
Sah! Perusahaan Prajogo Pangestu Rights Issue Jumbo Rp 62 T
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
06 February 2020 13:58

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemegang saham emiten petrokomia, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) menyetujui rencana penambahan modal melalui skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Bisa (RUPSLB), Rabu (5/2/2020).
Dengan demikian, TPIA, berpotensi menggalang dana rights issue jumbo bila mengacu pada prospektus terkait rencana penerbitan saham baru sebanyak-banyaknya 7,16 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 200 per saham.
Belum ditetapkan harga pelaksanaan dari rights issue ini. Namun, bila mengacu pada data perdagangan per sesi pertama Kamis (6/2/2020), harga saham TPIA berada di kisaran Rp 8.675 per saham, maka bila dana rights issue yang dihimpun bisa mencapai lebih dari Rp 62 triliun.
Perusahaan dengan kode saham TPIA ini akan menggunakan seluruh dana hasil right issue untuk belanja modal dan meningkatkan kapasitas produksi perseroan atau entitas anak.
"Penambahan modal dengan HMETD III akan dilaksanakan setelah diperolehnya ijin pemegang saham dalam RUPS dan pernyataan efektif dari OJK," tulis manajemen Chandra Asri, Jumat (20/12/2019), dalam keterbukaan informasi.
Dampak aksi korporasi ini, pemegang saham yang tidak menggunakan haknya untuk memesan saham baru dalam HMETD ini akan terdilusi maksimal 29%.
Mengacu data pemegang saham TPIA per 29 November 2019, PT Barito Pacific Tbk (BRPT) menggenggam kepemilikan sebesar 41,51%. SCG Chemicals Company Limited menggenggam 30,57%, Prajogo Pangestu sebesar 14,78%. Sedangkan porsi kepemilikan di bawah 10% digenggam publik dan Marigold Resources Pte Ltd.
Dituliskan sebelumnya, Chandra Asri Petrochemical memang sedang membutuhkan investasi senilai US$ 5 miliar atau Rp 70 triliun membangun pabrik kedua di Cilegon. Untuk memenuhi kebutuhan investasi tersebut, perseroan berencana melaksanakan penambahan modal melalui skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dan mengundang investor strategis.
Investor Relation PT Barito Pacific Tbk (BRPT), induk dari TPIA, Allan Alcazar menjelaskan, pabrik kedua ini akan dibangun di Cilegon yang dilaksanakan secara bertahap. Targetnya, tahun 2025 pabrik kedua Chandra Asri akan rampung.
"Rights issue itu strategi mereka untuk pendanaan CAP II, mereka butuh US$ 5 miliar untuk pembangunan total," kata Allan Alcazar, saat ditemui di kawasan SCBD Jakarta, Kamis (26/12/2019).
(hps/hps) Next Article Chandra Asri Galang Dana Jumbo, Analis: Pasar Respon Positif
Dengan demikian, TPIA, berpotensi menggalang dana rights issue jumbo bila mengacu pada prospektus terkait rencana penerbitan saham baru sebanyak-banyaknya 7,16 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 200 per saham.
Belum ditetapkan harga pelaksanaan dari rights issue ini. Namun, bila mengacu pada data perdagangan per sesi pertama Kamis (6/2/2020), harga saham TPIA berada di kisaran Rp 8.675 per saham, maka bila dana rights issue yang dihimpun bisa mencapai lebih dari Rp 62 triliun.
Perusahaan dengan kode saham TPIA ini akan menggunakan seluruh dana hasil right issue untuk belanja modal dan meningkatkan kapasitas produksi perseroan atau entitas anak.
Dampak aksi korporasi ini, pemegang saham yang tidak menggunakan haknya untuk memesan saham baru dalam HMETD ini akan terdilusi maksimal 29%.
Mengacu data pemegang saham TPIA per 29 November 2019, PT Barito Pacific Tbk (BRPT) menggenggam kepemilikan sebesar 41,51%. SCG Chemicals Company Limited menggenggam 30,57%, Prajogo Pangestu sebesar 14,78%. Sedangkan porsi kepemilikan di bawah 10% digenggam publik dan Marigold Resources Pte Ltd.
Dituliskan sebelumnya, Chandra Asri Petrochemical memang sedang membutuhkan investasi senilai US$ 5 miliar atau Rp 70 triliun membangun pabrik kedua di Cilegon. Untuk memenuhi kebutuhan investasi tersebut, perseroan berencana melaksanakan penambahan modal melalui skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dan mengundang investor strategis.
Investor Relation PT Barito Pacific Tbk (BRPT), induk dari TPIA, Allan Alcazar menjelaskan, pabrik kedua ini akan dibangun di Cilegon yang dilaksanakan secara bertahap. Targetnya, tahun 2025 pabrik kedua Chandra Asri akan rampung.
"Rights issue itu strategi mereka untuk pendanaan CAP II, mereka butuh US$ 5 miliar untuk pembangunan total," kata Allan Alcazar, saat ditemui di kawasan SCBD Jakarta, Kamis (26/12/2019).
(hps/hps) Next Article Chandra Asri Galang Dana Jumbo, Analis: Pasar Respon Positif
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular