Corona Lebih Menakutkan dari SARS, Ini 3 Alasannya

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
09 February 2020 10:41
3 Alasan Corona Lebih Mematikan dari SARS
Foto: Pesawat Evakuasi China (Indonesian Foreign Ministry via AP)

Sosial Media Membuat Lebih Bergema
Kemunculan media sosial dan ketersediaannya di beberapa perangkat saat ini memungkinkan informasi untuk menyebar lebih cepat di seluruh dunia dibandingkan sebelumnya.

Seema Shah, Kepala Strategi di Principal Global Investors, mengatakan cepatnya penyebaran informasi ini menciptakan 'ruang gema global' yang bisa menimbulkan sentimen buruk bagi pasar keuangan sehingga menimbulkan kekacauan.

"Ruang gema untuk memperkuat kecemasan pasar tidak pernah lebih kuat dari ini," tambahnya.

Cepatnya penyebaran informasi, seperti mengenai jumlah infeksi dan korban tewas akibat corona, membuat investor bisa lebih cepat juga mengetahui informasi. Bahkan kerap kali informasi diterima sebelum bursa AS dibuka.

Shah juga menyebutkan, berita buruk virus corona juga bisa langsung menyebabkan penurunan harga saham, utamanya perusahaan farmasi tertentu.

Rantai Pasok Ekonomi Dunia
Rantai pasokan global saat ini lebih terikat daripada sebelumnya. Selain itu, perdagangan internasional juga lebih kompleks. Ini bisa menyebabkan ekonomi dunia mengalami kejatuhan besar seandainya virus menyebar cukup luas, kata Shah.

Saat ini, memang perusahaan yang berbasis di China yang menghadapi pukulan paling keras dari wabah ini. Namun, keterikatannya dengan perusahaan-perusahaan global jelas akan memberikan tekanan pada klien dan pemasok yang terhubung dengan mereka, jelasnya.

"Karena rantai pasokan global berlipat ganda dan menjadi lebih saling bergantung, potensi efek domino yang cepat, dipicu oleh bagian lain dari rantai itu, jauh lebih tinggi," tulis Shah

Contohnya adalah Apple. Perusahaan Amerika Serikat (AS) itu berpotensi mengalami banyak tekanan karena banyak perusahaan pemasok bagian-bagian ponsel iPhone berada di China. Perusahaan bahkan telah memperingatkan potensi hantaman dari virus corona di laporan triwulanan terbarunya.

Rekor Harga Saham
Berita mengenai wabah coronavirus menyeret indeks saham AS keluar dari rekor tertinggi mereka. Meski begitu, berbagai aset masih diperdagangkan di harga yang layak meski ada banyak kekacauan akibat coronavirus, tulis Shah.

"(Namun) jika gangguan bertahan lebih tahan lama, dampaknya dapat tercermin dalam harga saham," tambahnya.

Selain itu, wabah coronavirus telah menghantam ekonomi terbesar kedua di dunia, yang dampaknya bisa mempengaruhi pertumbuhan domestik, yang akan menghambat pertumbuhan global pada akhirnya.

Sebelumnya pada Rabu, JP Morgan telah menurunkan proyeksi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) setahun penuh untuk China. Penyebabnya adalah akibat guncangan di sisi permintaan karena terdampak virus corona asal Wuhan.

"Jika besarnya dan durasi goncangan virus corona lebih besar dan lebih persisten, maka dasar untuk prakiraan ekonomi 2020 yang positif akan tersingkirkan," tulis Shah.

(tas/tas)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular