Bursa Jepang 'Luka Dalam', Singapura dan Korsel Malah Menguat

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
25 February 2020 09:02
Bursa saham Jepang 'terluka dalam' sementara di Singapura dan Korea Selatan justru menguat.
Ilustrasi Bursa Saham Tokyo (REUTERS/Kim Kyung-Hoon)
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa sahan utama Asia bergerak variatif pada perdagangan pagi ini. Bursa saham Jepang 'terluka dalam' sementara di Singapura dan Korea Selatan justru menguat.

Pada Selasa (25/2/2020) pukul 08:52 WIB, indeks Topix (Jepang) amblas 2,67% ke 1.629.4. Indeks Hang Seng (Hong Kong) juga turun, tetapi 'hanya' 0,03% menjadi 26.812,42. Kemudian indeks Shanghai Composite (China) ambrol 1,07% ke 3.000,44.

Akan tetapi indeks Kospi (Korea Selatan) menguat 0,73% ke 2.094,16. Sedangkan Straits Times (Singapura) bertambah 0,69% menjadi 3.163,98.


Secara umum, sentimen yang beredar di pasar masih cenderung negatif. Apa lagi kalau bukan penyebaran virus corona yang kian menggila. Berawal dari Kota Wuhan di Provinsi Hubei (China), virus ini menyebar ke berbagai negara di Benua Asia, Eropa, Amerika, Afrika, hingga Australia.

Mengutip data satelit pemetaan ArcGis per pukul 08:33 WIB, jumlah kasus virus corona di seluruh dunia mencapai 79.572. Terbanyak terjadi di China yaitu 77.154 kasus. Disusul oleh Korea Selatan (833), Italia (229), Jepang (159), Singapura (89), Hong Kong (79), Iran (61), AS (53), Thailand (35), Taiwan (30), Australia (22), Malaysia (22), Jerman (16), Vietnam (16), Uni Emirat Arab (13), Inggris (13), Prancis (12), Kanada (10), Makau (10), Filipina (3), India (3), Rusia (3), Spanyol (2), Oman (2), Afganistan (1), Kuwait (1), Nepal (1), Kamboja (1), Bahrain (1), Israel (1), Belgia (1), Lebanon (1), Finlandia (1), Swedia (1), Irak (1), Mesir (1), dan Sri Lanka (1). Plus kasus di kapal pesiar Diamond Princess yaitu 691.

"Penyebaran virus di luar China yang semakin luas, ditambah pengetatan aktivitas warga di China sendiri, membuat asumsi bahwa penyebaran virus corona hanya berdampak terbatas terhadap perekonomian dunia patut dipertanyakan," tegas Jonas Goltermann, Ekonom Senior Capital Economics, seperti diberitakan Reuters.

"Pelaku pasar masih meyakini bahwa pemulihan ekonomi akibat virus corona akan bersifat V-Shaped. Turun drastis, tetapi naiknya pun cepat. Namun faktanya, belum ada yang tahu serangan virus corona bakal separah apa," tambah Win Thun, Head of Emerging Market Strategy di Brown Brothers Harriman, sebagaimana diwartakan Reuters.

Akan tetapi, Kospi dan Straits Times mampu menguat karena sebelumnya sudah terkoreksi dalam. Selama sebulan terakhir, Kospi sudah ambrol 3,96% sementara Straits Times anjlok 2,34%. Ini tentu membuat harga saham di bursa Korea Selatan dan Singapura sudah 'murah', sehingga memicu aksi borong dari pelaku pasar.



TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Kamis Kelabu! Asing Kabur Rp 668 M, IHSG Jatuh 5% Lebih

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular