
IHSG Jebol ke Bawah 5.200, Begini Saran buat Trader Saham

Koreksi IHSG ini terjadi di tengah aksi jual panik (panic selling) di bursa-bursa utama Asia dan kejatuhan harga minyak dunia membuat investor di pasar saham domestik ikut-ikutan melakukan aksi jual.
Data BEI mencatat, sebanyak 372 saham ambles, sementara yang naik hanya 46, sementara sisanya stagnan dan tidak diperdagangkan. Pada pukul 15.19 WIB, IHSG minus 6,08% di level 5.164 dan ambles ke level terendah 5.162.
Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nicodemus, mengatakan level support (tahanan bawah) hari ini sudah tertembus yakni 5.185.
"Kini tinggal menunggu level support bawah 5.135," kata Nico, dalam pesan singkatnya, di Jakarta (9/3/2020).
Adapun analisis teknikal dari fibonacci expert, Linda Lee, mengatakan level support IHSG berada di antara 5.267-5.277 di mana level ini pun sudah terlewati hari ini.
![]() |
Di tempat terpisah, analis teknikal PT Henan Putihrai Sekuritas Liza Camelia Suryanata mengatakan pada prediksi 27 Februari lalu, pihaknya memang memproyeksikan titik tahanan atau batas bawah (support) neckline dari pola double top besar IHSG berada di level sekitar 5.670-5.550. Level 5.500 adalah level krusial yang harus dijaga demi menyelamatkan gerak jangka panjang IHSG.
"Ternyata harapan tersebut harus pupus dengan tidak mampunya IHSG ditutup di atas level 5.500 tersebut, dan ditambah oleh pukulan hari ini di bawah support dari level previous low di level 5.288, yang makin menguatkan prediksi bahwa target turun pola double top jangka panjang tersebut memang seyogyanya akan direalisasikan di sekitar 4.700," kata Liza.
![]() |
Dia menjelaskan, dari tren jangka panjang yang tergambar pada chart di atas, tampak seutas pola trendline jangka panjang (hijau), yang artinya ada tarikan dari awal tren naik (uptrend) tahun 2011, yang sedianya menyediakan bantalan support di sekitar 4.900-5.000.
"Pada level tersebut nanti diperkirakan akan ada technical rebound alias balik arah secara teknikal yang diharapkan mampu memberikan angin segar sejenak ke arah 5.280, sebelum akhirnya harus menggenapi takdirnya di level 4.700."
Sebab itu, di tengah kondisi IHSG yang terus tertekan, Liza menegaskan saat ini sulit untuk menemukan kesempatan bertransaksi yang menguntungkan.
"Para trader dan investor disarankan untuk benar-benar memperhatikan money and risk management yang bijak dan ketat, serta sedikit lebih berhati-hati dalam mengalokasikan dana pembelian saham. Expect high volatility still going on in the market for quite some time now, until indefinitely [volatilitas tinggi masih akan terjadi di pasar], seraya memperhatikan sentimen-sentimen positif yang mungkin muncul dan menolong pergerakan market," tegas Liza.
Sebagai informasi, di tengah kejatuhan indeks, sekuritas lain, yakni PT Mirae Asset Sekuritas juga akhirnya memangkas proyeksi IHSG hingga akhir tahun ini. Sentimen negatif dari meluasnya penyebaran virus corona secara global yang berakibat pada melemahnya harga komoditas menjadi pertimbangan pemangkasan tersebut.
Head of Research Mirae Asset Sekuritas, Hariyanto Wijaya menyiapkan tiga skenario IHSG hingga pengujung akhir tahun.
Pertama, untuk base scenario, Mirae Asset Sekuritas memangkas target IHSG dari sebelumnya 7.140 poin menjadi 6.500 poin.
Dengan asumsi, valuasi earnings per share (EPS) 5% dari proyeki awal 9%. Base scenario ini dapat terjadi bila wabah corona tidak terjadi secara signifikan di Indonesia dan wabah secara global mulai mereda pada akhir Mei, serta harga CPO (minyak sawit mentah) global yang mulai stabil di kisaran RM2.500 per ton.
EPS atau yang disebut juga sebagai laba per saham merupakan rasio keuangan yang mengukur jumlah laba bersih yang diperoleh per saham yang beredar.
"Saat ini sentimen Corona menyebabkan harga komoditas melemah," tutur Hariyanto dalam diskusi terbatas dengan awak media di Jakarta, Senin (9/3/2020).
Pada skenario bull case, Mirae memperkirakan IHSG pada akhir tahun mencapai level 7.350, dipangkas dari sebelumnya 7.920. Penghitungan ini mengacu pada proyeksi valuasi earnings per share (EPS) sebesar 6% dari proyeksi awal 11%.
Skenario terakhir, bear case, Mirae memprediksi, IHSG akan mencapai level 5.400 pada ujung tahun ini, dipangkas dari sebelumnya 6.000 poin. Valuasi EPS juga diturunkan dari 5% menjadi hanya 1 persen saja.
Asumsi ini dihitung dengan pertimbangan risiko penyebaran wabah Corona di Indonesia sangat signifikan dan di global terus meluas hingga Mei 2020 dan kejatuhan harga CPO di bawah RM 2.000 per ton.
Hariyanto menuturkan, dari dalam negeri, katalis positif yang dapat menopang laju IHSG hingga akhir tahun ini antara lain stimulus baik dari sisi stimulus fiskal dan moneter. Bank Indonesia, kata dia, juga diproyeksikan masih memiliki ruang memangkas suku bunga acuan dari posisi saat ini 4,25% merespons penurunan suku bunga The Fed sebesar 50 basis poin.
![]() |
(tas/tas) Next Article Jadi 'Korban' Corona, IHSG Ambles 6,9%, Asing Masih Kabur!
