
IHSG Sempat Goyang, Jumlah Saham Gocap Tambah Jadi 86
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
04 March 2020 13:56

Selain sentimen virus corona yang menekan bursa saham global, mega skandal korupsi PT Asuransi Jiwasraya juga menjadi sentimen negatif yang berasal dari dalam negeri. Kasus korupsi yang melanda perusahaan asuransi pelat merah ini diperkirakan menimbulkan kerugian negara sebesar Rp 13 – 17 triliun.
Saat ini Kejaksaan Agung (Kejagung) sudah mulai melakukan sinkronisasi data dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terkait nilai kerugian negara dari mega skandal ini. Banyaknya saham-saham yang ‘nyangkut’ ini patut dicurigai karena aksi bersih-bersih yang dilakukan oleh Kejagung.
Diketahui Kejagung memerintahkan pemblokiran terhadap 800 subrekening efek yang diduga merupakan rekening yang terkait dengan transaksi Jiwasraya.
Akhir Januari lalu kepala Pusat Penerangan dan Hukum Kejagung, Hari Setiyono mengatakan bahwa sebagian dari 800 rekening efek yang diblokir diduga merupakan nominee (pinjam nama) alias rekening atas nama. Sementara itu, sebagian lain adalah rekening efek yang merupakan atas nama tersangka dugaan korupsi di Jiwasraya.
Salah satu tokoh di pasar modal yang namanya tak asing lagi yaitu Benny Tjokrosaputro atau yang lebih dikenal Bentjok dinyatakan terlibat dalam kasus korupsi di tubuh asuransi Jiwasraya.
Benny sendiri sepak terjangnya di pasar modal tanah air sudah tak diragukan lagi. Benny dikenal sebagai market maker alias ‘bandar’ di pasar saham tanah air.
Dengan adanya aksi bersih-bersih yang dilakukan Kejagung di BEI dan ditangkapnya Benny bisa jadi berbagai player lain yang suka menyebabkan harga saham di Indonesia bergerak dengan volatilitas yang besar, mengurungkan aksi yang biasa dilakukannya. Akibatnya, semakin banyak saja harga saham yang harganya ‘nyangkut’ di batas bawah.
Bagaimanapun juga dua faktor di atas telah membuat kinerja pasar saham tanah air jauh dari kata memuaskan.
Terkait virus corona sendiri Indonesia yang selama ini dikenal kebal dari infeksi virus tersebut akhirnya tertembus juga.
Pada Senin (2/2/2020) dua orang wanita yang berdomisili di Depok dinyatakan positif terinfeksi virus corona setelah berinteraksi dengan orang Jepang yang juga terinfeksi d klub dansa di daerah Jakarta. Ini menjadi kasus pertama yang dilaporkan di tanah air.
Dampak virus corona terhadap perekonomian dalam negeri memang belum dapat dipastikan seberapa besar.
Namun semua bersiap untuk menghadapinya. Stimulus moneter telah dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI) selaku bank sentral dengan menurunkan suku bunga BI 7 Day Reverse Repo Rate dan menurunkan rasio GWM untuk rupiah dan valas.
Tak berhenti di situ, pemerintah juga bersiap dengan stimulus fiskal. Di tengah situasi genting akibat virus corona, pemerintah memberikan diskon tiket pesawat hingga 50% untuk meredam dampaknya terhadap sektor perjalanan dan pariwisata dalam negeri.
Tak hanya itu pemerintah juga menggelontorkan dana Rp 1,5 triliun untuk menambah kuota rumah subsidi. Pemerintah juga berupaya untuk tetap menjaga daya beli masyarakat dengan cara menggenjot penyaluran kartu pra kerja dan kartu sembako.
Terakhir, untuk meredam volatilitas pergerakan harga saham yang tinggi, otoritas bursa akhirnya memutuskan untuk menghentikan transaksi short selling yang memicu pasar saham bergerak liar.
Setelah sekian lama tergerus akhirnya IHSG bangkit juga mengikuti pergerakan bursa saham global. Kemarin IHSG mampu mencatatkan penguatan 2,94%. Sementara hari hingga akhir perdagangan sesi satu hari ini, IHSG melanjutkan penguatannya cari 2%.
Well sentimen global dan domestik memang membuat pasar saham tanah air jauh dari kinerja yang menggembirakan. Walau sudah naik signifikan kemarin dan hari ini, IHSG masih mencatatkan koreksi lebih dari 10% sejak awal tahun. Jadi wajar saja kalau saham-saham gocap jumlahnya bertambah.
TIM RISET CNBC INDONESIA (twg/twg)
Saat ini Kejaksaan Agung (Kejagung) sudah mulai melakukan sinkronisasi data dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terkait nilai kerugian negara dari mega skandal ini. Banyaknya saham-saham yang ‘nyangkut’ ini patut dicurigai karena aksi bersih-bersih yang dilakukan oleh Kejagung.
Diketahui Kejagung memerintahkan pemblokiran terhadap 800 subrekening efek yang diduga merupakan rekening yang terkait dengan transaksi Jiwasraya.
Salah satu tokoh di pasar modal yang namanya tak asing lagi yaitu Benny Tjokrosaputro atau yang lebih dikenal Bentjok dinyatakan terlibat dalam kasus korupsi di tubuh asuransi Jiwasraya.
Benny sendiri sepak terjangnya di pasar modal tanah air sudah tak diragukan lagi. Benny dikenal sebagai market maker alias ‘bandar’ di pasar saham tanah air.
Dengan adanya aksi bersih-bersih yang dilakukan Kejagung di BEI dan ditangkapnya Benny bisa jadi berbagai player lain yang suka menyebabkan harga saham di Indonesia bergerak dengan volatilitas yang besar, mengurungkan aksi yang biasa dilakukannya. Akibatnya, semakin banyak saja harga saham yang harganya ‘nyangkut’ di batas bawah.
Bagaimanapun juga dua faktor di atas telah membuat kinerja pasar saham tanah air jauh dari kata memuaskan.
Terkait virus corona sendiri Indonesia yang selama ini dikenal kebal dari infeksi virus tersebut akhirnya tertembus juga.
Pada Senin (2/2/2020) dua orang wanita yang berdomisili di Depok dinyatakan positif terinfeksi virus corona setelah berinteraksi dengan orang Jepang yang juga terinfeksi d klub dansa di daerah Jakarta. Ini menjadi kasus pertama yang dilaporkan di tanah air.
Dampak virus corona terhadap perekonomian dalam negeri memang belum dapat dipastikan seberapa besar.
Namun semua bersiap untuk menghadapinya. Stimulus moneter telah dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI) selaku bank sentral dengan menurunkan suku bunga BI 7 Day Reverse Repo Rate dan menurunkan rasio GWM untuk rupiah dan valas.
Tak berhenti di situ, pemerintah juga bersiap dengan stimulus fiskal. Di tengah situasi genting akibat virus corona, pemerintah memberikan diskon tiket pesawat hingga 50% untuk meredam dampaknya terhadap sektor perjalanan dan pariwisata dalam negeri.
Tak hanya itu pemerintah juga menggelontorkan dana Rp 1,5 triliun untuk menambah kuota rumah subsidi. Pemerintah juga berupaya untuk tetap menjaga daya beli masyarakat dengan cara menggenjot penyaluran kartu pra kerja dan kartu sembako.
Terakhir, untuk meredam volatilitas pergerakan harga saham yang tinggi, otoritas bursa akhirnya memutuskan untuk menghentikan transaksi short selling yang memicu pasar saham bergerak liar.
Setelah sekian lama tergerus akhirnya IHSG bangkit juga mengikuti pergerakan bursa saham global. Kemarin IHSG mampu mencatatkan penguatan 2,94%. Sementara hari hingga akhir perdagangan sesi satu hari ini, IHSG melanjutkan penguatannya cari 2%.
Well sentimen global dan domestik memang membuat pasar saham tanah air jauh dari kinerja yang menggembirakan. Walau sudah naik signifikan kemarin dan hari ini, IHSG masih mencatatkan koreksi lebih dari 10% sejak awal tahun. Jadi wajar saja kalau saham-saham gocap jumlahnya bertambah.
TIM RISET CNBC INDONESIA (twg/twg)
Pages
Most Popular