
Borong Saham Murah, IHSG Rebound & Melesat Lebih 2%
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
10 March 2020 09:07

Jakarta, CNBC Indonesia - Pagi ini, indeks bursa saham ibu pertiwi di buka di zona hijau. Setelah berada di zona pesakitan sekian lama akibat wabah corona yang merebak ke lebih dari separuh negara di penjuru dunia.
Walau COVID-19 atau corona virus masih membayangi, pagi hari ini, Selasa (10/3/2020) bursa saham tanah air (IHSG) dibuka naik 0,25% di level 5.149,49 setelah kemarin ditutup ambles 6,58% dan mencatatkan koreksi harian terdalam sejak 23 September 2011. IHGS pagi ini sempat bertengger menguat hingga 2,2% ke level 5.251,96.
Pagi ini saham-saham yang diborong investor antara lain saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang menguat 3,72%, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menguat 4,8%, PT Astra International Tbk (ASII) menguat 3,48%, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) naik 1,43% dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) naik 5,7%.
COVID-19 adalah nama virus yang saat ini menjangkiti lebih dari 100 negara di dunia. Tak kurang dari 113 ribu orang telah terjangkit virus ini, dan jumlah korban meninggal dunia sebanyak 4.012 orang sampai hari ini jika mengacu pada data kompilasi John Hopkins University CSSE. Corona memang jadi biang kerok kecemasan dan kepanikan di pasar.
Kemarin bursa saham Asia juga mengalami nasib yang sama. Indeks Hang Seng (Hong Kong) naik 0,99%, Shang Hai Composite (China) terapresiasi 0,58%, Kospi (Korea Selatan) terangkat 0,41% dan Straits Times (Singapura) bertambah 0,92%.
Namun bursa saham Amerika dan Eropa ditutup kebakaran, dan biang keroknya juga sama. Virus ganas bernama COVID-19 buat bursa saham global kena tekanan jual hebat dan bergerak dengan volatilitas yang tinggi.
Sebenarnya jumlah kasus infeksi COVID-19 di China (episentrum penyebaran virus) sudah dilaporkan menurun dalam beberapa waktu terakhir. Dalam beberapa hari terakhir jumlah kumulatif kasus infeksi COVID-19 di China tidak beranjak dari angka 80.000 kasus. Seolah episentrumnya bergeser, lonjakan kasus baru justru terjadi di luar China.
"Pada akhir pekan, lonjakan kasus baru banyak terjadi di Italia, Iran, Amerika Serikat (AS), Jerman, Perancis, Spanyol, Jepang dan Mesir. Di AS, jumlah kasus kini mencapai 521. Sementara di Italia korban meninggal bertambah menjadi 366. Beredar kabar bahwa di Filipina , Presiden Rodrigo Duterte sudah setuju untuk memberlakukan keadaan darurat" tulis riset Citi.
Lonjakan kasus di AS membuat beberapa daerah berada dalam status darurat corona, salah satunya adalah California. Per hari ini jumlah kasus yang dilaporkan di AS sudah berjumlah 605 dengan 22 orang korban meninggal. Teror yang disebar COVID-19 membuat bursa saham Paman Sam rontok.
Pagi tadi, indeks utama bursa saham Paman Sam jatuh sangat dalam. Indeks Dow Jones Industrial harus rela terkapar di zona merah dengan koreksi 7,79%. Indeks S&P 500 dan Nasdaq composite menyusul dengan koreksi masing-masing sebesar 7,59% dan 7,29%. Ini merupakan koreksi harian terdalam sejak Desember 2008.
Beralih ke Eropa, kemarin indeks STOXX 600 ditutup dengan pelemahan yang juga dalam yaitu minus 7,44%. Italia menjadi negara di Eropa dengan jumlah kasus infeksi paling banyak. Bahkan sudah melampaui jumlah kasus kumulatif yang dilaporkan di Korea Selatan.
Walau COVID-19 atau corona virus masih membayangi, pagi hari ini, Selasa (10/3/2020) bursa saham tanah air (IHSG) dibuka naik 0,25% di level 5.149,49 setelah kemarin ditutup ambles 6,58% dan mencatatkan koreksi harian terdalam sejak 23 September 2011. IHGS pagi ini sempat bertengger menguat hingga 2,2% ke level 5.251,96.
Pagi ini saham-saham yang diborong investor antara lain saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang menguat 3,72%, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menguat 4,8%, PT Astra International Tbk (ASII) menguat 3,48%, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) naik 1,43% dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) naik 5,7%.
Kemarin bursa saham Asia juga mengalami nasib yang sama. Indeks Hang Seng (Hong Kong) naik 0,99%, Shang Hai Composite (China) terapresiasi 0,58%, Kospi (Korea Selatan) terangkat 0,41% dan Straits Times (Singapura) bertambah 0,92%.
Namun bursa saham Amerika dan Eropa ditutup kebakaran, dan biang keroknya juga sama. Virus ganas bernama COVID-19 buat bursa saham global kena tekanan jual hebat dan bergerak dengan volatilitas yang tinggi.
Sebenarnya jumlah kasus infeksi COVID-19 di China (episentrum penyebaran virus) sudah dilaporkan menurun dalam beberapa waktu terakhir. Dalam beberapa hari terakhir jumlah kumulatif kasus infeksi COVID-19 di China tidak beranjak dari angka 80.000 kasus. Seolah episentrumnya bergeser, lonjakan kasus baru justru terjadi di luar China.
"Pada akhir pekan, lonjakan kasus baru banyak terjadi di Italia, Iran, Amerika Serikat (AS), Jerman, Perancis, Spanyol, Jepang dan Mesir. Di AS, jumlah kasus kini mencapai 521. Sementara di Italia korban meninggal bertambah menjadi 366. Beredar kabar bahwa di Filipina , Presiden Rodrigo Duterte sudah setuju untuk memberlakukan keadaan darurat" tulis riset Citi.
Lonjakan kasus di AS membuat beberapa daerah berada dalam status darurat corona, salah satunya adalah California. Per hari ini jumlah kasus yang dilaporkan di AS sudah berjumlah 605 dengan 22 orang korban meninggal. Teror yang disebar COVID-19 membuat bursa saham Paman Sam rontok.
Pagi tadi, indeks utama bursa saham Paman Sam jatuh sangat dalam. Indeks Dow Jones Industrial harus rela terkapar di zona merah dengan koreksi 7,79%. Indeks S&P 500 dan Nasdaq composite menyusul dengan koreksi masing-masing sebesar 7,59% dan 7,29%. Ini merupakan koreksi harian terdalam sejak Desember 2008.
Beralih ke Eropa, kemarin indeks STOXX 600 ditutup dengan pelemahan yang juga dalam yaitu minus 7,44%. Italia menjadi negara di Eropa dengan jumlah kasus infeksi paling banyak. Bahkan sudah melampaui jumlah kasus kumulatif yang dilaporkan di Korea Selatan.
Next Page
Ada Sentimen dari Rilis Penjualan Ritel
Pages
Most Popular