
Kejagung Jaring 4 Tersangka Danareksa, Begini Cerita Awalnya

Kasus ini terjadi pada akhir 2015. Dikutip dari Detikfinance, Bursa Efek Indonesia (BEI) saat itu sudah menemukan adanya transaksi mencurigakan dari saham SIAP.
Kabarnya, saham tersebut 'digoreng' hingga harganya naik berkali-kali lipat. Setelah harga saham SIAP melambung, kabarnya salah satu pemegang saham melakukan repo (repurchase agreement) alias gadai saham. Namun sampai jatuh tempo saham hasil gadai itu tidak dibeli kembali oleh si pemegang saham.
Akibatnya, saham SIAP pun terpaksa dijual ke pasar (forced sell). Bila tidak ada yang menampung, maka broker yang harus membayar sementara.
BEI saat itu menginterogasi sekitar delapan broker terkait hal ini. Ada tiga broker yang juga dibekukan sementara, yaitu PT Danareksa Sekuritas (anak usaha BUMN PT Danareksa), PT Reliance Securities, dan PT Millenium Danatama Sekuritas.
Danareksa Sekuritas dinilai terlibat dalam skandal perdagangan saham fiktif atau 'goreng' saham milik SIAP. Akibatnya, Danareksa mengalami kerugian cukup besar, karena sempat dilarang berjualan.
Menteri BUMN ketika itu, Rini Soemarno, juga sempat buka suara soal ini. Rini menyangkan ini terjadi karena aktivitas terlarang tersebut dilakukan oleh anak usaha BUMN.
"Sedih saya karena sebagai perusahaan negara dan anak BUMN, tentunya ini yang tidak boleh terjadi," kata Rini, dengan muka sedih di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (12/11/2015) dikutip Detikfinance.
Untuk menindaklanjuti skandal tersebut, Rini menugaskan Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan BUMN, Gatot Trihargo dan manajemen Danareksa melakukan audit investigasi.
![]() |
Hanya saja, pemberitaan sejumlah media massa pada era 2015 itu juga memunculkan kabar terkait dengan jejak Danareksa di aksi korporasi SIAP pada tahun 2014 yakni penerbitan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMEDT) atau rights issue senilai Rp 4,68 triliun.
Ketika itu, SIAP bakal menerbitkan saham baru (rights issue) di mana dana yang akan diperoleh untuk mengakuisisi perusahaan tambang. Perseroan akan menerbitkan 23 miliar saham dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 200 per saham, jadi total dana yang diraup mencapai Rp 4,68 triliun.
Nah saat itu, SIAP menunjuk Danareksa Sekuritas sebagai pembeli siaga yang siap mengeksekusi sampai dengan 23 miliar saham.
![]() |
