Emas di Bawah US$ 1.700/oz, Waktunya Beli atau Jual?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
10 March 2020 14:27
Analisis Teknikal
Foto: Ilustrasi emas (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Jika dilihat secara Teknikal, pada pertengahan tahun lalu Tim Riset CNBC Indonesia memberikan proyeksi harga emas berpeluang naik ke US$ 1.800/troy ons bahkan lebih tinggi lagi setelah menembus resisten (tahanan atas) di kisaran US$ 1.433/troy ons. Sejak saat itu, Tim Riset CNBC Indonesia memberikan outlook bullish bagi emas dalam jangka panjang. Artinya selama tidak kembali ke bawah US$ 1.433/troy ons, harga emas masih berpeluang terus menguat.

Emas Sudah Cicipi US$ 1.700/oz, Waktunya Beli atau Jual?Grafik: Emas (XAU/USD) Mingguan
Sumber: Refinitiv


Melihat grafik mingguan, harga emas saat ini bergerak di atas rerata pergerakan 50 pekan (moving average/MA 50), MA 100 dan MA 200. Posisi emas di atas ketiga MA tersebut menjadi sinyal peluang berlanjutnya penguatan emas. Sementara itu, indikator Stochastic berada di wilayah jenuh beli (overbought).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah jenuh beli, maka suatu harga suatu instrumen berisiko melemah.

Level US$ 1.700/troy ons yang merupakan level psikologis menjadi resisten (tahanan atas) terdekat. Jika kembali ditembus, dan bertahan di atas level tersebut, harga emas berpeluang terus naik menuju US$ 1.755/troy ons. Peluang ke US$ 1.800 menjadi terbuka jika emas juga melewati level tersebut.

Sementara selama tertahan di bawah US$ 1.700/troy ons, emas berisiko terkoreksi turun melihat indikator Stochastic yang overbought. Support (tahanan bawah) terdekat berada di kisaran US$ 1.545/troy ons, menjadi target penurunan emas. Jika dilewati, emas berisiko melemah ke US$ 1.450/troy ons.
Namun, selama bertahan di atas support US$ 1.545/troy ons, emas berpeluang kembali menguat.

TIM RISET CNBC INDONESIA  (pap/pap)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular