
Sentimen Campur Aduk, Harga CPO Turun Tipis nih
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
04 March 2020 12:20

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (CPO/crude palm oil) untuk perdagangan kontrak (futures) terkoreksi tipis pada perdagangan hari ini. Pergerakan harga CPO pada hari ini diwarnai oleh sentimen campur aduk.
Pada Rabu (4/3/2020), harga CPO kontrak pengiriman Juni 2020 di Bursa Malaysia Derivatif (BMD) turun 5 ringgit atau melemah 0,21% ke level RM 2.372/ton.
Jumlah korban baru infeksi virus corona di China sudah mulai menurun. Kini virus corona ganti menjangkiti Korea Selatan, Italia, Iran dan Jepang. Menurunnya jumlah kasus baru infeksi virus corona di China menimbulkan harapan akan ada perbaikan permintaan minyak sawit dari China mengingat Tiongkok merupakan importir terbesar kedua setelah India.
Sentimen positif lainnya juga datang dari India. Hubungan Malaysia dan India yang sempat merenggang dan diwarnai dengan ketegangan di bawah tampuk kepemimpinan Mahathir, kini berusaha dirajut lagi.
Di bawah Perdana Menteri Malaysia yang baru, Muhyiddin Yassin prioritas utama Malaysia adalah memperbaiki hubungan dengan India. Hal ini juga menimbulkan harapan permintaan minyak sawit India diperkirakan akan membaik.
Namun di saat yang sama, harga CPO juga diterpa oleh sentimen negatif. Pertama adalah penguatan mata uang ringgit. Hari ini ringgit menguat 0,21% di hadapan dolar AS. Penguatan ringgit membuat harga CPO yang dibanderol mata uang tersebut menjadi lebih mahal sehingga berpotensi menekan pembelian komoditas unggulan Negeri Jiran dan RI ini.
Sentimen negatif lain adalah kemungkinan kenaikan produksi minyak sawit untuk periode bulan Februari. Produksi bulan Februari diperkirakan naik 39,75%. Sementara di waktu yang sama ekspor minyak sawit Malaysia diperkirakan lebih rendah 11.84 % - 12,9% dibanding bulan Januari.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/tas) Next Article CPO Bak Roller Coaster, Kemarin Naik 1% & Hari Ini Turun 1%
Pada Rabu (4/3/2020), harga CPO kontrak pengiriman Juni 2020 di Bursa Malaysia Derivatif (BMD) turun 5 ringgit atau melemah 0,21% ke level RM 2.372/ton.
Jumlah korban baru infeksi virus corona di China sudah mulai menurun. Kini virus corona ganti menjangkiti Korea Selatan, Italia, Iran dan Jepang. Menurunnya jumlah kasus baru infeksi virus corona di China menimbulkan harapan akan ada perbaikan permintaan minyak sawit dari China mengingat Tiongkok merupakan importir terbesar kedua setelah India.
Sentimen positif lainnya juga datang dari India. Hubungan Malaysia dan India yang sempat merenggang dan diwarnai dengan ketegangan di bawah tampuk kepemimpinan Mahathir, kini berusaha dirajut lagi.
Di bawah Perdana Menteri Malaysia yang baru, Muhyiddin Yassin prioritas utama Malaysia adalah memperbaiki hubungan dengan India. Hal ini juga menimbulkan harapan permintaan minyak sawit India diperkirakan akan membaik.
![]() |
Namun di saat yang sama, harga CPO juga diterpa oleh sentimen negatif. Pertama adalah penguatan mata uang ringgit. Hari ini ringgit menguat 0,21% di hadapan dolar AS. Penguatan ringgit membuat harga CPO yang dibanderol mata uang tersebut menjadi lebih mahal sehingga berpotensi menekan pembelian komoditas unggulan Negeri Jiran dan RI ini.
Sentimen negatif lain adalah kemungkinan kenaikan produksi minyak sawit untuk periode bulan Februari. Produksi bulan Februari diperkirakan naik 39,75%. Sementara di waktu yang sama ekspor minyak sawit Malaysia diperkirakan lebih rendah 11.84 % - 12,9% dibanding bulan Januari.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/tas) Next Article CPO Bak Roller Coaster, Kemarin Naik 1% & Hari Ini Turun 1%
Most Popular