CPO ke Batu Bara & Minyak, Mana yang Paling 'Licin' Sepekan?

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
16 February 2020 12:05
Corona masih mengancam, jadi komoditas mana yang paling aman?
Foto: Panen tandan buah segar kelapa sawit di kebun Cimulang, Candali, Bogor, Jawa Barat (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga komoditas umumnya tak lepas dari dampak negatif gentingnya dunia investasi global karena ancaman virus corona Wuhan (Covid/n-CoV) yang sampai sekarang masih mengancam.

Namun, selama sepekan terakhir, beberapa faktor lain terhadap tiga komoditas utama yaitu batu bara dan minyak justru mampu membuat harga kedua komoditas hitam itu jadi tahan banting bahkan menguat. Di sisi lain, harga minyak sawit mentah menjadi harga komoditas yang paling 'nerimo' penurunan harga akibat sentimen negatif itu.



Data transaksi sepekan terakhir mencerminkan hanya minyak mentah Brent dan WTI justru naik US$ 2,85/ barel (+2,85%) dan US$ 1,73/barel (+1,73%) masing-masing menjadi Rp 57,32/barel dan Rp 52,05/barel pada akhir hari Valentine dibanding posisi penutupan pada akhir pekan lalu.

Harga emas hitam itu naik seiring dengan rencana dinaikkannya angka pemangkasan produksi oleh Negara Pengekspor Minyak (OPEC+) sebanyak 600.000 barel per hari (bpd). Rencana itu merupakan usulan dari JCT sebagai penasihat.



Selain itu, faktor yang menambah kenaikan harga minyak mentah adalah tingkat pemrosesan minyak China yang turun 940.000 bpd atau 7% dari toal pemrosesan pada 2019 silam.

Komoditas lain yang juga terangkat pekan lalu adalah si karbon hitam, batu bara. Sepekan, harga komoditas tersebut naik tipis US$ 0,35/ton (+0,5%) atau cenderung stagnan pada menjadi US$ 70,35/ton.

Penyebab utama penguatan tipis atan stagnannya harga batu bara itu adalah stok yang menipis di China di mana waktu bongkar muat di pelabuhan-pelabuhan China yang melebar, terutama karena tenaga kerja yang kurang akibat evaluasi kesehatan di hampir seluruh perusahaan logistik.

Virus corona yang kini dinamai COVID 2019 oleh WHO masih terus mengintai dan menelan korban baru. Menurut data John Hopkins CSSE, virus yang menyebabkan pneumonia ini telah menginfeksi 69.256 orang di dunia. Kasus paling banyak dilaporkan di China yang mencapai 68.500 kasus.

Jumlah korban meninggal sampai siang ini (16/2) mencapai 1.669 orang. Sebanyak 1.665 orang berasal dari China sedangkan empat kasus kematian lain dilaporkan di Hong Kong, Filipina, Prancis, dan Jepang masing-masing satu kasus.

Di luar batu bara dan minyak mentah, data transaksi sepekan terakhir mencerminkan harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) menjadi komoditas yang terpapar sentimen paling normal (karena turun), sekaligus paling besar terhadap ancaman virus saluran pernafasan tersebut.

Selama sepekan, harga emas hijau tersebut turun RM 153/ton (-5,43%) menjadi RM 2.660/ton dari posisi RM 2.813/ton pada akhir pekan lalu. Penyebabnya adalah nilai konsumsi yang turun dari China sebagai dampak dari kekhawatiran terhadap virus corona tadi.

Harga CPO, Batu Bara, dan Minyak SepekanFoto: Irvin Avriano Arief
Harga CPO, Batu Bara, dan Minyak Sepekan
TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]




(irv/irv) Next Article Naik 88%, Minyak Jadi Jawara Komoditas Sepanjang Mei

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular