Bayar Utang Jatuh Tempo, Garuda Bakal Terbitkan Sukuk Global

Monica Wareza, CNBC Indonesia
27 February 2020 17:48
Perusahaan akan mencari alternatif lain untuk menyelesaikan utang-utangnya ini.
Foto: cover topik/Garuda baru Dalam/Aristya Rahadian Krisabella
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) membatalkan rencananya untuk menerbitkan surat utang dalam waktu dekat yang sebelumnya ditujukan untuk melakukan pembiayaan kembali (refinancing) utang yang akan jatuh tempo. Perusahaan akan mencari alternatif lain untuk menyelesaikan utang-utangnya ini.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan untuk penerbitan sukuk ini perusahaan masih menunggu timing yang tepat. Namun demikian, belum dipastikan langkah apa yang akan diambil perusahaan untuk penyelesaian utangnya ini.

"Iya. Itu sementara dibatalkan kita nunggu time yang lebih tepat lagi," kata Irfan di Kebon Sirih, Jakarta, Kamis (27/2/2020).


Adapun Komisaris Independen Garuda Indonesia Yenny Wahid mengatakan komisaris memberikan batasan-batasan yang perlu diperhatikan oleh direksi, terutama dalam melakukan pembayaran utang-utangnya.

"Cashflow sudah pasti akan terhambat kalau semuanya digunakan untuk pembayaran utang. Jadi diperlukan sumber-sumber pendanaan baru yang bisa dipakai untuk membayar utang tanpa harus menerbitkan utang baru... Tapi restrukturisasi, refinancing silahkan, yang pasti tidak menerbitkan utang baru," kata Yenny di kesempatan yang sama.

Langkah lainnya, kata Yenny, adalah dengan mengoptimalisasi aset-aset perusahaan bersama dengan anak dan cucu usahanya. Salah satunya adalah dengan upaya untuk melikuidasi anak usahanya yang memang sudah direncanakan.


Diakui Yenny saat ini pihak komisaris dan direksi perusahaan masih terus berupaya untuk me-review kinerja anak usahanya yang dinilai tidak menguntungkan.

"Iya memang ada yang akan dilikuidasi, jumlahnya masih belum kita pastikan... Paling banyak memang sejauh ini belum menguntungkan," kata dia.

Perlu diketahui, mengacu pada laporan keuangan akhir September 2019, perusahaan memiliki utang yang jatuh tempo pada 3 Juni 2020 nanti yakni sukuk global dengan nilai penerbitan US$ 496,84 juta yang diterbitkan pada 3 Juni 2015 lalu.. Instrumen utang ini memiliki imbal hasil sebesar 5,95% per tahun.

Selain sukuk ini, kewajiban (termasuk utang) Garuda per September 2019 naik menjadi US$ 3,51 miliar, dari sebelumnya Desember 2018 sebesar US$ 3,44 miliar.

[Gambas:Video CNBC]


Kewajiban ini terdiri dari kewajiban jangka pendek turun menjadi US$ 2,87 miliar, dari Desember 2018 yakni US$ 2,98 miliar, sementara kewajiban jangka panjang naik menjadi US$ US4 633,14 juta dari Desember 2018 yakni US$ 461,09 juta. Adapun khusus pinjaman jangka pendek berkurang menjadi US$ 837,73 juta, dari Desember 2018 yaki US$ 1,05 miliar.

Sebelumnya perusahaan memang berencana untuk kembali berhutang senilai US$ 900 juta atau setara Rp 12,24 triliun untuk tujuan yang sama. Namun, rencana ini ditangguhkan lantaran belum tersedianya laporan keuangan penelaahan terbatas atau limited review sampai dengan tanggal pelaksanaan RUPS.
(hps/hps) Next Article Sidang PKPU, Begini Respons Garuda Soal Utang Jumbo Rp 120 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular