Bank Sentral Inggris Pangkas Bunga, Poundsterling Melorot

Putu Agus Pransuamitra & Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
11 March 2020 14:53
Dalam pengumuman kebijakan moneter hari ini, BoE mengumumkan pemangkasan suku bunga darurat sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 0,25%
Foto: REUTERS/Sukree Sukplang
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar poundsterling Inggris berbalik melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) memasuki perdagangan sesi Eropa Rabu (11/3/2020) setelah bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) memangkas suku bunga acuannya.

Poundsterling yang sebelumnya menguat 0,24% di US$ 1,2937, langsung berbalik melemah 0,52% ke US$ 1,2839 pada pukul 14:04 WIB, melansir data Refinitiv.

Dalam pengumuman kebijakan moneter hari ini, BoE mengumumkan pemangkasan suku bunga darurat sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 0,25%. Pengumuman kebijakan moneter kali ini di luar dari jadwal resmi BoE biasanya. 

"Pada rapat khusus yang berakhir 1o Maret 2020, Komite Kebijakan Moneter (MPC) secara bulat memutuskan memangkas suku bunga sebesar 50 bps menjadi 0,25%" kata BoE dalam pernyataannya, Rabu (11/3/2020) sebagaimana dilansir CNBC International.



Kebijakan tersebut diambil untuk meminimalisir dampak virus corona ke ekonomi Inggris. Selain memangkas suku bunga, BoE juga mengumumkan skema pembiayaan baru untuk perusahaan kecil dan menengah, serta untuk industri perbankan.

Kebijakan dari BoE tersebut serupa dengan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang juga melakukan pemangkasan suku bunga darurat.

Pada Selasa (3/3/2020) malam (Selasa pagi waktu AS), The Fed mengejutkan pasar dengan tiba-tiba mengumumkan memangkas suku bunga acuannya atau Federal Funds Rate (FFR) sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 1%-1,25%. Pemangkasan mendadak sebesar itu menjadi yang pertama sejak Desember 2008 atau saat krisis finansial. Kala itu The Fed memangkas suku bunga sebesar 75 bps.

Bank sentral paling powerful di dunia ini seharusnya mengadakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 17-18 Maret waktu AS, tetapi penyebaran wabah corona virus menjadi alasan The Fed memangkas suku bunga lebih awal dari jadwal RDG.

Pemangkasan tersebut sudah diprediksi oleh pelaku pasar, hanya saja terjadi lebih cepat dari jadwal RDG pekan depan.

Pelaku pasar memprediksi The Fed masih akan memangkas suku bunga lagi bahkan lebih agresif saat mengumumkan suku bunga 18 Maret (19 Maret waktu Indonesia) nanti.

Berdasarkan data dari piranti FedWatch milik CME Group, pelaku pasar melihat adanya probabilitas sebesar 66,4% The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 75 bps menjadi 0,5-0,75%. Selain itu pelaku pasar melihat 33,6% suku bunga akan dipangkas 100 bps menjadi 0-0,25%, dan tidak ada probabilitas suku bunga dipangkas 50 adan 25 bps atau dipertahankan.

The Fed yang diprediksi agresif tersebut membuat poundsterling tidak merosot drastis saat BoE memangkas suku bunga hari ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]



(pap/tas) Next Article Pertumbuhan Ekonomi Mandek, Poundsterling Malah Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular