Cucu Usaha Astra ini Bisa Raup Rp11,7 Triliun, Kok Bisa?

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
27 February 2020 19:54
Pemegang saham berpotensi terdilusi 22,42%
Foto: Menara Astra (dok. Astra)
Jakarta, CNBC Indonesia - Cucu usaha PT Astra International Tbk (ASII) yaitu PT Acset Indonusa Tbk (ACST) berpotensi meraup dana Rp 11,77 triliun dalam penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD/rights issue).

Nilai aksi korporasi itu mengacu pada asumsi harga historis 25 hari ke belakang, yaitu Rp 785/saham, yang umum dijadikan patokan harga pelaksanaan rights issue.

Harga itu merupakan pembulatan dari rerata harga penutupan pasar 25 hari terakhir Rp 781,2/saham yang dikalikan dengan jumlah penerbitan 15 miliar saham baru. Aturan itu sesuai dengan Peraturan Pencatatan Efek Nomor I-A Bursa Efek Indonesia tentang Ketentuan Umum Pencatatan Efek Bersifat Ekuitas di Bursa.

Manajemen perseroan menyatakan dalam prospektus singkat rencana rights issue bahwa dana dari penerbitan saham baru berniat digunakan perseroan untuk melunasi utangnya.

Jika terlaksana pada harga Rp 785/saham dan mendapatkan dana Rp 11,77 triliun itu, maka seluruh kewajiban (liabilitas) perseroan yaitu Rp 10,16 triliun per akhir 2019 dapat dilunasi dalam sekejab. Laporan keuangan terakhir emiten menunjukkan kewajiban jangka pendek perseroan ada senilai Rp 9,99 triliun maupun kewajiban jangka panjang senilai Rp 165,12 miliar.



Perusahaan yang dipimpin Jeffrey Gunadi Chandrawijaya tersebut terwakilkan kepemilikannya melalui 700 juta saham beredar.

Dengan adanya 15 miliar saham baru setelah aksi korporasi rights issue II ini, maka setiap pemegang saham lama yang tidak mengeksekusi rights yang dimilikinya dapat mengalami dilusi porsi kepemilikan 22,42%.

ACST yang merupakan perusahaan kontraktor umum (general contractor) mencatatkan saham (listing) di bursa pada 2013 di harga Rp 2.500. Pada 2015, perseroan diakuisisi sayap alat berat dan tambang Grup Astra yaitu PT United Tractors Tbk (UNTR) melalui tangan PT Karya Surya Perkasa.

Sejak saat itu, Grup Astra dan UNTR meminjamkan dana kepada ACST untuk keperluan ekspansi. Dari total Rp 9,99 triliun pinjaman jangka pendek Acset, senilai Rp 3,2 triliun di antaranya adalah bagian jangka pendek dari pinjaman jangka panjang yang diberikan pemegang saham per akhir 2019.

Hari ini, saham Acset Indonusa turun 16,39% menjadi Rp 510 dan membentuk kapitalisasi pasarnya (market cap) Rp 357 miliar. Penurunan harga saham terjadi ketika IHSG anjlok 2,69%, koreksi harian terbesar sejak 5 September 2018.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(irv/irv) Next Article ACST Kesulitan Capai Target Rp 15 Triliun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular