
Dikebut, Erick: Konsolidasi RS BUMN Selesai Desember
Monica Wareza, CNBC Indonesia
10 February 2020 18:04

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menargetkan pembentukan holding rumah sakit BUMN dapat rampung pada Desember 2020 nanti. Sejalan dengan proses pembentukan holding, saat ini seluruh rumah sakit yang dimiliki perusahaan BUMN ini akan memulai proses integrasi bisnisnya terlebih dahulu.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan proses konsolidasi rumah sakit ini dimulai dengan konsolidasi rumah sakit milik Pertamina dan Pelni. Tahap pertama ini ditargetkan dapat rampung pada Juni 2020 dan kemudian baru dilanjutkan dengan konsolidasi dengan rumah sakit lainnya.
"Yang pertama kan Pelni dan Pertamina. Abis itu baru PTPN, Pelindo dan lain-lain. Tapi hari ini untuk operasionalnya, tidak menunggu kepemilikan, sudah mulai disinergikan operasionalnya," kata Erick di Hotel Fairmont Jakarta, Jakarta, Senin (10/2/2020).
Dia menyebutkan, saat ini total pendapatan seluruh rumah sakit BUMN mencapai Rp 5,6 triliun dengan EBITDA sebesar Rp 510 miliar untuk periode yang berakhir pada 2018. Dengan dilakukannya konsolidasi, seluruh perusahaan BUMN ini nantinya akan dapat menghasilkan pendapatan mencapai Rp 8 triliun-Rp 10 triliun.
Dalam hal kepemilikan saham, Erick tak menyebutkan secara rinci mengenai detail peralihan kepemilikan saham di rumah sakit ini. Namun dipastikan, setiap BUMN yang memiliki rumah sakit masih akan memiliki sahamnya.
"Engga, sama (kepemilikannya). Ada perusahaan nanti dimiliki sahamnya oleh Pertamina, Pelindo, dan lain-lain. Perusahaannya ga baru, udah ada," terangnya.
Lebih lanjut, Direktur Utama PT Pertamina Bina Medika-IHC (Pertamedika) Fathema Djan Rachmat mengatakan tiga tahapan konsolidasi yang dimaksud akan menggabungkan 63 rumah sakit lainnya yang dimiliki oleh 15 BUMN akan dikonsolidasikan kepada Pertamedika. Nantinya, Pertamedika akan menjadi holding dari seluruh rumah sakit yang ada.
"Fase pertama IHC integrasi dengan Pelni mendekati posisi transaksi. IHC bangun foundation yang lebih kuat dengan ditambahnya 1.250 tempat tidur dengan 590 tempat tidur milik Pelni," Fathema di kesempatan yang sama.
Dia melanjutkan, tahap kedua akan lebih luas dengan mengintegrasikan kedua rumah sakit ini dengan 5 rumah sakit milik BUMN lainnya. Tahap ketiga barulah mengintegrasikan seluruh rumah sakit yang belum masuk dalam konsolidasi ini dengan total jumlah tempat tidur dari 64 rumah sakit ini menjadi 6.500.
(hps/hps) Next Article Erick akan Bawa Induk RS BUMN Melantai di Bursa
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan proses konsolidasi rumah sakit ini dimulai dengan konsolidasi rumah sakit milik Pertamina dan Pelni. Tahap pertama ini ditargetkan dapat rampung pada Juni 2020 dan kemudian baru dilanjutkan dengan konsolidasi dengan rumah sakit lainnya.
"Yang pertama kan Pelni dan Pertamina. Abis itu baru PTPN, Pelindo dan lain-lain. Tapi hari ini untuk operasionalnya, tidak menunggu kepemilikan, sudah mulai disinergikan operasionalnya," kata Erick di Hotel Fairmont Jakarta, Jakarta, Senin (10/2/2020).
Dia menyebutkan, saat ini total pendapatan seluruh rumah sakit BUMN mencapai Rp 5,6 triliun dengan EBITDA sebesar Rp 510 miliar untuk periode yang berakhir pada 2018. Dengan dilakukannya konsolidasi, seluruh perusahaan BUMN ini nantinya akan dapat menghasilkan pendapatan mencapai Rp 8 triliun-Rp 10 triliun.
"Engga, sama (kepemilikannya). Ada perusahaan nanti dimiliki sahamnya oleh Pertamina, Pelindo, dan lain-lain. Perusahaannya ga baru, udah ada," terangnya.
Lebih lanjut, Direktur Utama PT Pertamina Bina Medika-IHC (Pertamedika) Fathema Djan Rachmat mengatakan tiga tahapan konsolidasi yang dimaksud akan menggabungkan 63 rumah sakit lainnya yang dimiliki oleh 15 BUMN akan dikonsolidasikan kepada Pertamedika. Nantinya, Pertamedika akan menjadi holding dari seluruh rumah sakit yang ada.
"Fase pertama IHC integrasi dengan Pelni mendekati posisi transaksi. IHC bangun foundation yang lebih kuat dengan ditambahnya 1.250 tempat tidur dengan 590 tempat tidur milik Pelni," Fathema di kesempatan yang sama.
Dia melanjutkan, tahap kedua akan lebih luas dengan mengintegrasikan kedua rumah sakit ini dengan 5 rumah sakit milik BUMN lainnya. Tahap ketiga barulah mengintegrasikan seluruh rumah sakit yang belum masuk dalam konsolidasi ini dengan total jumlah tempat tidur dari 64 rumah sakit ini menjadi 6.500.
(hps/hps) Next Article Erick akan Bawa Induk RS BUMN Melantai di Bursa
Most Popular