Erick Thohir Minta Telkom Harus Beri Dividen Lebih Besar

Monica Wareza, CNBC Indonesia
21 February 2020 16:45
Setoran dividen dari anak usaha yang besar tapi tidak bisa ditransmisikan langsung kepada pemegang saham, karena harus melewati Telkom.
Foto: REUTERS/Beawiharta
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri BUMN Erick Thohir kembali menyoal kontribusi dividen dari PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM). Setoran dividen dari anak usaha yang besar tapi tidak bisa ditransmisikan langsung kepada pemegang saham, karena harus melewati Telkom.

"Telkom. Misal kalian pemegang saham Telkomsel (anak usaha Telkom PT Telekomunikasi Selular) anggap (setoran) dividen Rp 10 triliun. Sebagai pemegang saham dapat dividen Rp 10 triliun atau lebuh rendah," tanya Erick menjelaskan dengan analogi, saat berbincang dengan awak media, Jumat (21/2/2020).

Kenyataannya, kata Erick, karena Telkomsel merupakan anak usaha Telkom maka dividen yang disetor tidak akan mencapai Rp 10 triliun. "Dividen Rp 10 triliun ga langsung ke pemilik tapi lewat Telkom. Karena lewat situ (Telkom) dividen ga Rp 10 triliun, jadi Rp 3 triliun," kata Erick.



Seharusnya, kata Erick, minimal Telkom menyetorkan dividen Rp 5 triliun. Erick menegaskan tentu pemegang saham lebih senang menerima dividen lebih besar.

"Misal 5 tahun ke depan kita akan kasih dividen segini wah girang mau beli saham. Apalagi kalo bisnisnya ke depan bagus, bisa masuk," kata Erick

"Kalau gaya saya ke BNI, Telkom bukan menjatuhkan tapi respons dengan hasil mereka. Ya itu yang kita tunggu. Kalo ga mau ya dikasih komut yang bagus dan galak," ujar Erick.

Erick sempat menyetil PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang dinilai hanya mengandalkan pendapatan dari dividen anak usaha, PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel).

Telkom seharusnya mampu memanfaatkan infrastruktur telekomunikasi yang dimiliki untuk mengembangkan bisnis baru seperti big data dan cloud yang saat ini di Indonesia masih saja dikuasai asing.

"Ya sama kan, industri telekomunikasi kan berubah. Dulu suara, sekarang data tapi kan ada hal yang sangat penting. Infrastruktur Telkom itu kan udah lumayan luar biasa kenapa nggak itu menjadi bisnis. Bahkan juga yang namanya big data, cloud itu juga menjadi sebuah bisnis. Jangan diambil lagi oleh asing, gitu loh," kata Erick di Assembly Hall, Menara Mandiri, Rabu siang ini (12/2/2020).


Erick bercerita pengalamannya saat mengurus Asian Games 2018. Waktu itu Erick menjadi Ketua Inasgoc (Asian Games 2018 Organizing Committee).

Panitia terpaksa menyewa fasilitas cloud milik China bernama Alicloud karena tak tersedianya fasilitas ini oleh Telkom. Padahal, hal ini bisa menjadi peluang bisnis baru yang bisa dikembangkan oleh perusahaan telekomunikasi pelat merah ini.

Dia juga menyinggung mengenai pendapatan Telkom yang selama ini mayoritas berasal dari pendapatan dan dividen dari Telkomsel dengan porsi mencapai 70%.

"[Jadi] Mendingan nggak ada Telkom. Langsung aja Telkomsel ke BUMN, dividennya jelas. Makanya kita mau Telkom berubah ke arah salah satunya ke database big data, cloud, masa cloud-nya dipegang Alicloud [Alibaba Cloud]. Masa database kita diambil negara lain?" katanya.

Adapun Telkomsel ini merupakan perusahaan yang kepemilikannya sebesar 65% oleh Telkom dan 35% oleh Singapore Telecom (Singtel).

[Gambas:Video CNBC]




(hps/hps) Next Article Soal Dividen Telkomsel, Erick Sudah Bahas dengan Bos Telkom

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular