Tuai Berkah Batu Bara, Laba Bersih UNTR Naik 71,24% pada 2021

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
25 February 2022 18:25
Doc.United Tractors
Foto: Doc.United Tractors

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten kontraktor pertambangan Grup Astra, PT United Tractors Tbk (UNTR), sukses membukukan kenaikan laba bersih 71,24% secara tahunan (yoy) sepanjang 2021.

Menurut laporan keuangan perusahaan yang terbit di website Bursa Efek Indonesia (BEI), laba bersih UNTR tercatat sebesar Rp 10,28 triliun per akhir 2021, naik dari laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 6,00 triliun.

Kenaikan laba bersih tersebut ditopang dengan pertumbuhan pendapatan bersih konsolidasian sebesar 31,67% menjadi Rp 79,46 triliun. Pada 2020, pendapatan bersih UNTR tercatat sebesar Rp 60,34 triliun.

Lebih rinci, pendapatan UNTR sepanjang 2021 disumbang oleh sejumlah segmen. Pertama, unit usaha Kontraktor Penambangan menjadi penyumbang pendapatan terbesar mencapai 42%.

Kemudian, di posisi kedua dan ketiga, unit usaha Mesin Konstruksi berkontribusi sebesar 29% dan segmen Pertambangan Batu Bara berkontribusi 17%.

Lalu, unit usaha Pertambangan Emas dan Industri Konstruksi secara berturut-turut menyumbang 10% dan 2% terhadap total pendapatan bersih konsolidasian UNTR.

Ketiban Berkah Batu Bara

Dalam penjelasan terpisah di website BEI, UNTR mengaku, perusahaan ikut mendapat berkah dari naiknya harga batu bara sejak tahun lalu.

Pertama, unit usaha UNTR di bidang Kontraktor Penambangan, yang dijalankan oleh PT Pamapersada Nusantara (PAMA) membukukan pendapatan bersih sebesar Rp33,2 triliun pada 2021 atau naik sebesar 14% dibandingkan periode yang sama tahun 2020.

PAMA mencatat peningkatan volume produksi batu bara sebesar 1% dari 114,6 juta ton menjadi 116,2 juta ton, serta peningkatan 3% volume pekerjaan pemindahan tanah (overburden removal) dari 825,0 juta bcm menjadi 852,1 juta bcm.

Kedua, dari unit usaha Mesin Konstruksi, sampai Desember 2021, volume penjualan alat berat Komatsu tercatat sebanyak 3.088 unit atau naik 97% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020 sebanyak 1.564 unit.

"Meningkatnya harga batu bara dan peningkatan aktivitas di sektor pengguna alat berat berdampak pada meningkatnya permintaan alat berat," jelas manajemen UNTR dalam keterangannya.

Dari total keseluruhan penjualan alat berat, sebanyak 53% diserap sektor pertambangan, 25% diserap sektor konstruksi, 12% diserap sektor kehutanan, dan sisanya sebesar 10% ke sektor perkebunan.

Tidak ketinggalan, ketiga, unit usaha Pertambangan Batu Bara UNTR yang dijalankan oleh PT Tuah Turangga Agung (TTA) juga mencetak kenaikan pendapatan bersih.

Menurut penjelasan manajemen, total penjualan batu bara pada tahun 2021 mencapai 9,0 juta ton termasuk 2,4 juta ton batu bara metalurgi, atau turun sebesar 3% dari periode yang sama tahun 2020 sebesar 9,3 juta ton.

Namun, kata manajemen, seiring dengan meningkatnya rata-rata harga jual batu bara, pendapatan unit usaha Pertambangan Batu Bara meningkat sebesar 44% dari periode yang sama di tahun 2020 menjadi Rp13,7 triliun.

Adapun, seiring naiknya pendapatan bersih perseroan, beban pokok penjualan dan pendapatan UNTR juga membengkak 26,26% secara yoy menjadi Rp 59,79 triliun per 31 Desember 2021.

Per akhir 2021, total aset UNTR mencapai Rp 112,56 triliun, dengan total liabilitas Rp 40,74 triliun dan total ekuitas Rp 71,82 triliun.

Dari pasar saham, saham UNTR ditutup melemah 1,19% ke Rp 24.900/unit. Sejak awal tahun (ytd), saham tersebut sudah naik 12,42%.


(adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekspansif, UNTR Anggarkan Capex Lebih dari Dua Kali Lipat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular