
Rupiah Masuk Jalur Merah, (Masih) Gara-gara Corona
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
13 February 2020 08:09

Fokus utama pelaku pasar masih seputar perkembangan penyebaran (outbreak) virus Corona. Mengutip data satelit pemetaan ArcGis per pukul 07:23 WIB, jumlah kasus virus Corona di seluruh dunia semakin bertambah menjadi 60.096. Jumlah korban jiwa juga meningkat menjadi 1.363 orang.
Memang ada kecenderungan pertumbuhan kasus baru melambat. Jumlah penderita yang sembuh juga meningkat, kini mencapai 5.906 orang.
Â
Bahkan ada pernyataan bahwa penyebaran virus Corona di China bisa tuntas pada April, seiring cuaca yang lebih hangat. Akan tetapi, bukan berarti kewaspadaan boleh dikendurkan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan penyebaran virus Corona masih harus mendapat pengawasan penuh.
"Kasus outbreak ini masih bisa bergerak ke arah mana saja. Oleh karena itu, kewaspadaan harus tetap optimal," tegas Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO, seperti diberitakan Reuters.
Hal yang perlu diwaspadai adalah penyebaran di luar China. Sebab ada kekhawatiran kasus di luar China justru masih dalam tahap awal, jauh dari puncak.
"Virus menyebar ke tempat-tempat lain. Seperti di Singapura, sepertinya ini baru permulaan," kata Dale Fisher, Kepala Global Outbreak Alert and Response Network yang berada di bawah koordinasi WHO, seperti dikutip dari Reuters.
Singapura (dan Hong Kong) adalah negara kedua terbesar setelah China dengan kasus virus Corona yaitu 50. Pemerintah Singapura sudah menaikkan level kewaspadaan menjadi oranye. Satu kasus Corona di Singapura terjadi di DBS, bank terbesar Asia Tenggara.
Oleh karena itu, tetap ada alasan bagi investor untuk khawatir. Kekhawatiran itu diwujudkan dengan memburu aset-aset aman (safe haven) seperti yen Jepang.
Selain yen, investor juga memburu emas sebagai sarana perlindungan. Peningkatan permintaan membuat harga sang logam mulia. Pada pukul 07:42 WIB, harga emas dunia naik 0,36% dan dalam sebulan terakhir harga komoditas ini sudah melonjak 1,55%.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji)
Memang ada kecenderungan pertumbuhan kasus baru melambat. Jumlah penderita yang sembuh juga meningkat, kini mencapai 5.906 orang.
![]() |
Bahkan ada pernyataan bahwa penyebaran virus Corona di China bisa tuntas pada April, seiring cuaca yang lebih hangat. Akan tetapi, bukan berarti kewaspadaan boleh dikendurkan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan penyebaran virus Corona masih harus mendapat pengawasan penuh.
Hal yang perlu diwaspadai adalah penyebaran di luar China. Sebab ada kekhawatiran kasus di luar China justru masih dalam tahap awal, jauh dari puncak.
"Virus menyebar ke tempat-tempat lain. Seperti di Singapura, sepertinya ini baru permulaan," kata Dale Fisher, Kepala Global Outbreak Alert and Response Network yang berada di bawah koordinasi WHO, seperti dikutip dari Reuters.
Singapura (dan Hong Kong) adalah negara kedua terbesar setelah China dengan kasus virus Corona yaitu 50. Pemerintah Singapura sudah menaikkan level kewaspadaan menjadi oranye. Satu kasus Corona di Singapura terjadi di DBS, bank terbesar Asia Tenggara.
Oleh karena itu, tetap ada alasan bagi investor untuk khawatir. Kekhawatiran itu diwujudkan dengan memburu aset-aset aman (safe haven) seperti yen Jepang.
Selain yen, investor juga memburu emas sebagai sarana perlindungan. Peningkatan permintaan membuat harga sang logam mulia. Pada pukul 07:42 WIB, harga emas dunia naik 0,36% dan dalam sebulan terakhir harga komoditas ini sudah melonjak 1,55%.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular