Likuidasi Reksa Dana Minna Padi, Layak Ditadah karena Murah?

Market - Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
19 February 2020 12:09
Dapat dijadikan indikasi bahwa pembalikan arah sudah mulai terjadi ketika tekanan pasar global sudah mulai berkurang. Foto: Ilustrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Koreksi melanda pasar saham akibat tekanan dari virus corona Wuhan (Covid 19) sejak awal tahun hingga Senin (17/2/20) serta tekanan dari likuidasi enam reksa dana PT Mina Padi Aset Manajemen sudah sukses membuat IHSG turun 6,56% hingga 5.886 kemarin.

Ditambah penguatan awal perdagangan hari ini (19/2/20), IHSG sudah naik 3 hari berturut-turut meskipun tipis-tipis, yang dapat dijadikan indikasi bahwa pembalikan arah sudah mulai terjadi ketika tekanan pasar global sudah mulai berkurang.


Tekanan dari virus corona Wuhan yang terlalu intens sudah mulai membuat pelaku pasar jenuh jual (oversold) dan tekanan dari penjualan enam reksa dana Minna Padi Aset Manajemen dengan nilai awal Rp 5,75 triliun sudah berakhir kemarin.

Dengan momentum berakhirnya masa likuidasi reksa dana Minna Padi Aset Manajemen, pelaku pasar melihat dasar koreksi pasar saham mulai terlihat dan juga mulai menyarankan investor untuk memulai aksi akumulasi.

Andrey Wijaya, Analis PT RHB Sekuritas Indonesia, menilai berakhirnya tenggat waktu membuatnya meyakini bahwa tekanan jual dapat berakhir segera.

"Ini adalah waktu yang tepat untuk mengakumulasi saham yang sudah oversold dengan fundamental yang sehat," ujar Andrey dalam riset bertajuk "Accumulate When Market Hits Bottom; O/W" bersama dua analis lain yaitu Michael W Setjoadi dan Andre Benas.

Dia mengatakan tujuh saham yang sempat masuk ke dalam reksa dana itu dan dinilai memiliki fundamental yang baik.


Ketujuh saham itu adalah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT PP Tbk (PTPP), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), dan Rp Aneka Tambang Tbk (ANTM).

Selain ketujuh saham itu, RHB Sekuritas menilai juga ada 10 saham anggota indeks paling likuid di IHSG yaitu LQ-45 dengan besaran koreksi paling besar dan dinilai memiliki fundamental kuat sehingga menarik untuk dikoleksi.

Saham-saham itu terdiri dari PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT PP Tbk (PTPP), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).

Saham lain adalah PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) dan PT Jasa Marga Tbk (JSMR).


Saham LQ-45 Terkoreksi Besar dan Berfundamental Menarik

Saham

Target Price (Rp)

Waskita Karya Tbk, PT

2700

XL Axiata Tbk, PT

3850

Ciputra Development Tbk, PT

1480

Bumi Serpong Damai Tbk, PT

1930

PP Tbk, PT

2800

Kalbe Farma Tbk, PT

1850

Indofood Sukses Makmur Tbk, PT

8900

Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT

4700

Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk, PT

2500

Jasa Marga Tbk, PT

7000

 Sumber: PT RHB Sekuritas Indonesia

 

TIM RISET CNBC INDONESIA

Artikel Selanjutnya

Nih, Kabar Terbaru Proses Pembubaran 6 Reksa Dana Minna Padi


(irv/hps)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading