang," katanya.
Direktur Distribution & Retail Funding Bank BTN, Jasmin, dalam kesempatan yang sama, menambahkan perseroan akan menutup 93 kantor kas perusahaan.
"Nutup 93 kantor kas, mungkin akan ada penutupan lagi. Kantor kas pegawai cuma 5, ke depannya, channel elektronik transaksi, gak akan buka lagi kantor fisik," kata Jasmin.
Sebagai informasi, kantor kas bank biasanya hanya melayani transaksi keuangan tunai, jadi nasabah bisa melakukan penarikan atau penyetoran secara tunai ke rekening yang mereka miliki.
Dalam kesempatan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), BTN resmi menetapkan pembagian dividen kepada pemegang saham sebesar 10% dari laba bersih perusahaan tahun 2019 atau senilai Rp 20,92 miliar.
Dengan demikian dividen per saham sebesar Rp 1,98, sementara laba per saham sebesar Rp 19,76. Adapun jumlah laba yang dialokasikan untuk dividen, yang akan disetor kepada pemegang saham mayoritas atau pemerintah adalah sebesar Rp 12,55 miliar, sementara 90% dari sisa laba bersih akan digunakan sebagai saldo laba ditahan.
Tahun lalu, BBTN mencetak laba bersih Rp 209 miliar, dari tahun 2018 sebesar Rp 2,81 triliun.
Tahun ini, perseroan menetapkan beberapa target kinerja yakni aset ditargetkan naik 6-8%, sementara kredit dan pembiayaan tetap tumbuh sebesar 8-10% dengan penopang adalah kredit pemilikan rumah (KPR).
Tahun ini, BBTN optimistis mencapai laba Rp 3 triliun sepanjang 2020, yang didukung fundamental yang kuat dan potensi bisnis yang besar. Bank BTN juga telah mencanangkan berbagai varian strategi terutama dengan peluang bisnis yang masih terbuka lebar.
Pahala mengatakan pondasi bisnis perseroan masih kuat dan tercermin dari rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) yang berada di level 17,32% pada Desember 2019 atau berada di atas ambang batas sebesar 14%.
(tas/tas) Next Article BTN Rilis Obligasi Rp 1,5 T, Kuponnya Tembus 8,9%
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular