
Saham Raksasa Minyak Aramco Jadi Korban Perang Timur Tengah
sy, CNBC Indonesia
08 March 2020 20:20

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham perusahaan migas raksasa asal Arab Saudi, Saudi Aramco merosot di bawah harga penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) Desember 2019. Di tengah ketegangan di Timur Tengah dan berakhirnya kerja sama OPEC dengan Rusia menjadi katalis negatif yang menekan harga saham Aramco.
Reuters memberitakan, Aramco yang diperdagangkan di bursa Tadawul dengan kode saham 2222.SE terkoreksi 4,85% pada level 31,50 riyal atau US$ 8,20 per saham dari harga IPO sebesar 32 riyal atau US$ 8,53 per saham. Penurunan ini sejalan dengan bursa saham di Arab Saudi, Tadawull All Share Index yang anjlok di atas 7%.
"Saham Saudi Aramco 2222.SE jatuh di bawah harga penawaran umum perdana (IPO) pada hari Minggu untuk pertama kalinya sejak melantai di bursa saham pada bulan Desember," tulis Reuters, Minggu (8/3/2020).
Sementara itu, Bloomberg memberitakan, kejatuhan saham Aramco menjadi katalis negatif yang memicu perang harga minyak dunia.
"Arab Saudi memicu perang harga minyak habis-habisan pada hari Sabtu ketika negara itu memangkas harga minyak mentahnya, membuat penurunan paling dalam setidaknya dalam 20 tahun," tulis laporan Bloomberg.
Pemangkasan ini, lanjut Bloomberg, imbas dari respons pertama terhadap perpisahan aliansi OPEC dengan mitra seperti Rusia pada Jumat waktu setempat.
"Arab Saudi sekarang benar-benar memasuki perang harga penuh," kata Iman Nasseri, direktur pelaksana untuk Timur Tengah di konsultan minyak FGE.
Sebelumnya Aramco menghimpun dana sebesar US$ 25,6 miliar dalam IPO Desember, dengan melepas 3 miliar saham dengan harga 32 riyal (US$ 8,53) per saham. IPO itu juga mencatatkan rekor tertinggi.
Hingga perdagangan Ahad, 8 Maret 2010, nilai kapitalisasi pasar Saudi Arabian Oil Company mencapai US$ 106,43 miliar dengan valuasi price to earnings ratio (P/E) sebesar 17.15 kali.
(hoi/hoi) Next Article Harga Minyak Melejit, Laba Raksasa Migas Arab Terbang 90%
Reuters memberitakan, Aramco yang diperdagangkan di bursa Tadawul dengan kode saham 2222.SE terkoreksi 4,85% pada level 31,50 riyal atau US$ 8,20 per saham dari harga IPO sebesar 32 riyal atau US$ 8,53 per saham. Penurunan ini sejalan dengan bursa saham di Arab Saudi, Tadawull All Share Index yang anjlok di atas 7%.
"Saham Saudi Aramco 2222.SE jatuh di bawah harga penawaran umum perdana (IPO) pada hari Minggu untuk pertama kalinya sejak melantai di bursa saham pada bulan Desember," tulis Reuters, Minggu (8/3/2020).
Sementara itu, Bloomberg memberitakan, kejatuhan saham Aramco menjadi katalis negatif yang memicu perang harga minyak dunia.
"Arab Saudi memicu perang harga minyak habis-habisan pada hari Sabtu ketika negara itu memangkas harga minyak mentahnya, membuat penurunan paling dalam setidaknya dalam 20 tahun," tulis laporan Bloomberg.
Pemangkasan ini, lanjut Bloomberg, imbas dari respons pertama terhadap perpisahan aliansi OPEC dengan mitra seperti Rusia pada Jumat waktu setempat.
"Arab Saudi sekarang benar-benar memasuki perang harga penuh," kata Iman Nasseri, direktur pelaksana untuk Timur Tengah di konsultan minyak FGE.
Sebelumnya Aramco menghimpun dana sebesar US$ 25,6 miliar dalam IPO Desember, dengan melepas 3 miliar saham dengan harga 32 riyal (US$ 8,53) per saham. IPO itu juga mencatatkan rekor tertinggi.
Hingga perdagangan Ahad, 8 Maret 2010, nilai kapitalisasi pasar Saudi Arabian Oil Company mencapai US$ 106,43 miliar dengan valuasi price to earnings ratio (P/E) sebesar 17.15 kali.
(hoi/hoi) Next Article Harga Minyak Melejit, Laba Raksasa Migas Arab Terbang 90%
Most Popular