Usai Aksi Cetak Rekor Awal Pekan, Dow Futures Tertekan

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
06 April 2021 19:37
Trader Tommy Kalikas works on the floor of the New York Stock Exchange, Monday, Jan. 14, 2019. Stocks are opening lower on Wall Street after China reported a surprise drop in exports to the U.S. last month. (AP Photo/Richard Drew)
Foto: Bursa AS

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) melemah pada perdagangan Selasa (6/4/2021), setelah kemarin aksi cetak rekor tertinggi kembali muncul.

Kontrak futures Dow Jones Industrial Average tertekan, mengindikasikan bahwa indeks berisi 30 saham unggulan di AS tersebut bakal dibuka melemah 30 poin dari nilai wajarnya. Kontrak serupa indeks S&P 500 dan Nasdaq kompak tertekan sebesar 0,2%.

Saham perusahaan teknologi tertekan, seperti misalnya Amazon, Microsoft dan Nvidia yang terjerembab di sesi pra-pembukaan.

Wall Street menguat pada Senin, setelah data tenaga kerja AS menunjukkan penurunan angka pengangguran dan melonjaknya indikator aktivitas sektor jasa di tengah semakin kencangnya program vaksinasi.

"Vaksinasi berjalan dengan laju rekor, dan upaya stimulus historis efforts dari Kongres memuluskan jalan berlanjutnya momentum positif di pasar," tutur Chris Larkin, Direktur Pelaksana E-Trade Financial, sebagaimana dikutip CNBC International.

Imbal hasil (yield) surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun kemarin surut ke level 1,71%, meredam kekhawatiran soal lonjakan inflasi. Terbaru, imbal hasil surat utang yang menjadi acuan di pasar itu bercokol di level 1,7%.

Presiden Federal Reserve Cleveland Loretta Mester kepada CNBC International menyatakan bahwa dia tidak khawatir melihat perkembangan di pasar surat uang pemerintah. "Menurut saya imbal hasil obligasi yang meninggi bisa dipahami dalam konteks perbaikan outlook ekonomi."

Investor juga terus mencerna sejauh mana program stimulus infrastruktur Presiden AS Joe Biden senilai US$ 2 triliun bisa direalisasikan. Meski kedua partai politik sepakat membangun jalan dan jembatan, tetapi masih ada perbedaan pandangan mengenai nilai total dan pendanaannya.

Biden pada Senin menyatakan bahwa dia tak khawatir kenaikan pajak korporasi sebesar 28%, yang menjadi sumber pendanaan proyek tersebut, bakal memukul ekonomi. Namun demikian Senator Partai Demokrat Joe Manchin menyatakan penolakan keras atas rencana tersebut.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Merespons Komentar Powell, Dow Futures Lanjutkan Pelemahan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular