
Borong Saham Murah, IHSG Rebound & Melesat Lebih 2%
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
10 March 2020 09:07

Data kompilasi John Hopkins Universiy CSSE menunjukkan jumlah kasus di Italia sudah mencapai 9.172 dan korban meninggal bertambah menjadi 463. Karena kasus di Italia bertambah dengan signifikan, Perdana Menteri Giusepe Conte akan memperluas jangkauan karantina menjadi seluruh negara dari sebelumnya wilayah Lombardy saja.
Conte mengatakan 60 juta orang di berbagai penjuru negara tidak boleh bepergian ke mana-mana kecuali untuk bekerja atau dalam keadaan darurat lain. Dia menambahkan kegiatan ‘kumpul-kumpul’ akan dilarang dan kegiatan olahraga akan ditunda. Upaya ini dilakukan untuk melindungi orang-orang dengan risiko paling tinggi. Kebijakan ini mulai berlaku hari ini hingga 3 April nanti rencananya.
“Keputusan yang tepat untuk sekarang ini adalah dengan tetap tinggal di rumah” kata Conte “Masa depan kita dan Italia ada di tangan kita. Kita harus lebih bertanggung jawab sekarang dari sebelumnya” tambahnya, melansir CNBC Internasional.
Kondisi darurat corona di Italia membuat indeks FTSE MIB terkoreksi parah dengan anjlok sebesar 11,17%. Setali tiga uang dengan bursa saham Italia, indeks saham FTSE 100 (Inggris) ambruk 7,69%, DAX (jerman) minus 7,94% dan CAC 40 (Perancis) minus 8,38%.
Volatilitas di pasar berpotensi masih akan tinggi. Setelah OPEC+ gagal sepakati keputusan pemangkasan minyak lebih dalam hingga akhir tahun 2020, harga minyak anjlok dalam. Harga minyak makin tertekan setelah Arab Saudi sebagai pemimpin OPEC mengambil manuver dengan rencana meningkatkan produksi minyaknya dan mendiskon harga minyak ekspornya 10%.
IHSG hari ini juga akan diwarnai dengan sentimen rilis data penjualan ritel bulan Januari 2020 oleh Bank Indonesia (BI). Pada Desember 2019, penjualan ritel terkontraksi -0,5% year-on-year. Ini adalah catatan terendah sejak Juni 2019. Kalau melihat Desember saja, hampir tidak pernah penjualan ritel terkontraksi (tumbuh negatif). Sejak 2004, kontraksi penjualan ritel hanya terjadi pada 2005, 2008, dan 2019.
Untuk Januari 2020, BI memperkirakan penjualan ritel akan turun lebih dalam yaitu -3,1%. "Penurunan penjualan eceran disebabkan terutama oleh penjualan kelompok barang budaya dan rekreasi, serta kelompok sandang. Penurunan tersebut sejalan dengan pola konsumsi masyarakat yang kembali normal setelah perayaan terkait Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN)," sebut keterangan tertulis BI. Jika realisasi penjualan ritel sesuai ekspektasi, maka akan sejalan dengan data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang juga kurang ciamik. Kemarin, BI melaporkan IKK periode Februari 2020 sebesar 117,7.
Angka yang masih di atas 100 menandakan konsumen masih optimistis mengarungi bahtera ekonomi saat ini dan masa mendatang. Dengan kinerja penjualan ritel yang terkontraksi ada kemungkinan menjadi sentimen pemberat untuk pergerakan IHSG hari ini.
Bagaimanapun juga, kalau hantu corona belum hilang dan membayangi pasar, volatilitas masih akan tinggi.
TIM RISET CNBC INDONESIA (twg/twg)
Conte mengatakan 60 juta orang di berbagai penjuru negara tidak boleh bepergian ke mana-mana kecuali untuk bekerja atau dalam keadaan darurat lain. Dia menambahkan kegiatan ‘kumpul-kumpul’ akan dilarang dan kegiatan olahraga akan ditunda. Upaya ini dilakukan untuk melindungi orang-orang dengan risiko paling tinggi. Kebijakan ini mulai berlaku hari ini hingga 3 April nanti rencananya.
“Keputusan yang tepat untuk sekarang ini adalah dengan tetap tinggal di rumah” kata Conte “Masa depan kita dan Italia ada di tangan kita. Kita harus lebih bertanggung jawab sekarang dari sebelumnya” tambahnya, melansir CNBC Internasional.
Volatilitas di pasar berpotensi masih akan tinggi. Setelah OPEC+ gagal sepakati keputusan pemangkasan minyak lebih dalam hingga akhir tahun 2020, harga minyak anjlok dalam. Harga minyak makin tertekan setelah Arab Saudi sebagai pemimpin OPEC mengambil manuver dengan rencana meningkatkan produksi minyaknya dan mendiskon harga minyak ekspornya 10%.
IHSG hari ini juga akan diwarnai dengan sentimen rilis data penjualan ritel bulan Januari 2020 oleh Bank Indonesia (BI). Pada Desember 2019, penjualan ritel terkontraksi -0,5% year-on-year. Ini adalah catatan terendah sejak Juni 2019. Kalau melihat Desember saja, hampir tidak pernah penjualan ritel terkontraksi (tumbuh negatif). Sejak 2004, kontraksi penjualan ritel hanya terjadi pada 2005, 2008, dan 2019.
Untuk Januari 2020, BI memperkirakan penjualan ritel akan turun lebih dalam yaitu -3,1%. "Penurunan penjualan eceran disebabkan terutama oleh penjualan kelompok barang budaya dan rekreasi, serta kelompok sandang. Penurunan tersebut sejalan dengan pola konsumsi masyarakat yang kembali normal setelah perayaan terkait Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN)," sebut keterangan tertulis BI. Jika realisasi penjualan ritel sesuai ekspektasi, maka akan sejalan dengan data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang juga kurang ciamik. Kemarin, BI melaporkan IKK periode Februari 2020 sebesar 117,7.
Angka yang masih di atas 100 menandakan konsumen masih optimistis mengarungi bahtera ekonomi saat ini dan masa mendatang. Dengan kinerja penjualan ritel yang terkontraksi ada kemungkinan menjadi sentimen pemberat untuk pergerakan IHSG hari ini.
Bagaimanapun juga, kalau hantu corona belum hilang dan membayangi pasar, volatilitas masih akan tinggi.
TIM RISET CNBC INDONESIA (twg/twg)
Pages
Most Popular