
Jokowi Sebut BI-OJK Udah Longgarkan Kebijakan, Menteri Kapan?
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
04 March 2020 12:13

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginginkan jajaran kementerian dan lembaga membuat suatu terobosan jitu dalam menghadapi situasi perekonomian global yang diwaspadai kekhawatiran virus corona. (COVID-19).
Berbicara dalam rapat kerja Kementerian Perdagangan, Rabu (4/3/2020), Jokowi menginginkan adanya relaksasi impor baik yang berhubungan dengan tarif maupun non tarif dalam situasi global yang tidak menentu.
"Harus ada relaksasi impor baik tarif maupun non tarif. Lihat betul yang kita butuhkan sekarang ini, itu. Prosedur impor, surat keterangan asal, izin yang ada relaksasi semuanya, berikan kelonggaran," kata Jokowi di Istana Negara.
Jokowi pun mencontohkan bagaimana relaksasi baik yang diberikan Bank Indonesia (BI) maupun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang cukup mampu menahan gejolak yang terjadi di pasar keuangan domestik.
Nilai tukar rupiah yang sempat terjerembab, kini berhasil menguat. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), sambung Jokowi, pun berbalik arah di zona hijau pascasempat jatuh dalam beberapa hari terakhir.
"Saya kira kemarin Bank Indonesia sudah melakukan relaksasi kelonggaran yang itu memberikan dampak pada penguatan rupiah, penguatan harga indeks saham gabungan," jelasnya.
"OJK juga sudah merelaksasi, memberikan kelonggaran-kelonggaran, sehingga juga memberikan dampak positif baik pada penguatan rupiah maupun IHSG. Saya berharap juga kementerian-kementerian melakukan ini," tegasnya.
Mengacu data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG mampu menguat kemarin di atas 2% dan pada sesi I Rabu ini juga menguat 1,91% di level 5.623.
Jokowi menginginkan jajaran menteri bergerak cepat dalam menghadapi situasi yang saat ini dianggap 'tak normal'. Menurutnya, jajaran pemerintah tak boleh lagi menggunakan rutinitas yang lama.
"Prosedur mana potong, prosedur mana sederhanakan, prosedur mana simple-kan. Situasinya ini tidak normal. Jangan bapak, ibu dan saudara-saudara menganggap ini situasi yang normal. Ini sangat tidak normal," tegas Jokowi.
(tas/tas) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500
Berbicara dalam rapat kerja Kementerian Perdagangan, Rabu (4/3/2020), Jokowi menginginkan adanya relaksasi impor baik yang berhubungan dengan tarif maupun non tarif dalam situasi global yang tidak menentu.
"Harus ada relaksasi impor baik tarif maupun non tarif. Lihat betul yang kita butuhkan sekarang ini, itu. Prosedur impor, surat keterangan asal, izin yang ada relaksasi semuanya, berikan kelonggaran," kata Jokowi di Istana Negara.
Jokowi pun mencontohkan bagaimana relaksasi baik yang diberikan Bank Indonesia (BI) maupun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang cukup mampu menahan gejolak yang terjadi di pasar keuangan domestik.
Nilai tukar rupiah yang sempat terjerembab, kini berhasil menguat. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), sambung Jokowi, pun berbalik arah di zona hijau pascasempat jatuh dalam beberapa hari terakhir.
"Saya kira kemarin Bank Indonesia sudah melakukan relaksasi kelonggaran yang itu memberikan dampak pada penguatan rupiah, penguatan harga indeks saham gabungan," jelasnya.
"OJK juga sudah merelaksasi, memberikan kelonggaran-kelonggaran, sehingga juga memberikan dampak positif baik pada penguatan rupiah maupun IHSG. Saya berharap juga kementerian-kementerian melakukan ini," tegasnya.
Mengacu data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG mampu menguat kemarin di atas 2% dan pada sesi I Rabu ini juga menguat 1,91% di level 5.623.
Jokowi menginginkan jajaran menteri bergerak cepat dalam menghadapi situasi yang saat ini dianggap 'tak normal'. Menurutnya, jajaran pemerintah tak boleh lagi menggunakan rutinitas yang lama.
(tas/tas) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500
Most Popular