
Tunggu Stimulus dari Negara Maju, Penguatan IHSG Tertahan
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
10 March 2020 17:03

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga saham Gabungan (IHSG) menguat pada perdagangan Selasa (10/2/2020) setelah mengalami aksi jual masif di awal pekan kemarin hingga menyentuh level terlemah sejak 27 Desember 2016.
Begitu perdagangan hari ini dibuka, IHSG langsung menguat 0,25% ke 5.149,493. Penguatan semakin bertambah hingga ke 5.255,181 atauy menguat 2,3% di akhir perdagangan sesi I.
Sayangnya penguatan tersebut belum mampu dilanjutkan di perdagangan sesi II. IHSG malah memangkas penguatan dan mengakhiri perdagangan di level 5.220,826, menguat 1,64%.
Berdasarkan data BEI, nilai transaksi pada perdagangan hari ini sebesar Rp 5,57 triliun, dengan investor asing melakukan aksi jual bersih Rp 561,53 miliar.
Terpangkasnya penguatan IHSG di sesi II mengindikasikan sikap hati-hati pelaku pasar dalam masuk ke aset-aset berisiko di tengah wabah virus corona yang masih belum diketahui akan berlangsung sampai kapan.
Pergerakan IHSG juga berbanding terbalik dengan bursa utama Asia hari ini. Mayoritas bursa utama berada di zona merah begitu perdagangan hari ini dibuka, tetapi berhasil menguat di akhir perdagangan.
Indeks Nikkei Jepang menguat 0,85%, Shanghai Composite China dan Hang Seng Hong Kong melesat masing-masing 1,82% dan 1,41%, sementara Kospi Korea Selatan naik 0,42%.
Gejolak yang terjadi di pasar finansial belakangan ini membuat negara-negara maju mulai mempertimbangkan gelontoran stimulus yang membuat bursa saham menghijau lagi. Menteri Keuangan Jepang, Taro Aso, mengatakan pemerintah Jepang akan menyiapkan paket stimulus kedua untuk meredam dampak virus corona.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump mengatakan akan bertemu dengan anggota Kongres dari partai Republik hari ini guna membahas kemungkinan pelonggaran pajak untuk memacu perekonomian AS yang terancam melambat akibat virus corona.
Sementara itu dari Eropa, Menteri Keuangan Inggris menyampaikan APBN pada hari Rabu, dan dikabarkan ada banyak pembahasan bersama bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) mengenai stimulus.
Kemudian di hari Kamis ada European Central Bank (ECB) yang akan mengumumkan kebijakan moneter, dan berpeluang menggelontorkan stimulus tambahan mengingat wabah virus corona menunjukkan peningkatan di Jerman, Perancis, dan Italia, tiga negara dengan ekonomi terbesar di zona euro. Italia bahkan sudah mengisolasi beberapa wilayah untuk meredam penyebaran virus corona.
Pengumuman stimulus tersebut tentunya bisa mengangkat kembali sentimen pelaku pasar untuk masuk ke aset-aset berisiko.
Sementara itu dari dalam negeri, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menyampaikan 12 perusahaan pelat merah siap melakukan pembelian kembali (buyback) saham yang beredar di pasar, membuat IHSG masuk ke zona hijau.
Total anggaran yang dialokasikan 12 BUMN tersebut mencapai Rp 7 triliun-Rp 8 triliun. Menurut Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga, buyback tersebut dilakukan karena penurunan harga saham perusahaan pelat merah melebihi fundamental.
"Tadi sudah koordinasi untuk buyback saham, ada 12 BUMN yg akan buyback nilainya Rp 7triliun- Rp 8 triliun," kata Arya di Kantor Kementerian BUMN, setelah melakukan pertemuan dengan para direksi perusahaan pelat merah, Selasa (10/3/2020).
Harga saham 12 BUMN yang akan melakukan buyback menguat naik pada hari ini, meski hampir semuanya terpangkas di sesi II.
Arya menyebutkan, BUMN yang siap melakukan buyback tersebut yaitu dari sektor perbankan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN).
Pada perdagangan sesi I hari ini, saham BBRI menguat 4,27%, BMRI 4,56%, BBNI 0,44%, sementara BBTN menambah penguatan menjadi 3,45%.
Dari sektor konstruksi, ada PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT PP Tbk (PTPP), PT Jasa Marga Tbk (JSMR) dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT).
Saham WIKA melesat 4,73%, ADHI 1,49%, PTPP 3,16% JSMR 2,04%, dan WSKT 2,41%.
Lalu dari sektor pertambangan, ada PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Timah Tbk (TINS).
