
Mahathir Bikin Harga CPO Makin Tertekan, Ambles 19%
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
25 February 2020 14:36

Dari sisi pasokan, potensi kenaikan produksi minyak sawit di bulan Februari juga jadi sentimen yang turut menekan harga CPO. Asosiasi produsen minyak sawit Malaysia memperkirakan pada periode 1-20 Februari, produksi minyak sawit mengalami kenaikan 17,4% dibanding periode yang sama bulan sebelumnya. Kala permintaan melemah sementara produksi naik, maka wajar jika harga menjadi tertekan.
Sentimen lain yang juga menjadi pemberat harga CPO adalah kondisi perpolitikan di Malaysia yang sedang tak kondusif. Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menyatakan mundur dari jabatannya kemarin.
Pengumuman Mahathir hadir tak lama setelah Presiden Parti Keadilan Rakyat (PKR) Anwar Ibrahim mengaku telah dikhianati oleh rekan-rekan di koalisi Pakatan Harapan (PH). Pernyataan itu dilontarkan Anwar di kediamannya di Bukit Segambut, Minggu (23/2/2020) waktu setempat seperti dikutip Malaysia Kini, Senin (24/2/2020).
Pernyataan tersebut muncul bersamaan dengan desas-desus yang berkembang akan ada koalisi penguasa baru yang terdiri dari Parti Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu), Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), Parti Islam Se-Malaysia (PAS), Gabungan Parti Sarawak (GPS), serta Parti Warisan Sabah (Warisan). Apalagi, menurut Anwar, koalisi itu juga melibatkan wakilnya, Mohamed Azmin Ali.
Kondisi politik yang sedang tak kondusif di Malaysia telah membuat pasar keuangan Negeri Jiran itu mengalami tekanan baik di pasar ekuitas, pasar surat utang hingga mata uang.
Reuters melaporkan Dewan Minyak Sawit Malaysia memperkirakan produksi pada 2020 mencapai 20,2 juta ton. Sementara ekspor minyak sawit diperkirakan sebanyak 17,4 juta ton pada 2020 yang dipengaruhi oleh penurunan impor India dan China.
Dari sisi pasokan, minyak sawit Malaysia diramal menyentuh angka 2,3 juta ton pada 2020. Sementara dari sisi harga CPO kontrak berjangkanya diperkirakan akan menyentuh rata-rata RM 2.704/ton pada semester pertama tahun ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/tas)
Sentimen lain yang juga menjadi pemberat harga CPO adalah kondisi perpolitikan di Malaysia yang sedang tak kondusif. Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menyatakan mundur dari jabatannya kemarin.
Pengumuman Mahathir hadir tak lama setelah Presiden Parti Keadilan Rakyat (PKR) Anwar Ibrahim mengaku telah dikhianati oleh rekan-rekan di koalisi Pakatan Harapan (PH). Pernyataan itu dilontarkan Anwar di kediamannya di Bukit Segambut, Minggu (23/2/2020) waktu setempat seperti dikutip Malaysia Kini, Senin (24/2/2020).
Kondisi politik yang sedang tak kondusif di Malaysia telah membuat pasar keuangan Negeri Jiran itu mengalami tekanan baik di pasar ekuitas, pasar surat utang hingga mata uang.
Reuters melaporkan Dewan Minyak Sawit Malaysia memperkirakan produksi pada 2020 mencapai 20,2 juta ton. Sementara ekspor minyak sawit diperkirakan sebanyak 17,4 juta ton pada 2020 yang dipengaruhi oleh penurunan impor India dan China.
Dari sisi pasokan, minyak sawit Malaysia diramal menyentuh angka 2,3 juta ton pada 2020. Sementara dari sisi harga CPO kontrak berjangkanya diperkirakan akan menyentuh rata-rata RM 2.704/ton pada semester pertama tahun ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/tas)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular