Nasdaq Futures Menguat, Sambut Melemahnya Yield SBN AS

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
22 March 2021 19:10
Traders work on the floor of the New York Stock Exchange shortly after the opening bell in New York, U.S., July 23, 2018.  REUTERS/Lucas Jackson
Foto: REUTERS/Lucas Jackson

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) bergerak mixed pada perdagangan Senin (22/3/2021), menyusul melambatnya laju kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS.

Kontrak futures indeks Nasdaq menguat 0,8%, menyusul surutnya imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS. Kontrak serupa indeks S&P 500 cenderung flat, sedangkan kontrak serupa Dow Jones Industrial Average melemah 65 poin.

Imbal hasil obligasi tenor 10-tahun itu melemah 5 basis poin (bp) menjadi 1,68%, setelah menyentuh level tertingginya 14 bulan pada pekan lalu, 1 bp setara 0,01%. Kenaikan imbal hasil acuan obligasi di pasar AS memicu kekhawatiran bahwa harga saham teknologi bakal melemah.

Saham Tesla menguat 2% di pasar pra-pembukaan setelah Ark Investment mematok target harga baru untuk saham perusahaan teknologi yang didirikan Elon Musk tersebut. Sebelumnya, saham teknologi tertekan karena pemulihan ekonomi memicu peralihan kepemilikan saham dari sektor teknologi ke sektor siklikal yang diuntungkan ketika ekonomi pulih.

Sepanjang pekan lalu, indeks Dow Jones dan S&P 500 melemah masing-masing sebesar 0,5% dan 0,8%, sehingga mematahkan koreksi dua bulan beruntun yang sebelumnya mereka cetak. Sementara itu, Nasdaq Composite terhitung melemah 0,8% pada periode yang sama.

Meski demikian, S&P 500 dan Dow masih dekat di level tertingginya, demikian juga Nasdaq. Darrell Cronk, Kepala Investasi Divisi Pengelolaan Kekayaan dan Investasi Wells Fargo menilai bursa saham terlihat masih sejalan dengan tren kenaikan beberapa tahun.

Optimisme atas pergerakan pasar dan jalur pemulihan ekonomi AS mengemuka setelah vaksinasi dijalankan, dengan laju kepesertaan vaksin yang meningkat dalam beberapa pekan terakhir. Namun demikian, beberapa negara masih melihat kenaikan kasus baru.

Data uji coba yang dirilis pemerintah AS pada Senin menunjukkan bahwa vaksin besutan AstraZeneca dan Universitas Oxford terbukti 79% efektif mencegah penularan bergejala dan 100% efektif melawan kondisi kritis yang perlu rawat inap.

Pelaku pasar bakal memantau data penjualan rumah lama per Februari yang dirilis Asosiasi Pengembang Nasional (National Association of Realtors). Ekonom dalam survey Dow Jones sejauh ini memperkirakan penurunan sebesar 2,8%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 5 BUMN China Hengkang Dari Wall Street

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular