
Akhirnya, Dolar Singapura Turun dari Level Tertinggi 8 Bulan
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
10 March 2020 15:59

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura melemah melawan rupiah pada perdagangan Selasa (10/3/2020) setelah menyentuh level tertinggi 8 bulan pada awal pekan kemarin.
Pada pukul 15:14 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.332,16, dolar Singapura melemah 0,56% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Senin kemarin, dolar Singapura sempat menguat ke atas Rp 10.400/troy ons, sebelum mengakhiri perdagangan di level Rp 10.390,78/SG$, menguat 0,74%.
Wabah virus corona yang meluas dan diprediksi membuat perekonomian global melambat di tahun ini membuat dolar Singapura membalikkan keadaan dalam waktu singkat.
Berdasarkan data Johns Hopkins CSSE, hingga saat ini virus corona sudah menjangkiti lebih dari 100 negara, dengan jumlah kasus lebih dari 114.000 orang. Dari jumlah kasus tersebut sebanyak 4.026 orang meninggal dunia. Di Indonesia sendiri dilaporkan ada sebanyak 19 kasus virus corona, dan baru mulai terjangkit pada pekan lalu.
Sementara di Singapura yang sudah terjangkit di awal-awal kemunculan wabah ini, jumlah kasusnya sebanyak 160. Dari total tersebut, sebanyak 78 orang dilaporkan sudah sembuh. Penyebaran wabah virus corona di Singapura bisa dikatakan terkendali, dulu Singapura menjadi negara dengan jumlah kasus terbanyak kedua setelah China. Kini Singapura berada di luar 10 besar, setelah terjadi lonjakan kasus di negara-negara lain, termasuk di Amerika Serikat.
Pada 20 Februari lalu, dolar Singapura masih berada di level terlemah sejak Juli 2017. Sejak akhir tahun lalu hingga tanggal tersebut, dolar Singapura anjlok lebih dari 5%. Sejak mencapai level terendah tersebut, mata uang Negeri Merlion ini terus menguat hingga mencapai level tertinggi 8 bulan Rp 10.405,82/SG$ awal pekan kemarin.
Mulai membaiknya sentimen pelaku pasar membuat rupiah akhirnya bangkit pada hari ini. Hal tersebut tercermin dari menghijaunya bursa saham Asia. indeks Nikkei Jepang menguat 0,75%, Shanghai Composite China dan Hang Seng Hong Kong melesat masing-masing 1,55% dan 1,91%, sementara Kospi Korea Selatan naik 0,37%.
Gejolak yang terjadi di pasar finansial belakangan ini membuat negara-negara maju mulai mempertimbangkan gelontoran stimulus yang membuat sentimen pelaku pasar membaik, dan rupiah mampu menguat. Menteri Keuangan Jepang, Taro Aso, mengatakan pemerintah Jepang akan menyiapkan paket stimulus kedua untuk meredam dampak virus corona.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump mengatakan akan bertemu dengan anggota Kongres dari partai Republik hari ini guna membahas kemungkinan pelonggaran pajak untuk memacu perekonomian AS yang terancam melambat akibat virus corona.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/tas) Next Article Sentuh Rp 16.500/US$, Rupiah Terus Terpuruk
Pada pukul 15:14 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.332,16, dolar Singapura melemah 0,56% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Senin kemarin, dolar Singapura sempat menguat ke atas Rp 10.400/troy ons, sebelum mengakhiri perdagangan di level Rp 10.390,78/SG$, menguat 0,74%.
Wabah virus corona yang meluas dan diprediksi membuat perekonomian global melambat di tahun ini membuat dolar Singapura membalikkan keadaan dalam waktu singkat.
Sementara di Singapura yang sudah terjangkit di awal-awal kemunculan wabah ini, jumlah kasusnya sebanyak 160. Dari total tersebut, sebanyak 78 orang dilaporkan sudah sembuh. Penyebaran wabah virus corona di Singapura bisa dikatakan terkendali, dulu Singapura menjadi negara dengan jumlah kasus terbanyak kedua setelah China. Kini Singapura berada di luar 10 besar, setelah terjadi lonjakan kasus di negara-negara lain, termasuk di Amerika Serikat.
Pada 20 Februari lalu, dolar Singapura masih berada di level terlemah sejak Juli 2017. Sejak akhir tahun lalu hingga tanggal tersebut, dolar Singapura anjlok lebih dari 5%. Sejak mencapai level terendah tersebut, mata uang Negeri Merlion ini terus menguat hingga mencapai level tertinggi 8 bulan Rp 10.405,82/SG$ awal pekan kemarin.
Mulai membaiknya sentimen pelaku pasar membuat rupiah akhirnya bangkit pada hari ini. Hal tersebut tercermin dari menghijaunya bursa saham Asia. indeks Nikkei Jepang menguat 0,75%, Shanghai Composite China dan Hang Seng Hong Kong melesat masing-masing 1,55% dan 1,91%, sementara Kospi Korea Selatan naik 0,37%.
Gejolak yang terjadi di pasar finansial belakangan ini membuat negara-negara maju mulai mempertimbangkan gelontoran stimulus yang membuat sentimen pelaku pasar membaik, dan rupiah mampu menguat. Menteri Keuangan Jepang, Taro Aso, mengatakan pemerintah Jepang akan menyiapkan paket stimulus kedua untuk meredam dampak virus corona.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump mengatakan akan bertemu dengan anggota Kongres dari partai Republik hari ini guna membahas kemungkinan pelonggaran pajak untuk memacu perekonomian AS yang terancam melambat akibat virus corona.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/tas) Next Article Sentuh Rp 16.500/US$, Rupiah Terus Terpuruk
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular