
Sederet Saham Ini Bangkit Dari Kubur, Tinggalkan Level Gocap

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah saham gocap alias saham yang dihargai Rp 50/unit mendadak bangkit. Setidaknya ada 3 saham yang kebangkitannya cukup kentara sepanjang Agustus ini.
Salah satunya, saham PT Red Planet Indonesia Tbk (PSKT). Sebenarnya saham PSKT sudah menjauhi level gocap sejak minggu terakhir Juli 2022. Namun pergerakannya semakin kentara di bulan Agustus.
Hingga artikel ini ditulis harga saham PSKT bergerak naik 3,75% dan ditransaksikan di harga Rp 83/unit. Awal tahun, harga saham PSKT sempat bergerak liar dan juga pernah tembus Rp 100/unit hingga akhirnya kembali ke level semula.
Berdasarkan rumor di pasar, emiten perhotelan yang satu ini setelah ditinggal pengendalinya Red Planet Holdings akan bermanuver ke segmen usaha baru yaitu kendaraan listrik.
Selanjutnya ada saham milik Grup Bakrie yakni PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) yang melesat signifikan di bulan Agustus ini.
Pada 11 Agustus 2022, saham BNBR resmi meninggalkan level gocap dan hari ini BNBR naik 9,38% ke Rp 70/unit. Untuk diketahui, saham BNBR mendapat notasi khusus dari otoritas bursa.
Selain PSKT dan BNBR ada juga saham PT SLJ Global Tbk (SULI) yang bergerak di bidang aktivitas logging. Saham SULI semakin menjauhi level gocap sejak awal Agustus 2022.
Pada awal pekan kemarin (15/8/2022), harga saham SULI sempat tembus Rp 100/unit. Namun berakhir dengan koreksi. Hari ini saham SULI ditutup melemah 6,5% atau terkena Auto Reject Bawah (ARB) hari ini.
Diantara ketiga saham gocap tersebut yang melesat, sebenarnya ada saham gocap lain yang konsisten menguat menjauhi level gocap saat kuartal I-2022. Dia adalah saham PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI).
Di bulan Maret 2022, harga saham BIPI masih 'nyender' di level gocap. Namun hari ini, harga saham BIPI terpantau naik tipis 0,53% dan ditransaksikan di Rp 189/unit.
Artinya dalam kurun waktu hanya 5 bulan saja, harga saham BIPI sudah menguat hampir 4x. Kenaikan signifikan ini turut dipengaruhi oleh aksi korporasi yang dilakukan BIPI berupa akuisisi PTT Mining Ltd Hong Kong senilai Rp US$ 471 juta atau setara dengan Rp 7,07 triliun dengan asumsi kurs Rp 15.000/US$.
Untuk diketahui, PTT Mining memiliki beberapa konsesi lahan tambang batu bara di beberapa negara seperti Brunei Darusalam, Madagaskar dan Indonesia yang berlokasi di Kalimantan.
Tim Riset CNBCÂ Indonesia
(trp/dhf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Balas Dendam, tapi Apa Kuat ke 7.000 Lagi?