Aset Safe Haven Diburu, Harga Emas Dunia Menuju US$ 1.669/Oz

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
28 February 2020 06:47
Aset Safe Haven Diburu, Harga Emas Dunia Menuju US$ 1.669/Oz
Foto: Dok ANTAM
Jakarta, CNBC Indonesia - Emas ternyata masih terus menjadi incaran investor yang memicu harganya terus melesat. Harga emas dunia menguat pada perdagangan Kamis kemarin (27/2/2020) akibat wabah virus corona yang penyebarannya semakin cepat di luar China.

Kondisi ini membuat sentimen pelaku pasar memburuk, aset-aset berisiko dilego, dan masuk ke aset aman (
safe haven) seperti emas.

Pada pukul 15:15 WIB Kamis sore, harga emas dunia diperdagangkan di level US$ 1.647.3/troy ons, menguat 0,47% di pasar
spot, melansir data Refinitiv.

Lonjakan kasus virus corona atau Covid-19 terjadi di Korea Selatan (Korsel), Italia dan Iran. Berdasarkan data dari satelit pemetaan ArcGis dari John Hopkins CSSE, jumlah kasus Covid-19 di Korsel kini mencapai 1.595 orang, dengan 12 orang meninggal dunia. Korsel kini menjadi negara dengan jumlah kasus virus corona terbanyak kedua setelah China yang menjadi pusat wabah tersebut.


Korban meninggal di Italia juga sebanyak 12 orang, dengan 453 orang yang terjangkit, sementara Iran melaporkan 19 orang meninggal dan menjangkiti 139 orang.

Di China yang merupakan pusat wabah corona, jumlah korban meninggal lebih dari sebanyak 2.700 orang, dan telah menjangkiti lebih dari 78.000 orang. Sementara Secara global virus corona telah menewaskan 2.799 orang, dan menjangkiti lebih dari 82.000 orang. Kasus Covid-19 kini dilaporkan terjadi di 45 negara.

Sebagian bursa saham utama Asia anjlok lagi pada perdagangan kemarin, indeks Nikkei Jepang misalnya yang merosot lebih dari 2%. Bursa Eropa juga masuk ke zona merah di awal perdagangan, dan bursa AS (Wall Street) berisiko mengalami aksi jual, yang tercermin dari pergerakan indeks
futures.


Indeks Dow Jones Futures sempat anjlok nyaris 400 poin, sebelum membaik menjadi 147 poin atau turun 0,55% pada pukul 15:15 WIB, berdasarkan data
CNBC International. Indeks S&P 500 Futures dan Nasdaq Futures masing-masing merosot 0,5% dan 0,48%.

Anjloknya indeks futures atau berjangka tersebut menjadi indikasi bursa Wall Street akan kembali mengalami aksi jual.

Kabar penyebaran virus corona di AS yang tidak diketahui bagaimana proses terjangkitnya memicu kecemasan di pasar yang berdampak pada aksi jual di indeks
futures siang ini. Berlanjutnya aksi jual di Wall Street berpeluang mendorong harga emas naik lebih tinggi lagi.

Melihat grafik harian, emas yang disimbolkan XAU/USD bergerak di atas rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis biru), MA 21 hari (garis merah) dan MA 125 hari (garis hijau).


Wall Street Berisiko Diterpa Aksi Jual, Emas Bersiap MelesatGrafik: Emas (XAU/USD) Harian
Sumber: investing.com


Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (MACD) bergerak naik di wilayah positif. Sementara histogramnya sudah masuk ke wilayah positif yang cukup tinggi. Indikator ini menunjukkan emas mendapatkan momentum penguatan.

Pada time frame 1 jam, emas bergerak di bawah MA 8 tetapi di atas MA 21 dan MA 125. Indikator Stochastic bergerak turun dari wilayah jenuh beli (overbought).

Wall Street Berisiko Diterpa Aksi Jual, Emas Bersiap MelesatGrafik: Emas (XAU/USD) 1 Jam
Sumber: investing.com


Ruang berlanjutnya penguatan emas pada hari terbuka selama mampu bertahan di atas US$ 1.645/troy ons. Resisten (tahanan atas) terdekat di US$ 1.650/troy ons. Jika mampu ditembus dengan meyakinkan, emas berpotensi menguat ke US$ 1.655 sampai US$ 1.663/troy ons.

Penembusan di atas level tersebut akan membuka peluang ke US$ 1.669/troy ons.

Sebagai informasi, satu troy ounce, mengacu aturan di pasar, setara dengan 31,1 gram, sehingga besaran US$ 1.669 per troy ounce dikonversi dengan membagi tersebut dengan 31,1 gram, hasilnya US$ 53,66 per gram. Dengan asumsi kurs rupiah Rp 14.000/US$, maka prediksi harga emas yakni setara dengan lebih Rp 756.060/gram.

Sementara jika menembus ke bawah US$ 1.645/troy ons, berisiko akan membawa harga turun ke US$ 1.641/troy ons.
Support (tahanan bawah) selanjutnya berada di level US$ 1.635 dan US$ 1.626/troy ons.

[Gambas:Video CNBC]

Harga emas acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) kembali melonjak ke level tertinggi baru yakni Rp 764.000 per gram pada perdagangan Kamis kemarin (27/2/2020), atau naik Rp 5.000/gram (0,66%) dari Rp 759.000/gram di Rabu sebelumnya.

Rekor harga emas Antam tertinggi sebelumnya tercetak pada 24-25 Februari di harga Rp 760.000/gram untuk besaran acuan 100 gram. 

Berdasarkan harga Logam Mulia di gerai Butik Emas LM - Pulo Gadung di situs logammulia milik Antam, harga tiap gram emas Antam ukuran 100 gram menguat menjadi Rp 76,4 juta dari harga kemarin Rp 75,9 juta/batang.

Naiknya harga emas Antam itu mengekor harga emas di pasar spot global yang naik tadi pagi seiring dengan dampak lanjutan dari penyebaran virus corona Wuhan ke negara-negara Eropa seperti Australia, Swiss, dan Spanyol. Faktor lain adalah pelarangan umroh sementara ke Arab Saudi untuk mencegah meluasnya virus tersebut ke jazirah Arab. 


Emas Antam kepingan 100 gram lumrah dijadikan acuan transaksi emas secara umum, tidak hanya emas Antam. Harga emas Antam di gerai penjualan lain bisa berbeda.

Di sisi lain, harga beli kembali (buyback) emas Antam juga naik Rp 5.000/gram pada Kamis sore menjadi Rp 735.000/gram dari Rp 730.000/gram Rabu kemarin. 

Harga itu dapat menunjukkan harga beli yang harus dibayar Antam jika pemilik batang emas bersertifikat ingin menjual kembali investasi tersebut.

Terkait dengan harga emas di pasar spot global, Rabu kemarin harga logam mulia ini sudah mencapai US$ 1.639,57 per troy ounce (oz), naik 0,27% dari US$ 1.635,08/oz pada hari sebelumnya. Kamis kemarin, harga emas di pasar spot masih melanjutkan penguatan sebesar 0,64% menjadi US$ 1.650,12/oz. 


TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular