
Simak! Harga Emas Dunia Berpotensi Tembus US$ 1.700

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas spot dunia pada hari ini, Kamis (26/3/2020) pukul 12:00 WIB terkoreksi 0,9% menjadi US$ 1604/troy ons di tengah imbauan tinggal di rumah yang dilakukan oleh lebih dari 3 miliar orang di seluruh dunia guna mencegah pandemi virus corona yang semakin meluas.
Koreksi harga emas juga terjadi di saat bursa saham global mulai menghijau sehingga ada kecenderungan investor beralih ke pasar saham.
Sementara itu, harga emas berjangka untuk pengiriman April di Bursa Berjangka COMEX (NYMEX) ditutup turun US$ 27,40/troy ons, atau 1,6%, pada level US$ 1.633.40/troy ons.
Mengacu satu troy ounce aturan di pasar yakni setara dengan 31,1 gram, sehingga besaran US$ 1.633 per troy ounce itu dikonversi dengan membagi angka tersebut dengan 31,1 gram, hasilnya US$ 52,51 per gram. Dengan asumsi kurs rupiah Rp 16.200/US$, maka harga emas berjangka yakni setara dengan Rp 851.000/gram.
"Emas dikalahkan hari ini karena investor berebut kembali [masuk] ke saham global," kata Ed Moya, analis pada platform perdagangan online OANDA.
"[Bursa saham] Eropa mengalami kenaikan dalam dua hari terbaiknya sejak 2008, sementara Dow Jones Industrial Average tampaknya siap untuk mencatat keuntungan back-to-back 15% dari sebelumnya yang melemah," katanya, dikutip CNBC International.
TD Securities, dalam risetnya, mencatat lonjakan harga emas pekan ini cukup spektakuler seiring dengan adanya program Quantitative Easing (QE) besar-besaran dari bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserves AS/The Fed) dan fasilitas lainnya. Stimulus The Fed ini akan memperluas aset yang dapat dibeli oleh pemerintah AS, termasuk obligasi korporasi dan pasar saham juga akan mendapatkan likuiditasnya.
"...[Stimulus] membantu memadamkan pasar dengan cepat untuk dana tunai, dikombinasikan dengan paket stimulus fiskal bernilai hampir US$ 2 triliun," kata TD Securities.
Meski demikian, di tengah volatilitas pasar yang cukup tinggi akibat pandemi COVID-19), indeks volatilitas Chicago Board Options Exchange (CBOE) VIX, pada Perdagangan Kamis ini cukup tinggi setelah awal pekan mereda.
VIX yang menunjukkan nilai volatilitas pasar naik 3,7% menjadi 63,95. Harga emas dunia pada akhirnya diperkirakan akan mendapat manfaat dari semua stimulus ini dan penguatan dolar yang lebih melunak.
Merujuk penguatan harga emas dunia dalam seminggu terakhir hal ini juga berdampak bagi harga emas logam mulia acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) pada Kamis ini yang naik 0,57% sebesar Rp 5.000 menjadi Rp 875.000/gram, dari sebelumnya Rp 870.000/gram.
Berdasarkan pencatatan dalam kurun waktu seminggu terakhir harga emas Antam telah membukukan kenaikan sebesar 7,76% menjadi Rp 875.000/gram dari posisi Senin di Rp 812.000/gram.
Penguatan harga emas Antam terjadi di tengah volatilitas yang cukup tinggi sehingga mendapatkan keuntungan karena anjloknya bursa saham Tanah Air di sesi sebelumnya Senin dan Selasa.
Pergerakan pasar saham dan keuangan hari ini rupanya berangsur pulih dari kemerosotan. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Rupiah pun perkasa di perdagangan pasar spot, US$ 1 dibanderol Rp 16.250/US$. Rupiah menguat 1,22% dibandingkan dengan penutupan perdagangan kemarin.
Pada perdagangan hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka langsung menguat 1,47% ke level 3.995,52 dan terus menguat 5,5% ke level 4.157,11.
Pada sesi I, IHSG ditutup menguat 9,62% di level 4.316,423.
Lalu bagaimana kinerja harga emas dunia dan emas Antam berdasarkan analisis teknikal, berikut ulasannya.
![]() |
Analisis Teknikal
Pergerakan harga emas dunia dengan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area resistance (batas atas) dan support (batas bawah), masih menunjukkan koreksi.
Mencoba melewati tahanan bawah atau support US$ 1.580 dan berlanjut ke area US$ 1.500 kembali. Sementara tahanan atas atau resistance berada di US$ 1.625 hingga area US$ 1.665.
Namun sebagai pemicu untuk pergerakan harga selanjutnya diperlukan konfirmasi dari indikator Stochastic dan MACD, di mana indikator Stochastic sebagai area titik jenuh jual atau jenuh beli, menunjukkan garis yang bergerak ke atas.
Sementara indikator Moving Average Convergen Divergen (MACD) juga sudah mulai menyilang ke atas pada saat posisi di bawah area 20% yang berarti penguatan harga emas masih berlanjut.
Secara keseluruhan, dari fundamental dengan volatilitas yang cukup tinggi dan juga stimulus yang diterapkan sejumlah negara demi meredam penyebaran dan penanganan wabah virus corona. Harga emas masih cukup berfluktuasi.
Perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan lebih lanjut.
Tim Riset CNBC Indonesia memprediksi kalau aset safe haven seperti logam mulia atau emas masih menjadi daya tarik yang jauh lebih besar ketika stimulus berhasil meredam gejolak pasar dan mata uang dollar AS (greenback) yang lebih melunak.
Emas akan diburu menuju level psikologis US$ 1.700/troy ons kembali. Jika menyentuh US$ 1.700, artinya secara rupiah bisa menembus Rp 885.000/gram. Kenaikan emas Antam dapat berkontribusi naiknya harga emas Antam.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(har/tas) Next Article Jelang Natal & Tahun Baru 2020, ke Mana Emas Melangkah?