Saham ANTM mampu menambah penguatan menjadi 3,6%, begitu juga dengan PTBA 4,52%, sementara dan TINS tetap 3,77%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Ada Corona Varian Lokal Indonesia, Awas IHSG Jeblok Lagi!
Begitu perdagangan hari ini dibuka, IHSG langsung menguat 0,25% ke 5.149,493. Penguatan semakin bertambah hingga ke 5.255,181 atauy menguat 2,3% di akhir perdagangan sesi I.
Sayangnya penguatan tersebut belum mampu dilanjutkan di perdagangan sesi II. IHSG malah memangkas penguatan dan mengakhiri perdagangan di level 5.220,826, menguat 1,64%.
Terpangkasnya penguatan IHSG di sesi II mengindikasikan sikap hati-hati pelaku pasar dalam masuk ke aset-aset berisiko di tengah wabah virus corona yang masih belum diketahui akan berlangsung sampai kapan.
Pergerakan IHSG juga berbanding terbalik dengan bursa utama Asia hari ini. Mayoritas bursa utama berada di zona merah begitu perdagangan hari ini dibuka, tetapi berhasil menguat di akhir perdagangan.
Indeks Nikkei Jepang menguat 0,85%, Shanghai Composite China dan Hang Seng Hong Kong melesat masing-masing 1,82% dan 1,41%, sementara Kospi Korea Selatan naik 0,42%.
Gejolak yang terjadi di pasar finansial belakangan ini membuat negara-negara maju mulai mempertimbangkan gelontoran stimulus yang membuat bursa saham menghijau lagi. Menteri Keuangan Jepang, Taro Aso, mengatakan pemerintah Jepang akan menyiapkan paket stimulus kedua untuk meredam dampak virus corona.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump mengatakan akan bertemu dengan anggota Kongres dari partai Republik hari ini guna membahas kemungkinan pelonggaran pajak untuk memacu perekonomian AS yang terancam melambat akibat virus corona.
Sementara itu dari Eropa, Menteri Keuangan Inggris menyampaikan APBN pada hari Rabu, dan dikabarkan ada banyak pembahasan bersama bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) mengenai stimulus.
Kemudian di hari Kamis ada European Central Bank (ECB) yang akan mengumumkan kebijakan moneter, dan berpeluang menggelontorkan stimulus tambahan mengingat wabah virus corona menunjukkan peningkatan di Jerman, Perancis, dan Italia, tiga negara dengan ekonomi terbesar di zona euro. Italia bahkan sudah mengisolasi beberapa wilayah untuk meredam penyebaran virus corona.
Pengumuman stimulus tersebut tentunya bisa mengangkat kembali sentimen pelaku pasar untuk masuk ke aset-aset berisiko.
Sementara itu dari dalam negeri, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menyampaikan 12 perusahaan pelat merah siap melakukan pembelian kembali (buyback) saham yang beredar di pasar, membuat IHSG masuk ke zona hijau.
Total anggaran yang dialokasikan 12 BUMN tersebut mencapai Rp 7 triliun-Rp 8 triliun. Menurut Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga, buyback tersebut dilakukan karena penurunan harga saham perusahaan pelat merah melebihi fundamental.
"Tadi sudah koordinasi untuk buyback saham, ada 12 BUMN yg akan buyback nilainya Rp 7triliun- Rp 8 triliun," kata Arya di Kantor Kementerian BUMN, setelah melakukan pertemuan dengan para direksi perusahaan pelat merah, Selasa (10/3/2020).
Harga saham 12 BUMN yang akan melakukan buyback menguat naik pada hari ini, meski hampir semuanya terpangkas di sesi II.
Arya menyebutkan, BUMN yang siap melakukan buyback tersebut yaitu dari sektor perbankan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN).
Pada perdagangan sesi I hari ini, saham BBRI menguat 4,27%, BMRI 4,56%, BBNI 0,44%, sementara BBTN menambah penguatan menjadi 3,45%.
Dari sektor konstruksi, ada PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT PP Tbk (PTPP), PT Jasa Marga Tbk (JSMR) dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT).
Saham WIKA melesat 4,73%, ADHI 1,49%, PTPP 3,16% JSMR 2,04%, dan WSKT 2,41%.
Lalu dari sektor pertambangan, ada PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Timah Tbk (TINS).
Saham ANTM mampu menambah penguatan menjadi 3,6%, begitu juga dengan PTBA 4,52%, sementara dan TINS tetap 3,77%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Ada Corona Varian Lokal Indonesia, Awas IHSG Jeblok Lagi!
Most Popular