
Hengkang dari RI, Aviva Lepas 50% Saham Astra Life

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan asuransi Inggris, Aviva Plc, menyatakan akan keluar dari investasinya di Indonesia dengan melepas seluruh kepemilikan saham di perusahaan patungan PT Astra Aviva Life, kepada mitranya di perusahaan asuransi jiwa tersebut yakni Grup Astra.
Sarah Swailes, Group Financial and Corporate Communications Aviva dalam keterangan resminya, mengatakan transaksi penjualan saham perusahaan kepada PT Astra International Tbk (ASII) diharapkan selesai pada kuartal IV-2020.
"Ini diharapkan selesai pada Q4-2020 dan tunduk pada kondisi klausul penutupan tertentu, termasuk persetujuan peraturan di Indonesia dan penyelesaian akuisisi Bangkok Bank Public Company Limited (Bangkok Bank) atas PT Bank Permata Tbk, mitra bancassurance Aviva di Indonesia. Para pemegang saham Bangkok Bank menyetujui akuisisi Permata Bank pada 5 Maret 2020," kata Swailes, dikutip CNBC Indonesia, Minggu (8/3/2020).
Hanya saja, kepada Reuters, Aviva menolak mengatakan berapa besaran penjualan tersebut berikut detailnya.
Menurut catatan Reuters, perusahaan asuransi yang tercatat di London Stock Exchange ini mulai meninjau kembali bisnis mereka pada tahun 2019 di bawah CEO baru Maurice Tulloch. Pada November, mereka memutuskan mempertahankan operasi di Singapura dan China, tetapi tengah mempertimbangkan opsi untuk keluar dari bisnis mereka di Indonesia, Vietnam dan Hong Kong.
Situs resmi Astra Aviva Life (Astra Life) mencatat perusahaan ini adalah perusahaan asuransi jiwa patungan dengan kepemilikan saham 50:50 antara Astra International dan Aviva International Holding Limited yang didirikan tanggal 26 Mei 2014, serta diluncurkan secara resmi kepada publik dan media pada 27 November 2014.
Perusahaan ini adalah kolaborasi dua perusahaan dengan rekam jejak lama, Aviva sebagai asuransi kelas dunia selama lebih dari 322 tahun sejak tahun 1696, dan Astra selama 61 tahun sejak tahun 1957.
Astra Life menawarkan asuransi perlindungan jiwa, kesehatan, kecelakaan, asuransi jiwa yang dikaitkan dengan investasi (unit link) dan juga nasabah korporasi berupa program kesejahteraan karyawan dan dana pensiun (DPLK).
Pada akhir tahun 2018 Astra Life memiliki lebih dari 750 karyawan dan telah melayani lebih dari 1.400.000 tertanggung, serta didukung oleh ribuan penyedia layanan kesehatan di seluruh Indonesia.
Berdasarkan data per 31 Desember 2018, Astra Life telah membayarkan klaim senilai lebih dari Rp 395 milyar (tidak termasuk manfaat penutupan polis).
Pendapatan premi bruto (Gross Written Premium) perusahaan pada tahun 2018 tercatat sebesar Rp 3,78 triliun, dengan Annual Premium Equivalen (APE) di tahun 2018 sebesar Rp 588 miliar, dan total aset di tahun 2018 sebesar Rp 5 triliun.
Adapun tingkat solvabilitas atau Risk Based Capital (RBC) perusahaan di tahun 2018 berada di angka 314%.
(tas/sef) Next Article Aviva Hengkang dari Astra Life, Apa Rencana Grup Astra?
