Kemarin Perkasa karena Pakistan, Hari Ini Harga CPO Turun

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
07 February 2020 14:04
Ada indikasi ambil untung yang dilakukan oleh trader mengingat data ekspor diramal turun.
Foto: Pekerja mengangkut hasil panen kelapa Sawit di kebun Cimulang, Bogor, Jawa Barat, Jumat (15/3). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah kemarin ditutup menguat signifikan, pada perdagangan hari ini harga minyak sawit mentah kontrak futures (CPO) melorot. Ada indikasi ambil untung yang dilakukan oleh trader mengingat data ekspor diramal turun.

Kemarin, harga CPO kontrak pengiriman tiga bulan ditutup naik 1,64% ke level RM 2.850/ton. Namun hari ini harga CPO turun 0,28% ke level RM 2.842/ton.

Harga CPO melesat lagi setelah Perdana Menteri Pakistan mengatakan akan membeli lebih banyak minyak sawit dari Malaysia untuk mengkompensasi turunnya impor minyak sawit dari India.


Seperti yang diketahui bersama, saat ini hubungan bilateral India dan Malaysia sedang tak baik-baik saja. Beredar kabar, India melakukan aksi boikot terhadap produk minyak sawit asal Negeri Jiran karena kritik pedas yang dilayangkan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad atas sikap India yang dinilai anti-Islam.

India pun geram dan memilih untuk melakukan aksi boikot minyak sawit Malaysia. Walau kabar ini dibantah oleh India, ekspor Malaysia ke India sejak Oktober menurun drastis.

Sehingga perkataan Imran Khan, selaku perdana menteri Pakistan itu jadi sentimen positif yang mengerek naik harga CPO.


Walaupun Pakistan janji beli lebih minyak sawit Malaysia dan output bulan Januari diperkirakan turun, ada sentimen lain yang memberatkan harga CPO yaitu penurunan ekspor.

Saat ini trader tengah menanti rilis data minyak sawit yang akan dipublikasikan oleh dewan minyak sawit Malaysia (MPOB) pada Senin nanti untuk dianalisis keseimbangan suplai dan demand-nya.

"Sementara ekspor Januari dipastikan suram, ekspor untuk bulan Januari pun juga masih berpotensi tertekan" kata Sathia Varqa co-founder perusahaan analitik untuk minyak sawit yang berbasis di Singapura.

Sentimen yang juga menyebabkan harga komoditas ini tertekan adalah merebaknya virus corona di China sebagai pembeli minyak sawit terbesar kedua di dunia setelah India.

Patogen yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China bagian tengah ini sekarang sudah menyebar ke berbagai penjuru dunia.

Virus yang masih satu golongan dengan penyebab SARS ini juga menyerang sistem pernapasan dan menyebabkan pneumonia pada orang yang terinfeksi.

Menurut laporan terbaru John Hopkins CSSE, jumlah orang yang terjangkit virus ini sudah mencapai 31.477.

Kasus terbanyak dilaporkan di China. Sampai saat ini China telah melaporkan 31.165 kasus orang yang positif terinfeksi virus ini. Sebanyak 312 kasus dilaporkan di 27 negara lainnya.

Jumlah korban meninggal juga terus bertambah. Virus corona baru ini telah merenggut nyawa 638 orang. Korban meninggal kebanyakan dilaporkan di China mencapai 636 orang. Dua kasus meninggal dilaporkan di luar China. Satu di Hong Kong dan satu di Filipina.

[Gambas:Video CNBC]



Jika hal ini terus terjadi dan penyebaran virus semakin tak terkontrol, maka jelas akan berdampak pada terganggunya permintaan minyak nabati yang berpotensi menekan kinerja ekspor negara-negara produsen seperti Malaysia dan Indonesia.

Selain itu, harga minyak nabati lain di bursa China juga mengalami penurunan. Harga minyak kedelai kontrak di bursa komoditas Dalian turun 0,5%, sementara harga minyak sawit kontrak di bursa yang sama juga terpangkas 0,2% Dua hal ini lah yang membuat harga CPO cenderung melorot pada perdagangan hari ini.



TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Harga CPO & Emas Kompak Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular