Risk Appetite Investor Pulih, Obligasi Pemerintah RI Tertekan

Haryanto, CNBC Indonesia
10 March 2020 19:11
Harga obligasi Indonesia Selasa (10/3/2020) masih tertekan di tengah pembelian saham yang sedang murah.
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah Indonesia pada Selasa (10/3/2020) masih tertekan di tengah pembelian kembali saham yang sedang murah-murahnyaIndeks Harga Saham gabungan (IHSG) pada Selasa berbalik menguat (rebound) 1,64% atau 84,02 poin ke 5.220,83 dari 5.136,81.

Data Refinitiv menunjukkan penurunan harga surat utang negara (SUN) itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark). Keempat seri tersebut adalah FR0081 bertenor 5 tahun, FR0082 bertenor 10 tahun, FR0080 bertenor 15 tahun, dan FR0083 bertenor 20 tahun.

Yield menjadi acuan keuntungan investor di pasar surat utang dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka. Seri acuan yang paling melemah hari ini adalah FR0080 yang bertenor 15 tahun dengan kenaikan yield 39,4 basis poin (bps) menjadi 7,54%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.

 

Yield Obligasi Negara Acuan 10 Mar'20

Seri

Jatuh tempo

Yield 9 Mar'20 (%)

Yield 10 Mar'20 (%)

Selisih (basis poin)

Yield wajar PHEI 10 Mar'21 (%)

FR0081

5 tahun

5,886

6,215

32,90

6,1762

FR0082

10 tahun

6,655

6,903

24,80

7,0679

FR0080

15 tahun

7,05

7,444

39,40

7,5385

FR0083

20 tahun

7,176

7,403

22,70

7,4936

Sumber: Refinitiv

Pelemahan pasar obligasi pemerintah hari ini tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) masih melemah di angka yang sama. Indeks tersebut turun 3,95 poin (1,41%) menjadi 276,07dari posisi kemarin 280,02.

Koreksi di pasar surat utang hari ini tidak senada dengan pasar saham dan rupiah di pasar valas yang justru menguat.

Investor Global Buru Aset Berisiko

Turunnya harga SUN senada dengan koreksi di pasar surat utang pemerintah negara AS dan juga negara berkembang yang lain. Di antara pasar obligasi negara yang dikompilasi Tim Riset CNBC Indonesia, SBN menjadi yang terburuk kedua dengan penurunan 24,8 bps setelah AS yang melemah 24,9 bps.

Dari pasar surat utang negara berkembang terpantau bervariasi untuk nilai yield-nya, sedangkan pada negara maju, semua mengalami kenaikan yield sehingga harga obligasi mayoritas negara maju tersebut menurun.

Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang

Negara

Yield 9 Mar'20 (%)

Yield 10 Mar'20 (%)

Selisih (basis poin)

Brasil (BB-)

6,76

6,715

-4,50

China (A+)

2,595

2,67

7,50

Jerman (AAA)

-0,84

-0,739

10,10

Prancis (AA)

-0,382

-0,297

8,50

Inggris Raya (AA)

0,114

0,301

18,70

India (BBB-)

6,051

6,066

1,50

Jepang (A)

-0,146

-0,04

10,60

Malaysia (A-)

2,838

2,901

6,30

Filipina (BBB)

4,085

4,122

3,70

Rusia (BBB)

6,46

6,45

-1,00

Singapura (AAA)

1,013

1,173

16,00

Thailand (BBB+)

0,86

1

14,00

Amerika Serikat (AAA)

0,472

0,721

24,90

Afrika Selatan (BB+)

9,18

9,095

-8,50

Sumber: Refinitiv

Hal tersebut mencerminkan investor global sedang menghindari obligasi pemerintah di sejumlah negara dan masuk ke pasar saham untuk memburu keuntungan (return) investasi lebih tinggi. Hal ini biasa disebut dengan istilah perburuan aset investasi berdasarkan selera risiko (risk appetite).

TIM RISET CNBC INDONESIA


(har/har) Next Article Duh! Vaksin & Stimulus AS Bikin Yield Obligasi RI jadi Naik

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular