Obligasi RI

Tertekan, Arah Obligasi RI Berbalik dari Gerak Obligasi AS

Haryanto, CNBC Indonesia
09 March 2020 18:37
Harga obligasi rupiah pemerintah Indonesia pada Senin (9/3/2020) terus tertekan di tengah aksi buru obligasi pemerintah AS.
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintahIndonesia pada Senin (9/3/2020) terus tertekan di tengah aksi buru obligasi pemerintah AS.Imbal hasil (yield) surat berharga Negeri Sam itu menyentuh rekor terendah baru sepanjang sejarah.

Imbal hasil US Treasury 10-tahun menembus di bawah 0,5% untuk pertama kali, dan menyentuh level terendah sepanjang masa di level 0,487%. Imbal hasil obligasi bergerak berlawanan dengan harga. 

Data Refinitiv menunjukkan koreksi harga surat utang negara (SUN) itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark). Keempat seri tersebut adalah FR0081 bertenor 5 tahun, FR0082 bertenor 10 tahun, FR0080 bertenor 15 tahun, dan FR0083 bertenor 20 tahun.

Yield menjadi acuan keuntungan investor di pasar surat utang dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka. Seri acuan yang paling melemah hari ini adalah FR0081 yang bertenor 5 tahun dengan kenaikan yield 18,9 basis poin (bps) menjadi 5.88%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.

 

Yield Obligasi Negara Acuan 9 Mar'20

Seri

Jatuh tempo

Yield 6 Mar'20 (%)

Yield 9 Mar'20 (%)

Selisih (basis poin)

Yield wajar PHEI 9 Mar'21 (%)

FR0081

5 tahun

5,697

5,886

18,90

6,1762

FR0082

10 tahun

6,551

6,655

10,40

7,0679

FR0080

15 tahun

7,043

7,05

0,70

7,5385

FR0083

20 tahun

7,130

7,176

4,60

7,4936

 

Sumber: Refinitiv

Koreksi pasar obligasi pemerintah hari ini tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) masih melemah. Indeks tersebut turun 3,95 poin (1,41%) menjadi 276,07dari posisi kemarin280,02.

Koreksi di pasar surat utang hari ini juga terjadi bersamaan dengan pelemahandi pasar saham dan rupiah di pasar valas.

 

Investor Global Buru Obligasi AS

Turunnya harga SUN tidak senada dengan apresiasi di pasar surat utang pemerintah negara AS dan juga negara berkembang yang lain. Di antara pasar obligasi negara yang dikompilasi Tim Riset CNBC Indonesia, SBN Garuda menjadi yang terburuk ketiga setelah Rusia dan Afrika Selatan.

Dari pasar surat utang negara berkembang terpantau bervariasi untuk nilai yieldnya, sedangkan pada negara maju, semua mengalami penurunan yieldsehingga yield mayoritas obligasi negara maju tersebut turun.

 

Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang

Negara

Yield 6 Mar'20 (%)

Yield 9 Mar'20 (%)

Selisih (basis poin)

Indonesia (BBB+)

6,551

6,655

10,40

Brasil (BB-)

6,74

6,76

2,00

China (A+)

2,681

2,595

-8,60

Jerman (AAA)

-0,731

-0,84

-10,90

Prancis (AA)

-0,346

-0,382

-3,60

Inggris Raya (AA)

0,25

0,114

-13,60

India (BBB-)

6,176

6,051

-12,50

Jepang (A)

-0,131

-0,146

-1,50

Malaysia (A-)

2,783

2,838

5,50

Filipina (BBB)

4,232

4,085

-14,70

Rusia (BBB)

6,07

6,46

39,00

Singapura (AAA)

1,212

1,013

-19,90

Thailand (BBB+)

0,95

0,86

-9,00

Amerika Serikat (AAA)

0,762

0,472

-29,00

Afrika Selatan (BB+)

9,02

9,18

16,00

 

Sumber: Refinitiv

Hal tersebut mencerminkan investor global sedang menghindari obligasi pemerintah di emerging market seperti Afrika Selatan dan Indonesia, dan memilih bermain aman dengan membeli obligasi negara-negara maju khususnya AS--yang imbal hasilnya turun sebesar 29 bps.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(har/har) Next Article Euforia Rapat Darurat The Fed, Harga Obligasi Terapresiasi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular