Bos SKK Migas Sebut RI Jadi Pemasok LNG Dunia, Ini Syaratnya

Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menegaskan selesainya proyek kilang Masela, proyek utama hulu migas, serta penemuan lapangan migas baru lainnya akan menjadikan Indonesia kembali menjadi salah satu produsen gas utama dunia.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyampaikan Indonesia sudah memainkan perannya dalam bisnis gas alam cair atau elenji (Liquefied natural gas/LNG) sejak tahun 1977 dengan menjadi salah satu eksportir LNG terbesar di dunia.
Dengan proses penyelesaian kilang di lapangan yang terletak di Laut Arafuru, Maluku Utara, itu dan penemuan lapangan migas baru, akan mendukung pemerintah meningkatkan daya saing industri dalam negeri dengan ketersediaan pasokan gas.
"Penyelesaian proyek utama hulu migas dan mega proyek Abadi Masela di masa mendatang Indonesia akan kembali menjadi salah satu produsen utama LNG dunia yang dapat semakin meningkatkan kontribusi hulu migas pada peningkatan pasokan untuk industri nasional maupun memasok kebutuhan LNG dunia sehingga akan semakin meningkatkan devisa negara," ungkapnya dalam keynote speech pada acara Indopacific LNG Summit Bali 2020, dikutip CNBC Indonesia, Rabu (4/3/2020).
Saat ini produksi gas terus menurun dan pemerintah memprioritaskan penggunaan gas ke pasar domestik dalam rangka meningkatkan nilai tambah dan mendukung peningkatan daya saing industri dalam negeri. Dampaknya, kontribusi Indonesia di pasar LNG dunia terus menurun.
Berdasarkan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), produksi gas di Indonesia akan terus menurun karena decline rate secara alamiah sebesar 20% per tahun.
Sepanjang 2015-2019, SKK Migas mampu mempertahankan produksi migas di atas target RUEN melalui optimalization work program dengan berbagai cara untuk mencapai operational excellence.
Beberapa di antaranya diterapkan melalui Filling The Gap (FTG), Production Enchancement Technology (PET), Management Work Through (MWT), Optimisasi Planned Shutdown dan lainnya. Dengan demikian, produksi gas tahun 2019 bisa dipertahankan sebesar 7.254 MMSCFD (juta standar kaki kubik per hari) dengan lifting (produksi siap jual) sebesar 5.923 MMSCFD.
Dalam paparannya, Dwi menegaskan penemuan cadangan gas baru Blok Sakakemang di Musi Banyuasin Sumatera Selatan, tahun 2019, yang mencapai 2 triliun kaki kubik (TCF) di wilayah blok migas Sakakemang, serta selesainya revisi rencana pengembangan (POD) Blok Masela di Juli 2019 semakin menambah optimisme akan masa depan industri hulu migas Indonesia, dengan gas yang menjadi dominan dibandingkan minyak.
Blok migas Sakakemang ini termasuk dalam area Giant Discovery, temuan cadangan gas terbesar keempat di dunia sepanjang 2018-2019.
Dia mengatakan, target produksi 1 juta barel per hari yang termaktub dalam pada visi hulu migas akan tercapai di 2030, produksi gas juga diperkirakan mencapai 12.300 MMSCFD sehingga kekhawatiran adanya defisit gas pada tahun-tahun mendatang sebagaimana diprediksikan dalam RUEN tidak akan terjadi.
Lebih lanjut, mantan Dirut PT Pertamina (Persero) ini mengatakan SKK Migas saat ini telah memiliki empat strategi untuk meningkatkan produksi migas nasional.
Keempatnya yakni mempertahankan tingkat produksi eksisting yang tinggi, transformasi sumber daya ke produksi, mempercepat chemical EOR (enhanced oil recovery) dan eksplorasi untuk penemuan besar.
Selain itu, SKK Migas telah mengidentifikasi 12 area yang berpotensi memiliki kandungan migas dalam jumlah yang besar dengan rincian 6 area di Indonesia bagian barat, 4 area di Indonesia bagian timur dan 2 area di laut dalam.
![]() |
Dari total produksi gas tahun 2019 sebesar 6.140 billion british thermal unit (BBTU), penyaluran dalam bentuk LNG secara keseluruhan mencapai 2.025 BBTU dengan alokasi untuk domestik sebesar 508 BBTU dan LNG ekspor sebesar 1.417 BBTU.
Saat ini kapasitas kilang LNG di Indonesia sebesar 16 MTPA yang berasal dari LNG Tangguh 7,6 juta ton per tahun (MTPA) dan LNG Bontang 8,6 MTPA.
Kapasitas kilang LNG akan bertambah sebesar 13,3 MTPA jika proyek train 3 Tangguh dengan kapasitas 3,8 MTPA dan Abadi LNG (Masela Project) sebesar 9,5 MTPA selesai dibangun.
Pasar ekspor utama LNG ke China, Jepang, Korea Selatan, Thailand, dan Taiwan yang dipasok dari kilang LNG Badak dan LNG Tangguh.
Karena Faktor Keekonomian, SKK Migas Turunkan Target Lifting
(tas/tas)