
3 Negara Terancam Resesi, Siap-siap Harga Emas Berkilau Lagi
Putu Agus Pransuamitra & Irvin Avriano Arief & Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
18 February 2020 07:30

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia belum banyak bergerak hingga awal perdagangan sesi Eropa Senin kemarin (17/2/2020) setelah membukukan penguatan 2 hari beruntun.
Pada pukul 15:03 WIB, Senin kemarin, harga emas dunia melemah 0,28% ke US$ 1.579.86/troy ons di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Wabah virus corona atau yang disebut Covid-19 yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda membuat harga emas menguat 2 hari beruntun pada Jumat pekan lalu.
Berdasarkan data satelit pemetaan ArcGis dari John Hopkins CSSE, korban meninggal akibat virus corona atau yang disebut Covid-19 kini mencapai 1.775 orang (hingga Senin sore kemarin) dan telah menjangkiti lebih dari 71.000 orang di berbagai negara.
Tidak hanya itu, Covid-19 kini kembali membangkitkan "hantu" resesi, yang membuat beberapa negara ketar-ketir. Singapura, Jerman, dan Jepang menjadi negara yang terancam mengalami resesi, ketiganya memiliki hubungan yang erat dengan China.
Masih belum diketahui seberapa besar dampak virus corona ke pertumbuhan ekonomi China dan global umumnya, yang pasti akan melambat.
Hasil riset S&P memprediksi produk domestic bruto (PDB) Negeri Tiongkok akan terpangkas hingga 1,2%.
Kemudian, Reuters melakukan jajak pendapat terhadap 40 ekonom yang hasilnya pertumbuhan ekonomi China kuartal I-2019 diperkirakan sebesar 4,5%. Jauh melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yaitu 6%. Untuk pertumbuhan ekonomi sepanjang 2020, proyeksinya adalah 5,5%. Juga jauh melambat dibandingkan realisasi 2019 yang sebesar 6,1%.
Singapura sudah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini. Mengutip Reuters, Singapura memprediksi pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2020 ada di kisaran -0,5%-1,5%. Padahal sebelumnya, pemerintah memproyeksikan, ekonomi Negeri Singa ini ada di kisaran 0,5%-2,5%.
Setelah Singapura, Jerman juga patut waspada. Pertumbuhan ekonomi Negeri Panser di kuartal IV-2019 stagnan alias tidak tumbuh dari kuartal sebelumnya. Pada tahun lalu, Jerman sudah nyaris mengalami resesi akibat perang dagang AS dengan China.
"Tahun lalu kami menemukan seberapa sensitif ekonomi Jerman terhadap China, dan saya pikir setiap orang masih menganggap remeh bagaimana dampak ekonomi China ke Eropa" kata John Marley, konsultan senior dan spesialis manajemen risiko valuta asing di SmartCurrencyBusiness, sebagaimana dilansir Reuters.
Selanjutnya Jepang, negara yang sudah dekat dengan resesi. Perekonomian Jepang berkontraksi tajam di kuartal IV-2019, bahkan menjadi yang terdalam sejak 6 tahun terakhir. Data dari Cabinet Office menunjukkan produk domestic bruto (PBD) kuartal IV-2019 berkontraksi 1,6% quarter-on-quarter (QoQ), menjadi yang terdalam sejak kuartal II-2014.
Jika PDB Jepang kembali berkontraksi di kuartal I-2020, maka Jepang akan mengalami resesi.
Market Strategist dari Fullerton Research, Franky Nangoy, mengatakan risiko pelambatan ekonomi global dapat membawa emas terus menguat.
"Pandangan terbaru dari para treasury bank besar di dunia menyatakan bahwa pelaku pasar masih khawatir mengenai prospek ekonomi global selanjutnya" kata Franky dalam rilis tertulis yang diterima CNBC Indonesia, Senin (17/2/2020)
"Selama perspektif tentang ekonomi global masih tidak pasti, uptrend emas yang sudah dimulai dari Desember terlihat berlanjut" tambahnya.
Franky memprediksi dalam waktu dekat emas berpotensi menuju US$ 1.593-1.595/troy ons. Untuk jangka yang lebih panjang logam mulia ini diprediksi menguat ke US$ 1.611/troy ons, sebelum menuju US$ 1.630/troy ons.
Melihat grafik harian, emas yang disimbolkan XAU/USD bergerak di atas rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis biru), MA 21 hari (garis merah) dan MA 125 hari (garis hijau).
Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (MACD) bergerak turun di wilayah positif. Sementara histogramnya kembali mengecil mendekati level 0. Indikator ini menunjukkan emas kembali ke fase konsolidasi.
Pada time frame 1 jam, emas bergerak di kisaran MA 8 dan MA 21, tetapi di atas MA 125. Indikator Stochastic bergerak turun dan sudah memasuki wilayah jenuh jual (oversold).
Emas bergerak di dekat level US$ 1.580/troy ons yang menjadi support (tahanan bawah) terdekat. Jika mampu bertahan di atas level tersebut emas berpeluang menguat ke US$ 1.588/troy ons. Penembusan di atas level tersebut akan membuka peluang ke US$ 1.595/troy ons.
Sementara jika tertahan di bawah US$ 1.580/troy ons, emas berisiko melemah ke US$ 1.574/troy ons. Support selanjutnya berada di level US$ 1.569/troy ons.
[Gambas:Video CNBC]
Pada pukul 15:03 WIB, Senin kemarin, harga emas dunia melemah 0,28% ke US$ 1.579.86/troy ons di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Wabah virus corona atau yang disebut Covid-19 yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda membuat harga emas menguat 2 hari beruntun pada Jumat pekan lalu.
Tidak hanya itu, Covid-19 kini kembali membangkitkan "hantu" resesi, yang membuat beberapa negara ketar-ketir. Singapura, Jerman, dan Jepang menjadi negara yang terancam mengalami resesi, ketiganya memiliki hubungan yang erat dengan China.
Masih belum diketahui seberapa besar dampak virus corona ke pertumbuhan ekonomi China dan global umumnya, yang pasti akan melambat.
Hasil riset S&P memprediksi produk domestic bruto (PDB) Negeri Tiongkok akan terpangkas hingga 1,2%.
Kemudian, Reuters melakukan jajak pendapat terhadap 40 ekonom yang hasilnya pertumbuhan ekonomi China kuartal I-2019 diperkirakan sebesar 4,5%. Jauh melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yaitu 6%. Untuk pertumbuhan ekonomi sepanjang 2020, proyeksinya adalah 5,5%. Juga jauh melambat dibandingkan realisasi 2019 yang sebesar 6,1%.
Singapura sudah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini. Mengutip Reuters, Singapura memprediksi pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2020 ada di kisaran -0,5%-1,5%. Padahal sebelumnya, pemerintah memproyeksikan, ekonomi Negeri Singa ini ada di kisaran 0,5%-2,5%.
Setelah Singapura, Jerman juga patut waspada. Pertumbuhan ekonomi Negeri Panser di kuartal IV-2019 stagnan alias tidak tumbuh dari kuartal sebelumnya. Pada tahun lalu, Jerman sudah nyaris mengalami resesi akibat perang dagang AS dengan China.
"Tahun lalu kami menemukan seberapa sensitif ekonomi Jerman terhadap China, dan saya pikir setiap orang masih menganggap remeh bagaimana dampak ekonomi China ke Eropa" kata John Marley, konsultan senior dan spesialis manajemen risiko valuta asing di SmartCurrencyBusiness, sebagaimana dilansir Reuters.
Selanjutnya Jepang, negara yang sudah dekat dengan resesi. Perekonomian Jepang berkontraksi tajam di kuartal IV-2019, bahkan menjadi yang terdalam sejak 6 tahun terakhir. Data dari Cabinet Office menunjukkan produk domestic bruto (PBD) kuartal IV-2019 berkontraksi 1,6% quarter-on-quarter (QoQ), menjadi yang terdalam sejak kuartal II-2014.
Jika PDB Jepang kembali berkontraksi di kuartal I-2020, maka Jepang akan mengalami resesi.
Market Strategist dari Fullerton Research, Franky Nangoy, mengatakan risiko pelambatan ekonomi global dapat membawa emas terus menguat.
"Pandangan terbaru dari para treasury bank besar di dunia menyatakan bahwa pelaku pasar masih khawatir mengenai prospek ekonomi global selanjutnya" kata Franky dalam rilis tertulis yang diterima CNBC Indonesia, Senin (17/2/2020)
"Selama perspektif tentang ekonomi global masih tidak pasti, uptrend emas yang sudah dimulai dari Desember terlihat berlanjut" tambahnya.
Franky memprediksi dalam waktu dekat emas berpotensi menuju US$ 1.593-1.595/troy ons. Untuk jangka yang lebih panjang logam mulia ini diprediksi menguat ke US$ 1.611/troy ons, sebelum menuju US$ 1.630/troy ons.
Melihat grafik harian, emas yang disimbolkan XAU/USD bergerak di atas rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis biru), MA 21 hari (garis merah) dan MA 125 hari (garis hijau).
![]() Sumber: investing.com |
Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (MACD) bergerak turun di wilayah positif. Sementara histogramnya kembali mengecil mendekati level 0. Indikator ini menunjukkan emas kembali ke fase konsolidasi.
Pada time frame 1 jam, emas bergerak di kisaran MA 8 dan MA 21, tetapi di atas MA 125. Indikator Stochastic bergerak turun dan sudah memasuki wilayah jenuh jual (oversold).
![]() Sumber: investing.com |
Emas bergerak di dekat level US$ 1.580/troy ons yang menjadi support (tahanan bawah) terdekat. Jika mampu bertahan di atas level tersebut emas berpeluang menguat ke US$ 1.588/troy ons. Penembusan di atas level tersebut akan membuka peluang ke US$ 1.595/troy ons.
Sementara jika tertahan di bawah US$ 1.580/troy ons, emas berisiko melemah ke US$ 1.574/troy ons. Support selanjutnya berada di level US$ 1.569/troy ons.
[Gambas:Video CNBC]
Next Page
Gerak Harga Emas Masih Tertahan
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular