
Merespons Komentar Powell, Dow Futures Lanjutkan Pelemahan

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) melanjutkan pelemahan pada perdagangan Jumat (5/3/2021), setelah imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) terus menguat merespons komentar bos bank sentral AS.
Kontrak futures indeks Dow Jones Industrial Average melemah, mengindikasikan bahwa indeks berisi 30 saham unggulan ini akan dibuka melemah 75 poin. Kontrak serupa indeks S&P 500 dan Nasdaq juga kompak tertekan.
Koreksi terjadi setelah imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS berjatuh tempo 10 tahun naik kembali menjadi 1,5%. Sepekan lalu, bursa AS juga melemah setelah yield obligasi acuan tersebut melesat hingga menyentuh angka 1,6%.
Saham teknologi pun anjlok karena mereka dikenal rakus menerbitkan obligasi, yang beban bunganya meningkat ketika imbal hasil obligasi acuan naik. Selain itu, pelaku pasar juga menghindarinya dan mendiversifikasi asetnya menyambut pemulihan ekonomi.
Kenaikan yield berlanjut setelah bos bank sentral AS (Federal Reserve/ The Fed) Jerome Powell pada Kamis menyebutkan bahwa pembukaan kembali perekonomian bisa menciptakan dorongan penguatan inflasi dan pihaknya bakal lebih sabar dan menahan diri menghadapi situasi demikian.
Meski demikian, Powell mengaku telah mengetahui perihal kenaikan imbal hasil obligasi tersebut. Ketika imbal hasil menguat, maka harga surat utang tersebut kian murah dan menarik untuk dibeli yang dalam skala tertentu bisa menarik dana dari bursa saham ke obligasi.
"Pasar menerjemahkan kata sabar sebagai indikasi bahwa akan ada kebijakan dan Powell mengindikasikan bahwa kebijakan moneter longgar dalam titik tertentu akan berakhir," tutur Mike Loewengart, Direktur Pelaksana E-Trade Financial, sebagaimana dikutip CNBC International.
S&P 500 dan Dow Jones pun kemarin anjlok lebih dari 1%. Sementara itu, Nasdaq jatuh 2,1% akibat gerusan saham teknologi dan terhitung drop 3,6% dalam sepekan berjalan. Namun demikian, indeks saham sektor energi melesat 2,5% menyusul kenaikan harga minyak.
Hari ini, investor bakal memantau data lapangan kerja Februari. Ekonom dalam survei Dow Jones memperkirakan pembukaan 210.000 lapangan kerja baru bulan lalu, atau melesat dibandingkan angka Januari sebanyak 49.000.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Didera Profit Taking, Wall Street Berayun ke Zona Merah