
Wabah Corona Bikin Investor Cemas, IHSG Koreksi Hampir 1%
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
26 February 2020 09:14

Apa yang ditakutkan oleh pasar beberapa waktu terakhir ini adalah lonjakan kasus yang terjadi di luar China yakni di Korea Selatan, Italia dan Iran. Pagi tadi otoritas kesehatan Korea Selatan melaporkan ada 169 kasus baru di negara KPOP itu. Jumlah kasus infeksi di Negeri Ginseng sudah mencapai 1.146, berdasarkan laporan CNBC Internasional.
Di Iran jumlah kasus bertambah lebih dari 30 kasus. Hingga pagi ini sudah ada 95 kasus orang yang teridentifikasi terserang virus ganas yang kini resmi bernama COVID-19 itu. Jumlah korban meninggal di Iran juga yang paling banyak dilaporkan untuk negara di luar China. Di Iran jumlah korban meninggal mencapai 15 orang.
Semakin meluasnya kasus infeksi virus corona membuat semua orang menjadi waspada. Pertumbuhan ekonomi global pun kembali diramal melemah. Bank investasi global memperkirakan merebaknya wabah pneumonia akibat virus ini berpotensi memangkas pertumbuhan ekonomi global sebesar 0,35 – 0,5 poin persentase pada semester I 2020.
Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) pada beberapa hari lalu saat pertemuan G20 sudah mewanti-wanti setiap negara untuk mempersiapkan kemungkinan terburuk dari merebaknya wabah ini.
"Ini adalah tragedi kemanusiaan, tetapi juga memiliki dampak negatif ke perekonomian," kata Georgieva. “Saya melaporkan kepada G20 bahwa bahkan dalam kasus virus ditangani dengan cepat, pertumbuhan (ekonomi) di China dan seluruh dunia akan terpengaruh. Tentu saja, kita semua berharap untuk pemulihan cepat tetapi mengingat adanya ketidakpastian, akan lebih bijaksana untuk mempersiapkan skenario yang lebih buruk. " tambahnya.
Saat ini para trader bertaruh bank sentral dari berbagai negara akan memangkas suku bunga acuannya sebagai bentuk stimulus yang diberikan untuk perekonomian guna meredam dampak dari meluasnya virus ganas ini.
Beberapa bank sentral dunia seperti Federal Reserves AS, European Central Bank, Bank of England, begitu juga bank-bank sentral lain seperti Jepang, Australia New Zealand hingga Canada diperkirakan akan melonggarkan kebijakan moneternya.
Pekan lalu, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dan sejawat melalui Rapat Dewan Gubernur kembali melonggarkan kebijakan moneter dengan memangkas suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin ke 4,75% dengan harapan dapat meredam dampak virus corona ke perekonomian dalam negeri.
Selagi virus corona masih mengintai dan belum dapat dijinakkan, maka dampak terhadap perekonomiannya akan kian terasa dan membuat selera investor terhadap risiko kembali menurun yang mengakibatkan tekanan jual di pasar saham seperti saat ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA (twg/twg)
Di Iran jumlah kasus bertambah lebih dari 30 kasus. Hingga pagi ini sudah ada 95 kasus orang yang teridentifikasi terserang virus ganas yang kini resmi bernama COVID-19 itu. Jumlah korban meninggal di Iran juga yang paling banyak dilaporkan untuk negara di luar China. Di Iran jumlah korban meninggal mencapai 15 orang.
Semakin meluasnya kasus infeksi virus corona membuat semua orang menjadi waspada. Pertumbuhan ekonomi global pun kembali diramal melemah. Bank investasi global memperkirakan merebaknya wabah pneumonia akibat virus ini berpotensi memangkas pertumbuhan ekonomi global sebesar 0,35 – 0,5 poin persentase pada semester I 2020.
"Ini adalah tragedi kemanusiaan, tetapi juga memiliki dampak negatif ke perekonomian," kata Georgieva. “Saya melaporkan kepada G20 bahwa bahkan dalam kasus virus ditangani dengan cepat, pertumbuhan (ekonomi) di China dan seluruh dunia akan terpengaruh. Tentu saja, kita semua berharap untuk pemulihan cepat tetapi mengingat adanya ketidakpastian, akan lebih bijaksana untuk mempersiapkan skenario yang lebih buruk. " tambahnya.
Saat ini para trader bertaruh bank sentral dari berbagai negara akan memangkas suku bunga acuannya sebagai bentuk stimulus yang diberikan untuk perekonomian guna meredam dampak dari meluasnya virus ganas ini.
Beberapa bank sentral dunia seperti Federal Reserves AS, European Central Bank, Bank of England, begitu juga bank-bank sentral lain seperti Jepang, Australia New Zealand hingga Canada diperkirakan akan melonggarkan kebijakan moneternya.
Pekan lalu, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dan sejawat melalui Rapat Dewan Gubernur kembali melonggarkan kebijakan moneter dengan memangkas suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin ke 4,75% dengan harapan dapat meredam dampak virus corona ke perekonomian dalam negeri.
Selagi virus corona masih mengintai dan belum dapat dijinakkan, maka dampak terhadap perekonomiannya akan kian terasa dan membuat selera investor terhadap risiko kembali menurun yang mengakibatkan tekanan jual di pasar saham seperti saat ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA (twg/twg)
Pages
Most Popular