
Erick akan Bawa Induk RS BUMN Melantai di Bursa
Monica Wareza, CNBC Indonesia
10 February 2020 18:34

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada 2018 lalu Rumah Sakit Pelni punya berencana untuk melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO). RS milik BUMN pelayaran PT Pelni (Persero) ini akan menggalang dana senilai Rp 1 triliun.
Namun sayangnya rencana ini sempat terhenti lantaran belum mendapatkan izin dari Kementerian BUMN yang kala itu masih dipimpin oleh Rini Soemarno.
Dengan munculnya kebijakan baru dari Menteri BUMN Erick Thohir untuk membentuk holding rumah sakit, maka rencana IPO perusahaan ini dipastikan tak akan terjadi. Namun, Erick membuka kesempatan jika induk holding rumah sakit ini nantinya yang akan melakukan aksi korporasi serupa.
"Kan tadi tidak bisa dengan konsep yang sekarang individu yang go public. Ya kurang lebih begitu [Pertamedika yang go public]. Tapi saya belum bicara ke sana," kata Erick di Hotel Fairmont Jakarta, Jakarta, Senin (10/2/2020).
Dia menyebut, dengan dilakukannya go public untuk holding BUMN rumah sakit ini dengan catatan bahwa nantinya akan dapat mendatangkan investor yang bisa memberi nilai tambah bagi perusahaan tersebut.
"Bisa dikaitkan, bisa dengan catatan mencari partner yang bisa buka lapangan kerja baru misalnya kebutuhan suster di Jepang yang 350 ribu, bisa aja. Kan mesti ada add value, ga bisa business to business aja tapi gimana yang namanya BUMN kan aset negara jadi mesti ada value added buat bangsa," katanya.
Adapun holding rumah sakit BUMN ini akan pegang oleh PT Pertamina Bina Medika-IHC (Pertamedika) yang saat ini membawahi rumah sakit milik PT Pertamina (Persero). Di bawah holding ini nantinya akan ada 63 rumah sakit lainnya yang dimiliki oleh 15 perusahaan BUMN.
Pembentukan holding ini ditargetkan dapat rampung pada Desember 2020 mendatang dengan proses konsolidasi dilakukan dalam 3 fase.
Direktur Utama Pertamedika Fathema Djan Rachmat mengatakan penggabungan seluruh rumah sakit milik BUMN ini nantinya dapat menghasilkan pendapatan untuk perusahaan mencapai Rp 8 triliun-Rp 10 triliun per tahun.
Saat ini seluruh rumah sakit ini baru menghasilkan pendapatan senilai Rp 5,6 triliun dengan EBITDA mencapai Rp 510 miliar hingga akhir 2018 lalu.
(hps/hps) Next Article Dikebut, Erick: Konsolidasi RS BUMN Selesai Desember
Namun sayangnya rencana ini sempat terhenti lantaran belum mendapatkan izin dari Kementerian BUMN yang kala itu masih dipimpin oleh Rini Soemarno.
Dengan munculnya kebijakan baru dari Menteri BUMN Erick Thohir untuk membentuk holding rumah sakit, maka rencana IPO perusahaan ini dipastikan tak akan terjadi. Namun, Erick membuka kesempatan jika induk holding rumah sakit ini nantinya yang akan melakukan aksi korporasi serupa.
"Kan tadi tidak bisa dengan konsep yang sekarang individu yang go public. Ya kurang lebih begitu [Pertamedika yang go public]. Tapi saya belum bicara ke sana," kata Erick di Hotel Fairmont Jakarta, Jakarta, Senin (10/2/2020).
"Bisa dikaitkan, bisa dengan catatan mencari partner yang bisa buka lapangan kerja baru misalnya kebutuhan suster di Jepang yang 350 ribu, bisa aja. Kan mesti ada add value, ga bisa business to business aja tapi gimana yang namanya BUMN kan aset negara jadi mesti ada value added buat bangsa," katanya.
Adapun holding rumah sakit BUMN ini akan pegang oleh PT Pertamina Bina Medika-IHC (Pertamedika) yang saat ini membawahi rumah sakit milik PT Pertamina (Persero). Di bawah holding ini nantinya akan ada 63 rumah sakit lainnya yang dimiliki oleh 15 perusahaan BUMN.
Pembentukan holding ini ditargetkan dapat rampung pada Desember 2020 mendatang dengan proses konsolidasi dilakukan dalam 3 fase.
Direktur Utama Pertamedika Fathema Djan Rachmat mengatakan penggabungan seluruh rumah sakit milik BUMN ini nantinya dapat menghasilkan pendapatan untuk perusahaan mencapai Rp 8 triliun-Rp 10 triliun per tahun.
Saat ini seluruh rumah sakit ini baru menghasilkan pendapatan senilai Rp 5,6 triliun dengan EBITDA mencapai Rp 510 miliar hingga akhir 2018 lalu.
(hps/hps) Next Article Dikebut, Erick: Konsolidasi RS BUMN Selesai Desember
Most Popular