
Corona Bikin Pasar Global Gusar, Harga SUN Malah Naik

Penguatan tersebut terjadi meskipun koreksi terjadi di pasar keuangan dunia, termasuk pasar saham domestik akibat kekhawatiran virus corona Wuhan (Covid-19).
Naiknya harga surat utang negara (SUN) itu seiring dengan apresiasi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara berkembang yang lain.
Data Refinitiv menunjukkan menguatnya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield).
Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya. Yield yang menjadi acuan keuntungan yang didapat investor juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. Keempat seri yang menjadi acuan pasar adalah FR0081 bertenor 5 tahun, FR0082 bertenor 10 tahun, FR0080 bertenor 15 tahun, dan FR0083 bertenor 20 tahun.
Seri acuan yang paling menguat adalah FR0082 yang bertenor 10 tahun dengan penurunan yield 1,5 basis poin (bps) menjadi 6,52% dari 6,54% di akhir pekan lalu. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Yield Obligasi Negara Acuan 24 Feb'20 | |||||
Seri | Jatuh tempo | Yield 21 Feb'20 (%) | Yield 24 Feb'20 (%) | Selisih (basis poin) | Yield wajar PHEI 21 Feb'21 (%) |
FR0081 | 5 tahun | 5.715 | 5.705 | -1.00 | 5.643 |
FR0082 | 10 tahun | 6.541 | 6.526 | -1.50 | 6.499 |
FR0080 | 15 tahun | 7.041 | 7.038 | -0.30 | 7.0043 |
FR0083 | 20 tahun | 7.278 | 7.275 | -0.30 | 7.2414 |
Sumber: Refinitiv
Penguatan SBN hari ini juga membuat selisih (spread) yield obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan yield surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 505 bps, menyempit dari posisi akhir pekan lalu 507 bps. Yield US Treasury 10 tahun naik tipis 0,3 bps dan cenderung flat yaitu pada 1,47% yang serupa dengan posisi akhir pekan lalu.
Terkait dengan pasar US Treasury, saat ini masih terjadi inversi pada yield pasangan seri 3 bulan-5 tahun, 2 tahun-5 tahun, dan 3 bulan-10 tahun. Inversi adalah kondisi lebih tingginya yield seri lebih pendek dibanding yield seri lebih panjang.
Inversi tersebut membentuk kurva yield terbalik (inverted yield curve), yang menjadi cerminan investor yang lebih meminati US Treasury seri panjang dibanding yang pendek karena menilai akan terjadi kontraksi jangka pendek, sekaligus indikator adanya potensi tekanan ekonomi bahkan hingga krisis.
Yield US Treasury Acuan 24 Feb'20 | |||||
Seri | Benchmark | Yield 21 Feb'20 (%) | Yield 24 Feb'20 (%) | Selisih (Inversi) | Satuan Inversi |
UST BILL 2019 | 3 Bulan | 1.559 | 1.559 | 3 bulan-5 tahun | 23.7 |
UST 2020 | 2 Tahun | 1.35 | 1.354 | 2 tahun-5 tahun | 3.2 |
UST 2021 | 3 Tahun | 1.311 | 1.319 | 3 tahun-5 tahun | -0.3 |
UST 2023 | 5 Tahun | 1.316 | 1.322 | 3 bulan-10 tahun | 8.6 |
UST 2028 | 10 Tahun | 1.47 | 1.473 | 2 tahun-10 tahun | -11.9 |
Sumber: Refinitiv
Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 1.068,89 triliun SBN, atau 38,14% dari total beredar Rp 2.802,28 triliun berdasarkan data per 19 Februari.
Angka itu menunjukkan kepemilikan investor asing masih masuk ke pasar SUN senilai Rp 3,47 triliun sejak akhir pekan lalu, sedangkan sejak awal bulan masih defisit Rp 8,17 triliun.
Sejak awal tahun ini, posisi investor asing masih positif Rp 7,03 triliun dibanding posisi akhir Desember 2019 Rp 1.061,86 triliun, sehingga persentasenya masih turun dari 38,57% pada periode yang sama.
Dari pasar surat utang negara berkembang, mayoritas harga obligasi menguat mayoritas yield obligasi negara-negara itu turun.
Negara | Yield 21 Feb'20 (%) | Yield 24 Feb'20 (%) | Selisih (basis poin) |
Brasil (BB-) | 6.58 | 6.57 | -1.00 |
China (A+) | 2.936 | 2.884 | -5.20 |
Jerman (AAA) | -0.433 | -0.439 | -0.60 |
Prancis (AA) | -0.207 | -0.202 | 0.50 |
Inggris Raya (AA) | 0.593 | 0.593 | 0.00 |
India (BBB-) | 6.422 | 6.377 | -4.50 |
Jepang (A) | -0.064 | -0.05 | 1.40 |
Malaysia (A-) | 2.907 | 2.953 | 4.60 |
Filipina (BBB) | 4.37 | 4.37 | 0.00 |
Rusia (BBB) | 5.99 | 6 | 1.00 |
Singapura (AAA) | 1.625 | 1.591 | -3.40 |
Thailand (BBB+) | 1.11 | 1.07 | -4.00 |
Amerika Serikat (AAA) | 1.47 | 1.473 | 0.30 |
Afrika Selatan (BB+) | 8.82 | 8.82 | 0.00 |
Sumber: Refinitiv
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/tas) Next Article SUN Cetak Rekor, Pengamat: SUN RI Masih Menarik Bagi Investor